Posts

Showing posts from March, 2021

MENDORONG ANAK GIAT BERLITERASI

Image
Ilustrasi: literasipublik.com. Dalam setiap kesempatan mengajar saya senantiasa menantang anak-anak untuk menulis. Mereka saya minta menguraikan pandangan mereka tentang topik tertentu. Topik apa saja yang sekiranya bisa membuat mereka mengaktifkan nalarnya dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Suatu ketika saya melihat tong sampah yang ada di dalam kelas. Maka seketika itu juga saya beri mereka tantangan untuk menyatakan sudut pandangnya. Bahwa seorang guru itu harus siap menjadi tong sampah bagi orang lain, terutama murid-muridnya. Saya beri mereka satu minggu menuliskan apa yang ada dalam hati dan pikiran mereka tentang topik tadi. Ini bukan materi ujian. Bukan juga tugas kuliah. Sama sekali tidak ada hubungan dengan matakuliah yang saya asuh. Saya hanya ingin mereka belajar berekspresi melalui tulisan. Tidak ada paksaan dalam hal ini. Siapa saja yang bersedia dan mau menerima tantangan boleh lakukan. Siapa saja yang mau meluangkan waktu untuk belajar menulis, dipersilakan.

MENDAPAT KEJUTAN PAKET BUKU

Image
Foto: cover buku Pak Tjip & Bu Rosa Kemarin sore, tepatnya pukul 19.15 wita, saya mendapat kiriman paket. Paket yang dikirim melalui jasa pengiriman JNE. Paket itu diantar oleh kurirnya dan sampai di tangan saya. Saya menerimanya langsung. Senang rasanya medapat kejutan itu. Paket ini dikirim oleh Pak Ikhwanul Halim. Beliau mengirimkannya, seperti yang tertulis di resi pengiriman, tanggal 24 Feburari 2021 pukul 15.25 wib dari Jakarta. Beratnya 1 Kg dengan ongkos kirim sebesar Rp. 60.000. Pak Ikhan, demikian panggilannya, adalah editor sekaligus pemilik penerbitan PIMEDIA. Setelah sehari perjalanan dari Jakarta, kemarin saya menerima langsung dari kurir. Ia mengantar ke alamat kampus. Terima kasih, Pak Kurir! Sudah semalam itu masih berkeliling mengantar paket kiriman untuk saya. Saya tidak tinggal di sekitar kampus. Rumah saya sekitar 15 KM dari kampus. Ya, harus saya bilang bahwa saya tinggal di kampung dengan alamat yang agak rumit. Karena belum ada nama jalan dengan urutan

GOODBYE AND SO LONG NOEKELE!

Image
Ilustrasi dari id.pinterest.com Kami menempati sebuah rumah setengah tembok milik Opa di Noekele. Rumah setengah tembok itu maksudnya sepertiga dari dinding rumah itu tembok. Sepertiga itu mulai dari fondasi ke atas. Sisanya ditutupi dengan papan atau bebak . Rumah itu diapit oleh rumah keluarga Ruben Ome di sebelah Timur. Di sebelah Barat keluarga Luis Sula. Di Selatan keluarga Felipus Muni. Dan agak jauh di sebelah Utara melintasi sebuah got kecil terdapat rumah keluarga Daud Thao dan keluarga Filipus Tanau. Lorrinne sekolah di SD Negeri Besleu. Ia duduk di kelas satu walau baru berusia lima tahun. Terpaksa ia belajar di kelas satu karena sekolah itu yang paling dekat dengan rumah. Jaraknya sekitar kurang lebih tiga kilometer. Juga karena tidak ada TK di sana. Sewaktu di Jakarta ia pernah belajar di TK. Jadi menurutku tidak masalah. Istriku sibuk mendaftarkan diri mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil. Ya, untuk menjadi guru. Setiap hari ia ‘mengukur’ jalan dengan rute y

