LAIS MAFE MA MONE ANBI TILONG
![]() |
Mempelai perempuan saat peminangan: dokpri. |
![]() |
Foto sesudah peminangan: dokpri. |
Lais mafe ma mone anbi Tilong artinya hal
ihwal tentang pernikahan di Tilong. Prosesi pernikahan di Tilong memiliki 4
tahap yang tetap. Artinya di setiap pernikahan yang diselenggarakan mesti
melalui tahap-tahap itu. Kedua keluarga yang terlibat secara langsung yang
menjadi promotor acara tersebut.
Yang menjadi
komunikator adalah kedua calon mempelai. Sedangkan komunikannya adalah keluarga
masing-masing. Kedua pasangan yang sudah bersepakat untuk melanjutkan ke
jenjang pernikahan memberitahukan ke orangtua masing-masing. Informasi yang
diberitahukan adalah tentang keseriusan keduanya.
Inisiatif selanjutnya
biasanya berasal dari pihak lelaki yang akan mempersunting seorang perempuan.
Dia akan berembuk dengan keluarganya bagaimana mengambil perempuan itu sebagai
istrinya. Untuk sampai ke jenjang pernikahan, ada tahapan yang harus mereka
lalui. Berikut uraiannya!
Perkenalan
Tahap
perkenalan yang dimaksud di sini adalah antarsesama orangtua. Yaitu antara
orangtua dari pihak lelaki dan orangtua pihak perempuan. Sebab kedua anaknya
telah menjalin hubungan yang serius. Maka mereka mempertemukan orangtua
masing-masing untuk saling berkenalan. Dan untuk seterusnya bakal menjadi satu
keluarga besar.
Kami
mengistilahkan situasi di tahap perkenalan ini dengan: Mam pua luman maun luman. Arti hurufiahnya adalah hanya makan atau
mengunyah sirih dan pinang saja. Sedangkan arti yang lebih mendalam dari frasa
itu adalah bicara-bicara lepas atau baomong.
Yaitu omong omongan ringan bersahaja sebagai anak manusia dan/atau anggota
masyarakat.
Ada tujuan
lain yang ingin dicapai di tahap mam pua luman
maun luman tersebut. Jadi tidak hanya berkenalan pribadi lepas pribadi
antarsesama orangtua. Tetapi mereka juga akan berembuk bersama demi membangun
sebuah kesepakatan. Mereka bersama-sama akan menentukan hari peminangan.
Bokan
Bokan adalah kosakata bahasa Timor yang àrtinya
menegur. Bokan biasanya berasal dari
pihak keluarga perempuan terhadap keluarga lelaki. Bokan atau teguran itu dilayangkan karena ada ketidakpatutan yang
dilakukan. Tindakan yang entah sengaja pun tidak.
Tindakan yang
yang dimaksud adalah yang melanggar tatasusila. Atau yang merobek membran
kesusilaan. Sebuah perbuatan yang melampaui norma agama, norma hukum dan adat
istiadat. Misalnya karena anak gadisnya telah hamil sebelum menikah. Maka bokan ini akan disampaikan pada pihak
lelaki.
Kalau hubungan
kedua anak manusia itu berada di jalan yang benar maka disebut: Han Baisenut. Arti langsung kedua kata
ini adalah jeritan permohonan. Yaitu suatu penyampaian permohonan dalam sujud
yang taksim dari pihak lelaki agar keluarga perempuan sudi menerima mereka.
Sebab kedatangan mereka adalah sebuah tindakan nekad yang tulus.
Kenapa
kedatangan rombongan keluarga lelaki dikatakan tindakan nekad? Karena mereka
tidak tahu apakah bakal diterima atau tidak. Sebaliknya, itu merupakan usaha
yang tulus pihak lelaki. Sebab calon pengantin pria sungguh-sungguh mencintai
calon mempelai perempuan yang disambanginya.
Syarat upacara
pinangan adalah pihak lelaki wajib membawa oko
mama dengan semua ikutannya. Oko mama
adalah sebuah kotak anyaman dari daun lontar. Ia sebagai tempat meletakkan dan
membawa sirih pinang serta uang. Selain itu, mereka harus membawa po’uk yaitu selendang khas tenunan Timor
berukuran kecil, cincin kawin, dan lain-lainnya.
Lipa oko
Seorang jubir
(juru bicara) diperlukan dan sangat berperan di tahap bokan dan lipa oko.
Orangtua kedua pihak tidak diperkenankan berbicara. Maka semua pesan yang ingin
disampaikan harus dikomunikasikan kepada jubir. Supaya tidak keliru nantinya. Jika
keliru dalam penyampaian akan panjang ikutannya. Tuntutannya bisa
berlipat-lipat.
