MULAI TUGAS TUGAS MULIA

Ilustrasi: growink.id.

 

Mengajar bagiku adalah tugas mulia. Karena aku mengarsiteki jiwa anak muda menjadi pribadi-pribadi tangguh. Darinya mereka menjadi pribadi dengan daya nalar kritis yang keren. Dan menjadi pribadi dengan daya psikomotor yang kokoh. Serta menjadi pribadi dengan daya welas asih mengagumkan.

Mengajar menjadi sebuah gaya hidup bagiku. Karena telah menjalaninya sejak tahun 1986 ketika masih berstatus sebagai mahasiswa. Dan hingga kini aku masih melakoninya. Dan akan terus aku jalankan hingga maut menjemput. Dalam diriku akan terasa kosong jika aku tidak mengajar.

Dan aku telah belajar untuk mengajar bukan dengan berteori semata. Tapi sebisa mungkin aku mengajar dengan contoh hidup yang kupunyai sesederhana apa pun itu. Sebisa mungkin aku tidak hanya menyampaikan teori-teori pembelajaran yang teoretis semata.

Hari ini adalah hari pertama aku bertemu dengan mahasiswa Prodi Akuntansi UPG 1945 NTT. Aku belum pernah membayangkan akan berada di tengah orang-orang hebat itu. Orang-orang pilihan yang memiliki standar akademik yang tinggi menurutku. Itu yang membuatku agak was-was. Mampukah aku bereksplorasi berkolaborasi dengan mereka?

Aku ada di sana di rengah-tengah mereka dalam kapasitasku sebagai dosen MKU. Ia hanya merupakan mata kuliah pendamping. Artinya mata ajar yang tidak terlalu penting. Atau malah tidak penting sama sekali karena tidak ada koneksitas langsung dengan keahlian mereka sebagai calon Akuntan. Ia cuma sebatas bidang ilmu penggembira.

Walaupun begitu aku berusaha melakukan yang terbaik menurut pemandanganku. Karena kesadaran itu, aku mengajak mereka untuk tidka terlalu menguras energi. Sebab itu, kami telah bersepakat untuk sama-sama belajar dalam suasana rileks.

Tapi itu tidak lantas berkonotasi santai, apalagi berleha-leha. Mereka justru mengusulkan satu prinsip belajar yang bersahaja tapi keren sekali. Prinsip yang mereka usulkan kepadaku adalah: Teri ketus. Sejenak aku terpana dan bertanya dalam diam: Memangnya ada teri yang ketus gitu? Ternyata itu sebuah akronim: Tetaplah rileks kendati serius.

Kata mereka, dengan situasi belajar seperti itu tidak akan lebih mudah menyerap bahan pembaelajaran yang disampaikan. Selain itu juga, mahasiswa dan dosen akan berinteraksi dengan lancar. Karena tidak ada tekanan apa pun dari mana pun.

Diam-diam, aku mengagumi cara berpikir mereka yang murah meriah tapi padat berisi. Baiklah para pemuda hebat. Semoga kita sama-sama saling membantu dan saling mengingatkan agar bisa mempraktikkannya. Yaitu menerapkan prinsip belajar berakronim unik yang diusulkan itu.

Karena hari adalah pertemuan perdana, kami hanya bertukar informasi saling berkenalan. Sebab dengan mengenal akan memudahkan untuk bekerjasama. Tentunya bekerjasama melakukan yang terbaik demi mengejar cita-citanya. Demi mengasah dan mengasuh pribadinya agar kelak menjadi individu-individu yang berintegritas berkualitas.

Ya, hari ini aku telah memulai tugas ini sebagai suatu tugas mulia. Semoga Tuhan mampukanku menjadikan mereka pribadi-pribadi mulia pula. Pribadi mulia yang terbentuk melalui proses pembelajaran yang memberdayakan. Bukan proses pembelajaran yang menyusahkan pun yang menggampangkan.

Tabe, Pareng, Punten!

 

Tilong-Kupang, NTT

Kamis, 23 September 2021 (13.40 wita)

Comments

  1. Nama saya Bethania I.M Dapa Taka.
    Prodi Akuntansi(kelas B).
    Saya sangat setuju dengan suasana belajar yang rileks karna para mahasiswa akan belajar dan berinteraksi dengan nyaman tanpa ada tekanan.
    Menurut pengamatan saya banyak sekali mahasiswa yang mengalami tekanan dalam proses pembelajaran dan itu sangat berpengaruh buruk,Contohnya:semua mahasiswa itu pintar&mempunyai wawasan yang sangat luas tapi karna tekanan dari cara mengajar para dosen membuat mahasiswa takut untuk menyatakan pendapat,berekspresi&bahkan berpikir kritis.Nah ini sangat berpengaruh buruk dalam proses perkuliahan.Oleh sebab itu saya mahasiswa dari prodi Akuntansi sangat setuju dengan suasana belajar yang rileks karna akan membawa para mahasiswa mempunyai energi postif,berwawasan&semangat belajar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima Kasih, Bethània sudah membaca n tinggalkan jéjak komentar.

      Tapi sebaiknya jangàn suasana rileks Dari pengàjar. Kalian harus mampu ciptakan relaksasi belajar itu.

      Cobalah! Gb!

      Delete
  2. NAMA SAYA:SESILIA LERE
    PRODI: AKUNTANSI (KELAS B)

    saya setuju dengan pembelajaran yang membangun mahasiswa untuk tetap semangat dalam menggapai sebuah impian atau cita_cita,disini juga saya ingin menambahkan beberapa hal,bahwa pembelajaran tidak hanya dilihat dari kemampuan saja,tetapi juga harus benar_benar dilihat dari kemampuan dan potensi mahasiswa ketika memberi tugas atau ujian,dan juga mahasiswa dan dosen harus membangun interaksi,supaya suasana kelas juga tidak terlalu kaku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima Kasih, Sesilia. Apapun suasana belajarnya, janganlah membiarkan diri berada dalam tekanan. Biasakan rileks dalam belajar. Kitalah yang kendalikan situasi, bukan sebaiknya.

      Delete
  3. Nama:Orance Aquilina Atonis
    Prodi:Akuntansi (Kls B)
    Dengan membaca artikel ini, belajar secara rileks membangun mahasiswa tetap semangat dalam belajar .Semoga kita yang baru ini bisa lebih serius dalam belajar dan tidak ada tekanan atau masalah apapun.Kita juga belajar membiasakan diri untuk membaca dalam menambahkan wawasan dan kemampuan berpikir.Dengan terus membaca dan giat belajar, kita akan menjadi orang-orangan hebat dan berguna utuk sesama...Ayo kita membangun semangat belajar dengan banyak membaca.����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima Kasih untuk semangat yang luar biasa, Orance.

      Semoga kamu menjadi salah seorang yàng membangun semangat belajar teman2mu. Gb!

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TIDAK PAKE JUDUL

POIRHAQIE de KRISSIEN

TERKONDISI SEBAGAI ORANG SISA-SISA