SEKRETARIS
Pada suatu rapat Dewan Guru SMA Tunas Karya aku ditunjuk sebagai sekretaris. Aku divitakompli sebagai sekretais panitia Ebta/Ebtanas tahun akademik sembilan dua sembailan tiga. Itu suatu kehormatan tapi tantangan berat buatku. Tugas yang harus kuemban adalah menangani masalah surat-menyurat, menyiapkan laporan-laporan berupa uraian dan angka-angka. Aku terperangah mendengar keputusan itu. Persoalannya aku tak mampu mengoperasikan komputer. Melihat kegelisahanku, teman yang duduk persisi di sebelahku menyikut dan berkata: “Tenang Joy, terima aja .” Sarannya tanpa beban. Dia tidak tahu kalau aku seperti ditiban papan yang berjibun. Di luar ruangan baru aku jelaskan duduk masalahnya kepada temanku yang menyikut tadi, Drs. Rudi Buntoro. Aku memberitahukannya bahwa aku buta soal komputer. Aku belum pernah bekerja menggunakan mesin tulis kotak berkaca itu. “ Gimana gua bisa jadi sekretaris?” Begitu keluhku. Mendengar keluhan itu dia tidak berempati dan mengasihaniku. Ia justru mendo...