Sebelum acara lipa oko dimulai harus ada utusan dari
pihak lelaki ke rumah perempuan. Utusan itu membawa sebuah misi, yaitu: Nabasi nakbeo. Artinya pemberitahuan
bahwa kami, pihak lelaki sudah ada di sekitar kediaman perempuan.
Sekembalinya
utusan lelaki, akan ada 2 utusan perempuan yang mendatangi rombongan pihak lelaki.
Mereka juga membawa sebuah misi yang disebut: Naskau artinya mempersilakan. Kedua utusan pihak perempuan ini
merupakan indicator bahwa orangtua perempuan sudah bisa menerima rombongan
lelaki.
Ada sebuah
catatan penting yang perlu pembaca ketahui. Yaitu bahwa baik utusan lelaki
maupun perempuan pada saat menjalankan misinya wajib membawa oko mama. Tempat yang ada sirih
pinangnya. Oko mama adalah sarana
atau perantara sebelum menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya.
Tahap lipa oko ini disebut juga dengan terang
kampung, prosesi perkawinan secara adat. Kami mengibaratkannya dengan istilah pua makuke maun makuke. Artinya pinang
dan sirih yang masih muda. Di lipa oko
ini dilakukan apa yang dinamakan mapuat.
Yaitu persembahan dari pihak lelaki bagi orangtua perempuan dan unsur
pemerintah setempat.
Sedangkan bagi
khalayak yang menghadiri acara tersebut dilakukan naupua po ho. Yaitu membersihkan sampah yang berserakan selama
acara lipa oko berlangsung. Maknanya sebagai
sebuah penyampaian bahwa pihak perempuan sudah menerima pinangan lelaki. Itu
dilambangkan dengan penyajian minuman atau sirih dan pinang. Ini juga berarti
bahwa perempuan ini adalah menjadi milik seseorang, jangan diganggu!
Di tahap ini
pun ada pemberian belis atau mas
kawin. Ia diumpamakan dengan pua mnasi
Manu mnasi. Arti hurufiahnya adalah buah pinang dan buah sirih yang sudah
matang (tua). Mas kawinnya tergantung kesepakatan saat bokan atau baisenut. Jadi
tidak selalu sama antara urusan pernikahan satu dengan yang lainnya.
Puncak acara
di tahap lipa oko mereka sebut dengan
kaus nono. Arti harafiahnya adalah
mencaplok atau mencuri/merampok. Yaitu bahwa perempuan ini sudah diambil oleh
orang lain (pasangannya) dari tengah-tengah orangtuanya.
Karena sudah ‘dicuri’
maka harus ada ganti sebagai sebuah konsekwensi. Yakni seorang lelaki harus
meninggalkan tanaman atau ternak betina agar bisa berkembang biak. Ini
merupakan ingat-ingatan kepada anak perempuannya yang telah dibawa ‘kabur.’
Kabin
Tahap terakhir
dari sebuah prosesi pernikahan adalah mengucapkan janji suci pernikahan. Ini
adalah kesepakatan tertinggi dan terakhir dari kedua rumpun keluarga. Mereka
sama-sama mengusung kedua anaknya sebagai pasangan sejati juga sehidup semati
untuk masuk dalam sebuah mahligai rumahtangga.
Tahap ini
disebut dengan kabin. Upacaranya
dilangsungkan di gereja dengan disaksikan oleh jemaat, keluarga, handaitolan
dan pemerintah. Mereka akan menerima sakramen kudus oleh rohaniwan yang
berwenang. Dan menandatangani akte nikah di depan pemerintah sebelum masuk
dalam sakramen kudus tadi.
Sesudah
upacara pemberkatan di gereja, kedua mempelai akan menginap semalam di rumah
orangtua perempuan. Keesokan harinya, mereka akan memasuki sebuah momen yang disebut
lari baroit. Yaitu memboyong mempelai
perempuan ke lingkungan kediaman lelaki. Atau rumah orangtua mempelai pria.
Di momen lari baroit itu, pihak perempuan akan
membawa antarannya berupa perlengkapan rumahtangga, beras, dan lain-lain. Ini
sebagai wujud kasih sayang orangtua kepada anak perempuannya. Momen itu
dirayakan dengan sebutan, Mam tasbo artinya
mengunyah sirih pinang dan merokok. Maksudnya adalah makan bersama.
Tabe, Pareng, Punten!
Tilong-Kupang, NTT
Rabu, 29 September 2021 (20.36 wita)
Wow super.
ReplyDeleteIngin sekali bisa menyaksikan prosesi pernikahan di Tilong .
Yang sangat sakral.
Terima Kasih, Bu Tiwi. Begitulah tahàp2 yang harus ditémpuh sepasang manusia hingga bersatu di sebuah rumàhtangga.
Delete