MUNGKIN TUHAN BELUM BERKENAN

Seyogyanya aku terus mengadakan penetrasi dengan mengirim hasil-hasil karya ke media cetak. Seharusnya aku terus kirim tulisan apakah ke majalah, tabloid, atau harian. Ke media-media yang paling tidak di skup kecil saja. Tapi seperti yang kujelaskan sebelumnya, aku jera. Jera karena butuh dana ekstra. Dan aku juga jera karena minus dalam kualitas. Aku masih harus dan terus mengikiskurangi berbagai kekurangan dalam diriku. Lebih dari itu, seperti yang sudah kukemukakan dalam lembaran sebelumnya, bahwa aku sedang berada dalam masa tempaan. Tuhan sedang memprosesku untuk menjadi ‘sesuatu’ yang lebih baik. Aku tak perlu ngotot . Ibarat buah, aku tak perlu memaksakan diri agar matang sebelum waktunya. Aku justru menanti masanya. “…, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya.” Demikian pengajaran Raja Salomo dalam Pengkhotbah tiga ayat tujuh belas. Ia adalah orang yang paling bijak sepanjang masa yang pernah hadir di muka bumi ini. Itu tidak berarti aku hanya diam ber

KARYAKU BELUM BERTERIMA (TERUS BERJUANG & ULET)

Karya yang paling banyak kuhasilkan dari hobi yang kutekuni adalah menulis dan memotret. Dari menulis aku telah menyelesaikan beberapa cerpen, esai dan lainnya. Semuanya itu sudah kubundel (jilid) secara manual/sendiri sebagai dokumentasi pribadi. Aku jadikan sebuah buku yang kuberi judul: Kumpulan Hasil Kreasi, Opini & Iseng. Sedangkan dari hobi fotografi kebanyakan aku menghasilkan gambar-gambar alam. Gambar yang kuabadikan dari balik kamer adalah seperti: Kembang, pemandangan, juga manusia dan berbagai aktivitasnya. Sebagian hasil karyaku ini, menulis dan foto, pernah aku kirim ke berbagai media cetak. Tapi hanya beberapa yang mendapat respon. Karya-karya yang kukirim itu ada yang dikembalikan, ada juga yang tidak. Mungkin telah ditongsampahkan. Ya, tak apalah. Itu adalah kedaulatan redaksi yang terhormat. Sekalipun belum berterima, aku tak berhenti memproduksi. Ketika ada ide untuk menulis, aku tulis. Bila ada kesempatan untuk mengambil foto/gambar, aku potret. Itu semua kula

TANAH PUN ENGGAN BERSAHABAT (TERUS BELAJAR)

Image
Foto: kibrispdr.org Sejak kecil Papa telah membiasakan kami anak-anaknya untuk mencintai lingkungan. Caranya mengajari kami bersahabat dengan lingkungan adalah dengan menanam pohon. Tidak satu pun dari kami yang terluput dari menanam pohon di halaman rumah kami. Papa menggali lobangnya. Tapi kami yang meletakkan benihnya ke dalam lobang tersebut. Semua kami diperlakukan sama. Tidak ada yang tidak menanam pohon. Walaupun hanya satu pohon. Itu adalah suatu keharusan bagi kami anak-anaknya. Satu hal yang mengherankanku adalah kondisi tanamanku. Tanaman kakak dan adikku begitu subur menghijau. Mereka tumbuh dengan gagah menjulang menjunjung langit. Daunnya lebat berseri menggapai matahari. Buahnya banyak dan gemuk-gemuk. Tapi tidak demikian dengan tenamanku. Mereka seperti terseok tersendat tumbuhnya. Padahal kami melakukannya dengan cara yang sama. Kami menanam di lingkungan yang sama. Mendapat perhatian yang sama pula. Melihat perbedaan-perbedaan itu aku berpikir demikian: “Mungk

