AIR TILONG MENGALIR SAMPAI JAUH
Air mengalir: pelajaran.co.id.
Mata airmu
dari Solo
Terkurung
gunung seribu
Air mengalir
sampai jauh
Akhirnya ke laut
Anda masih
ingat syair di atas, bukan? Tentu semua orang ingat sekali. Syair itu adalah lirik
lagu Bengawan Solo, keroncong terkenal Indonesia gubahan Gesang yang sudah
mendunia. Sebagai bukti bahwa ia mendunia, Anda bisa memintanya pada Mbah Google dan ia akan menunjukkannya.
Bahwa banyak orang dari bangsa-bangsa lain mampu menyanyikannya dengan fasih.
Mbah Gesang
mau memberitahukan kepada dunia bahwa air Bengawan Solo itu melimpah. Saking
melimpahnya sehingga ia mengalir terbuang ke laut. Pastinya setelah
dimanfaatkan secara bijaksana oleh masyarakat Solo. Sehingga yang terbuang
adalah yang tidak terpakai.
Berdasarkan
cerita syair itu, aku terilhami untuk mau juga menceritakan tentang air Tilong.
Aku terdorong pula untuk mengungkapkan kepada dunia bahwa Tilong pun berlimpah
airnya. Air yang memenuhi kebutuhan hidup masyarakat banyak.
Kami di Tilong
memiliki bendungan dengan kapasitas tampung sebesar 19 juta meter kubik. Bendungan
ini debangun sejak tahun 1998 dan baru diresmikan di tahun 2002. Peresmiannya
dilakukan oleh Presiden Megawati Sukarnoputri pada hari Minggu, 19 Mei 2002. (Liputan6.com.,
20 Mei 2002).
Malah
diberitakan dalam nttonlineno.com.,
tanggal 16 September 2016 bahwa kebutuhan air di Kota Kupang bergantung pada
Bendungan Tilong. Dari sini Anda bisa menyimpulankan bahwa betapa pentingnya
Bendungan Tilong. Ia menopang kehidupan masyarakat kota Kupang dengan menyuplai
air hingga ke dalam rumah tangga masing-masing.
Ini berbanding
terbalik dengan kami masyarakat Tilong. Malah boleh kubilang sangat ironis.
Kenapa? Sebab air Bendungan Tilong yang melimpah itu tidak dinikmati oleh
masyarakat Tilong sendiri. Air itu mengalir ke Kupang dengan limpah, tapi tidak
setetes pun mampir di rumah-rumah kami orang Tilong.
Sebagai
gantinya, kami justru membeli air yang dibawa truk-truk tanki dari Kupang. Kami
menyuplai air ke Kupang tapi membeli air dari Kupang. Bukankah ini sebuah
ironi? Padahal kamilah yang seharusnya terlebih dahulu menikmati air dari
Bendungan Tilong.
Tapi itu tidak
kami dapatkan. Aku pun tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Apakah memang
Bendungan Tilong dibangun hanya untuk masyarakat di luar Tilong? Atau apakah Tilong
itu kampung kecil yang terpencil sehingga masyarakatnya tidak layak mendapatkan
air bersih nan bergengsi dari PDAM? Entahlah!
Ya, sudah.
Biarlah itu menjadi misteri kecil masyarakat kecil di Tilong. Hanya ada satu
harapan, semoga pemerintah yang adalah wakil Allah di dunia ini mampu menyikapi
dengan bijak. Dengan begitu semoga suatu saat, yang entah kapan, kami
masyarakat Tilong mendapatkan aliran air bersih dari bendungan kebanggaan kami
itu.
Oleh karena
itu, aku ingin menutup uraian ini dengan mengutip kembali syair di awal tulisan
ini. Syair Pak Gesang itu aku ubah sedikit
mengikuti rasa dalam hati kami. Biarlah syair berikut sebagai representasi
mulut masyarakat Tilong.
Mata airmu
dari Tilong
Terkurung
gunung Nefosamene
Air mengalir
sampai jauh
Tak masuk rumah kami
Tabe, Pareng, Punten!
Tilong-Kupang,
NTT
Senin, 12 September 2021 (19.55 wita)
Pak Dosen, Koq bisa begitu. Air Tilong itu adalah hak paten masyarakat situ.Sebelum ke tempat lain harus terpenuhi dulu yang jadi rumahnya dong.
ReplyDeleteItu dia yang menjadi pertanyaan. Tàpi apa mau dikata itulàh kenyataan hidup.
DeleteTerima Kasih, Bu Lily sudah mampir n tinggalkan jejak. Gb!