PERSIAPAN BERBAGI SECARA DARING
![]() |
Ilustrasi: lokerjogja.id. |
Hari ini aku ingin
mempersiapkan diri untuk menyampaikan materi secara daring nanti. Aku akan
berbagi pengetahuan dan keterampilan menulis bagi teman-teman. Yaitu mereka
yang tergabung dalam grup WA sebuah komunitas.
Komunitas itu bernama:
Menulis Buku Inspirasi. Ia diinisiasi dan juga dikomandani oleh Dra. Lilis
Sutikno, S.H. Beliau adalah seorang guru senior di Kabupaten Kupang. Ia selalu
diminta sebagai pembicara dalam berbagai kegiatan. Apakah yang berhubungan
dengan kepenulisan atau pun keguruan.
Kegiatan ini disebut dengan
nama: Pelatihan Menulis. Pelatihan ini terselenggara berkat kerjasama Grup WA
MBI dan Agupena Nusa Tenggara Timur. MBI adalah Menulis Buku Inspirasi,
sedangkan Agupena adalah Asosiasi Guru Penulis Nasional (wilayah NTT).
Yang menjadi sasaran
akhir dari pelatihan ini adalah setiap peserta menghasilkan sebuah tulisan.
Para peserta diarahkan untuk menulis sesuai tema yang disepakati. Tema itu
telah ditentukan oleh panitia (Pengurus Agupena dan WAG MBI). Dan tulisan-tulisan
itu akan dijadikan buku antologi.
Teman-teman yang
bergabung di WAG MBI berasal dari berbagai belahan Indonesia. Kebanyakan dari
mereka memiliki latar belakang guru. Yang lainnya terdiri dari para karyawan,
tenaga medis, siswa, dan lain-lain.
Walaupun kegiatan ini merupakan
sebuah pelatihan, tapi bukan berarti mereka tidak bisa. Tidak berarti mereka
datang tanpa keterampilan. Sebab banyak yang sudah menghasilkan karya-karya
keren. Tidak sedikit pula yang malah sudah menerbitkan buku.
Karena itu, aku
menyebutnya bukan pelatihan. Tetapi ajang kumpul-kumpul bersua di udara di
dunia maya yang nyata dengan memanfaatkan teknologi. Mereka ada di dumata (dunia maya yang nyata) itu untuk
berdiskusi ringan. Juga untuk, sebisa mungkin, saling berbagi memberdayakan
satu sama lain.
Bersebab dari situlah
aku harus siapkan diri. Tapi harus jujur kubilang bahwa ini bukan persiapan
menyampaikan materi. Ia lebih kepada persiapan berbagi cerita remeh-temeh
seputar menulis. Persiapan mental dan fisik, tepatnya. Karena diskusinya
lumayan agak malam sesudah lelah bekerja di hari terang.
Panitia memberiku
tanggung jawab untuk menyampaikan ini: “Jadikan Menulis Sebagai Kebiasaan
Sehari-hari.” Wow, sobat! Aku deg-degan. Berdebar-debar. Semoga aku
sanggup merampungkannya nanti secara elok bestari. Kenapa semoga? Sebab aku
belum pernah dalam suasana seperti itu.
Selain belum pernah
berada di situasi ini, aku juga bukanlah penulis yang produktif sekali. Dan,
tidak setiap hari aku menghasilkan tulisan laiktayang dan laikbaca. Kalau pun
ada, hanyalah kisah remeh temeh. Kareseh peseh yang receh-receh. Maka aku
berkata: Berdebar-debar dan semoga bisa.
Sebelum berpamitan, aku
tampilkan kata-kata pamungkas dari sang proklamator Indonesia, Bung Karno: “Ever onward, no retreat.” Arti bebasnya
kekira, kalau sudah melangkan maju, jangan pernah mundur. Atau sekali maju tak
boleh lagi ada kata mundur. Ada juga pepatah Indonesia yang tak kalah
cantiknya: “Sekali layar terkembang,
pantang biduk surut ke pantai.”
Jadi walau deg-degan karena belum pernah, aku akan
maju. Pantang mundur. Semoga dengan dukungan dan doa teman-teman pembaca, aku
berhasil. Injinkan aku sedikit bergenit nginggris
gaya milenial: “Wish me luck!”
Sop sedap dengan daun
seledri
Bila dikecap di siang
bolong
Aku harus mantap bersiap diri
Walau dari kampung kecil,
Tilong
Tabe, Pareng, Punten!
Tilong-Kupang,
NTT
Sabtu, 28 Agustus 2021 (13.50 wita)
Comments
Post a Comment