TERKONDISI SEBAGAI ORANG SISA-SISA

Image
Gambar:tribunews.com Aku telah menceritakan semua yang aku alami sejak kecil. Dan seperti disimak bahwa hampir seluruh perjalanan hidupku mengalami hal yang pahit. Cerita atau pengalaman-pengalaman yang tercecer yang tidak mendapat bagian di halaman-halaman sebelumnya akan aku utarakan di sini. Aku percaya bahwa pengalaman-pengalaman itu bukan sengaja direncanakan untuk diterapkan kepadaku. Mungkin hanya kebetulan. Atau mungkin aku salah menginterpretasi. Mungkin pula, aku terlalu sensitif dan berprasangka buruk dalam menilai keadaanku. Namun demikinlah kenyataannya. Tapi tidak masalah. Karena setiap orang senantiasa mengalami naik-turunnya hidup. Hidup tidak selalu aman nyaman. Tidak juga selalu pahit getir. Setiap kita mendapatkan porsi yang pas adil berimbang dari Tuhan Sang khalik, Pencipta kita. Bila aku menengok ke belakang sejak kecil, dalam hal tertentu aku diperlakukan lain. Yang kuingat cukup kental dalam kepalaku adalah masalah uang. Mungkin Papa dan Mama tidak bermaks

CUACA YANG TAK TERPREDIKSI MENYEBABKAN SULIT BEREKSPRESI

Image
Sumber: republika.co.id. Selama Bulan Januari dan Februari cuaca tak terprediksi. Dalam situasi langit cerah tetiba bisa hujan lebat selebat-lebatnya. Atau awan gelap menggelantung tapi takada hujan setitik pun. Sungguh kondisi yang sulit diterka. Memang sekarang ini kita masih berada di musim penghujan. Itu sebabnya curah hujan yang turun sungguh luar biasa derasnya. Selain curahnya yang deras, ia juga tak berhenti mengalir. Bisa sepanjang hari bahkan sampai beberapa hari tanpa henti. Bagi para petani curah hujan demikian membawa kebahagiaan yang tak terkira. Karena sawah dan ladang mereka membutuhkannya. Mereka dengan riang menerimanya dan bahagia sekali melihat tanamannya tumbuh dengan sehat. Sebaliknya bagi mereka yang berkarya di kantor dan/atau lembaga-lembaga tertentu, itu suatu hambatan. Sebab mereka akan mengalami kesulitan mencapai tempat kerjanya. Apalagi mereka yang harus pergi dan pulang kantor dengan kendaraan umum. Atau bagi mereka yang berkendaraan roda dua (motor

WEBINAR SOSIALISASI MATERI DIKLAT CKS

Image
Ilustrasi: infokomputer.grid.id Seharian kemarin saya mengikuti webinar dari pagi hingga sorenya. Ia diselenggarakan oleh Kemendikbud selama dua hari. Mulai Rabu, 3 Maret 2021 dan Jumat, 5 Maret 2021. Webinar ini hanya diikuti oleh mereka yang diundang. Mereka yang sudah tercantum namanya di dalam daftar. Kebetulan nama saya ada, walau tercantum di nomor terakhir, 397. Ini adalah lanjutan kegiatan yang pernah dilakukan pada tahun 2020 yang lalu. Dengan penyelenggara yang sama yaitu Diklat Pengajar Calon Kepala Sekolah (CKS). Setelah kami menanti kurang lebih satu tahun, akhirnya datang juga pengumuman itu. Ia sekaligus juga sebagai undangan untuk webinar dimaksud. Mereka menyebut webinar kemarin dan nanti Jumat nanti dengan istilah Sosialisasi Penyelarasan Substansi Materi Diklat CKS. Materi yang disosialisasikan tidak baru. Materi lama yang dibarukan. Sehingga dalam kegiatan itu ada beberapa hal yang ditambahkan ke dalam materi yang sudah ada. Saya beruntung karena diberi kesemp

