GARING

Garing dan renyah adalah predikat paling tepat untuk peyek yang nama lengkapnya rempeyek. Ia bisa dikategori sebagai makanan bebas terserah. Maksudnya, dia bisa menjadi makanan pembuka, pendamping atau penutup tergantung situasi. Disebut makanan pembuka ketika mengunyahnya sambil menunggu kedatangan menu utama di rumah makan atau restoran. Dia menjadi makanan pendamping saat menyantap menu utama peyek diselipkan di antara suapan yang dilumat. Atau sebagai makanan penutup manakala ia digigit kriuk renyah dengan bunyi irama tertentu yang berkejaran bersaing dengan lafal kata yang keluar di sela bincang-bincang ringan demi menghabiskan waktu seusai makan berat.

Ia terbuat dari campuran kacang tanah yang menyatu dalam adonan tepung berempah beraroma khas penggugah selera. Adonannya tidak boleh terlalu kental atau encer sekali. Harus di antaranya agar menghasilkan ketebalan tertentu sehingga gampang matang. Adonan yang demikian juga akan menampakkan tampilan berpola tak beraturan yang cantik dengan tekstur renyah dan garing yang memberi efek ketagihan. Tekstur renyah dan garing inilah salah satu cirikhas peyek favorit. Favorit karena bisa dikonsumsi oleh semua orang dari semua umur dan kalangan.

Anda bisa bayangkan kalau peyek itu alot dan susah diputus dikunyah oleh opa oma yang pakai gigi palsu. Wow…ampunilah! Pasti si pembuat akan didoakan agar cepat bertobat. Semoga tidak ada dan jangan pernah terbersit niat produsen peyek di seluruh nusantara tercinta ini untuk melakukan hal berbahaya itu. Sebab kalau itu terjadi, ia akan lebih kejam dari bro corona. Maaf sekedar intermezzo!

Peyek atau rempeyek memang seharusnya garing dan renyah. Apalagi di saat-saat ini yang lagi – terpaksa – marak menerapkan istilah-istilah Inggris yang membuat kita meringis, lockdown, stay at and work from home. Tidak ada pilihan tapi tak apa. No Problema. Ayo, fokuslah bekerja dan belajar daring boleh sambil berbaring ditemani peyek garing.

Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Senin, 20 April 2020 (11.11 wita)

Comments

  1. Rosmalinda AzizApril 19, 2020 at 9:32 PM

    Sangat kebayang kali pak kalau opa oma makan peyek alot. Gigi palsu langsung tanggal.😀😀😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teaching is TouchingAugust 9, 2021 at 8:15 AM

      Hahahaha...makanya jangan sampai ada yang iseng buat peyek alot... Terima kasih àtas komentarnya.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TEACHER

Image
Gambar: Dokpri Sekitar bulan Oktober tahun 2002 saya diberi hadiah oleh salah seorang murid bernama Hulda. Waktu itu dia masih duduk di kelas delapan alias kelas dua SMP. Dia datang mendekati saya sambil memberikan hadiah yang berbentuk kotak kubus kecil. Kemasan kotaknya rapi dan kokoh. Bagus dipandang. Itu dilakukannya di lapangan ketika saya akan melatih basket dalam kegiatan ekstrakurikuler SMP. Kegiatan ekstrakurikuler ini berlangsung di sore hari sekitar jam tiga wib. Yaitu sehabis jam pelajaran. Sesudah bel pulang sekolah berdentang. Dan akan berakhir di jam lima kurang lebih.   Senang sekali saya menerimanya kala itu. Karena menurut saya ini spesial. Spesial karena saya belum lama mengajar di sekolah itu. Sebab saya baru bergabung tanggal satu September 2002. Artinya baru satu bulanan saya mengajar mereka. Entah apa yang mendorongnya memberi hadiah spesial itu kepada saya. Entahlah! Tapi apapun motivasinya saya menerimanya dengan sukacita dan berbinar-binar. Saat meny...
Read more

BERIRING

Image
Ilustrasi: travel.tempo.com. Beriring adalah kebiasaan orang Timor. Terutama kami yang hidup di kampung pedalaman. Satu kebiasaan yang – mungkin – tak dipunyai teman-teman dari suku lain di se antero nusantara ini. Sekali lagi, kebiasaan itu adalah berjalan beriringan. Dari mana dan ke mana saja selalu beriring. Dari rumah ke tempat-tempat ibadah dan sebaliknya. Mau kondangan dan sepulangnya. Menuju ke tempat keramaian apapun ataupun kembalinya. Semua dilakoni dengan berjalan beriring. Beriring artinya setiap individu berada dalam satu barisan panjang. Satu banjar yang mengekor ke belakang. Beriring dalam suka maupun duka. Beriring saat senang pun susah. Mereka selalu berjalan beriring dalam satu iringan panjang mengular. Dalam beriringan itu, masing-masing membawa dirinya dalam diam membisu. Kecuali ada sesuatu yang mendesak untuk diomong. Maka omongannya akan disampaikan secara sekedar. Ala kadar. Yaitu dibicarakan tanpa tatap muka. Mereka bercakap tanpa kontak mata. Banjar y...
Read more

AKU ADA SEBAGAIMANA AKU ADA KARENA MEREKA ADA BAGIKU

Image
Penaikan Bendera di Istana Negara: hot.liputan6.com Ilustrasi: dokpri Indonesia tepat berulang tahun ke 76 hari ini yaitu Selasa tanggal 17 Agustus 2021. Ia bisa ada karena para pendahulu, para pejuang dan para pendirinya telah bertarung nyawa demi melahirkan dia. Ya, Indonesia ada dan tetap kokoh berdiri karena orang-orang terdahulu telah memperjuangkannya dan kini kita wajib mempertahankannya. Dirgahayu Indonesiaku! Tema yang diusung dalam memperingati hari kemerdekaan RI ke 76 tahun ini adalah: Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh! Indonesia akan semakin tangguh karena ia terus bertumbuh. Ia tangguh menghadapi segala ancaman karena ada kesadaran rakyatnya yang tumbuh untuk mempertahankan eksistensinya. Di hari kemerdekaan ini pula aku ingin menuliskan cerita tentang beberapa orang hebat. Yaitu mereka yang telah menjadikan aku tangguh dan tumbuh sebagaimana adanya aku sekarang. Uluran tangan mereka telah membuatku tegak berdiri dengan gagah menantang dunia hingga kini. Kendatipun...
Read more