NEGARA TIDAK BOLEH BERBISNIS DENGAN RAKYATNYA

“Saya hanya mengingatkan pada Adinda Menteri, negara tidak boleh berbisnis dengan rakyatnya. Tidak boleh. Apapun alasannya, tidak boleh.”   Pagi ini saya mendapat kiriman video dari salah seorang teman anggota grup WA. Sepintas, gambarnya tidak terlihat jelas siapa dan sedang apa. Tidak jelas siapa karena mereka bermasker. Hanya tampak 3 orang lelaki mengenakan kemeja batik dan seorang perempuan berbaju ungu. Tulisan di bawah gambarnya yang menjelaskan siapa mereka dan sedang apa. Mereka adalah para anggota Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan RI, Kepala BPOM, dan Dirut Bio Farma. Mereka sedang mengadakan rapat kerja dan rapat dengar pendapat. Maka, saya iseng membuka demi mengetahui apa gerangan isinya. Kenapa iseng, karena biasanya saya enggan membuka video semacam itu. Sebab biasanya juga berisi hal-hal yang sudah saya ketahui sehingga lebih banyak tidak menariknya. Tetapi kali ini saya keliru. Sebab ketika saya klik, ada sesuatu yang menggugah perhatian saya. Dan cukup

KUASAI 3 HAL INI, JIKA INGIN JADI GURU OLAHRAGA!

Image
Sumber: binakarir.com Barangkali pembaca masih ingat momen-momen tertentu kala belajar olahraga dulu. Belajar olahraga waktu di bangku sekolah. Katakanlah di sekolah menengah saja. Yaitu di bangku esempe dan esema . Sebab di masa ini seseorang telah mampu mengingat suatu kejadian atau kondisi secara detail dan runut. Mari sejenak menapak tilas menelusuri kembali bagaimana belajar olahraga ketika itu. Pasti ada banyak hal yang menyenangkan. Tapi kemungkinan tidak sedikit pula yang menyebalkan. Masing-masing kenangan (menyenangkan atau menyebalkan) itu memiliki alasannya tersendiri. Situasi yang menyenangkan atau menyebalkan itu biasanya datang dari beberapa faktor. Di antaranya adalah faktor: diri sendiri (pelaku olahraga itu), teman-teman (kelompok, kelas atau sepermainan), gurunya, dan perlengkapan olahraga yang dipunyai. Pertama , berasal dari diri sendiri. Yaitu akan menyenangkan bila si pelaku menyukai olahraga. Sebaliknya, menyebalkan kalau ia tidak suka olahraga. Sebab tid

JANGAN HARBABIRUK, ITU BURUK!

Image
Ilustrasi: beritasatu.com Jang harbabiruk! Begitu hardik orangtua kami di kampung, Kupang, bila kami berlaku tidak sopan. Frasa itu akan terdengar dari mereka bila kata-kata dan/atau sikap kami tidak berkenan. Itu cara mereka membentuk kami. Agar hingga dewasa nanti kami tidak harbabiruk . Apa itu harbabiruk? Harbabiruk ini adalah terminologi bahasa Kupang yang aku sebut sebagai dialek Kupang. Istilah yang menggambarkan tabiat seseorang. Kosa kata yang menunjukkan sikap dan kecenderungan seseorang. Kata ini akan dilontarkan kepada mereka yang menunjukkan ketidaksopanan. Dia adalah sebuah kecenderungan bertingkah laku. Bertingkah laku yang kurang terpuji. Tindak tanduk negatif. Perangai yang membuat orang-orang di sekeliling tidak nyaman. Bukan hanya tidak nyaman tapi juga jengkel dan berang. Agar jelas mari aku ajak Anda menengok artinya di kamus. Kosa kata ini ada di dalam kamus Pengantar Bahasa Kupang karangan June Jacob dan Charles E. Grimes (2003:87). Di lema harbabiruk di