TULIS TERBIT SEBARKAN

Gambar: Perpusnas Press

Perpustakaan Nasional mengadakan sebuah webinar pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2021. Webinar ini diselenggarakan dalam rangka memperingati ulang tahun kedua Perpusnas Press. Panitia penyelenggara yang adalah redaksi Perpusnas Press mengusung tema yang menggugah, yaitu: Tulis Terbit Sebarkan.

Kegiatan webinar ini dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi zoom. Dimulai pukul 09.00-12.00 wib. Peserta yang tergabung berjumlah 299 orang yang berasal dari seluruh pelosok Nusantara. Jumlah itu adalah data statistik yang terpantau dan tertera di layar monitor.

Mereka yang hadir dan bergabung rerata memiliki latar belakang sebagai penulis, guru, dosen dan juga pustakawan. Sayangnya tidak tercatat secara rinci berapa masing-masing profesi itu. Juga tidak terdata secara detail berapa jumlah laki-laki dan perempuannya.

Acaranya dibuka oleh pembacara acara dilanjutkan dengan mendengarkan lagu Indonesia Raya. Kemudian peserta disuguhkan beberapa informasi seputar Perpusnas dengan segala kompleksitasnya. Sesudah itu corong diserahkan kepada moderator untuk memandu acara hingga tuntas.

Moderator yang memandu jalannya webinar dan diskusi adalah Bapak Edi Wiyono. Beliau adalah Pemimpin Redaksi Perpusnas Press. Sedangkan narasumber yang menyajikan materi ada dua orang. Yaitu Bapak Anton Wahyu Prihartono dan Bapak Yanuardi Syukur.

Pemateri pertama adalah Bapak Anton Wahyu Prihartono dengan judul paparan: Menulis Opini: Strategi Tulisan Tembus Media Massa. Beliau berprofesi sebagai seorang wartawan. Saat ini ia dipercayakan mengemban tugas sebagai Pemimpin Redaksi Harian Jogja.

Dalam pemaparannya, beliau menekankan beberapa poin penting sehubungan dengan menulis opini. Poin-poin yang merupakan strategi agar tulisan bisa diterima oleh redaksi. Di antaranya: Tema harus aktual, argumentasinya harus kuat dan logis, panjang tulisan berkisar antara 5000-6000 karakter, gunakan kalimat pendek, dan bahasa yang mudah dipahami serta judul yang memikat.

Selain itu, disampaikan pula bahwa tulisan sudah harus sampai di meja redaksi 10 hari sebelumnya. Misalnya menulis tentang Hari Kemerdekaan, maka 10 hari sebelumnya tulisan itu sudah masuk ke redaksi.

Narasumber kedua adalah Bapak Yanuardi Syukur. Beliau adalah seorang penulis buku yang produktif. Ia juga adalah Presiden Rumah Produktif Indonesia. Materi yang disampaikan berjudul: Menulis Draf Pertama: Teknik Mengolah Berbagai Sumber Mnejadi Naskah Buku.

Beliau mengawali penyajiannya dengan bertanya: Kenapa tidak bisa menulis dan terbitkan buku? Padahal di sekeliling kita terdapat banyak sekali sumber. Lalu ia sendiri menjawabnya: Karena tidak ada orientasi menulis buku, tidak ada pelecut untuk menulis, atau tidak tahu cara menuliskannya.

Agar bisa menghasilkan tulisan, ia memberi tiga jalan keluar sebagai solusi. Pertama, menulis buku secara kolaboratif (dengan beberapa orang) yang biasa disebut antologi. Kedua, menulis buku dari kumpulan tulisan sendiri. Atau yang ketiga adalah menulis “buku harian” di media sosial.

Ia juga menawarkan cara-cara merawat semangat menulis. Yaitu: 1. Menulis harus setiap hari walaupun hanya satu paragraf. 2. Membaca (hal baru) setiap hari agar pikiran senantiasa diperkaya dengan informasi yang baru. 3. Mencatat setiap hari berbagai inspirasi yang diperoleh dari medsos, website atau dari buku apa saja yang ditemui.

Dan di akhir paparannya, ia menyarankan agar setiap penulis melakukan tiga hal ini ketika draf buku sudah selesai. Satu, membaca kembali seluruh isinya sehingga bisa didapati jelas tidaknya pengungkapan pembahasan. Dua, menyunting sendiri agar tidak ada yang salah. Dan terakhir, terbitkan. Bisa di penerbit mayor atau indie.

Demikianlah beberapa hal yang dapat kutangkap dari webinar Perpusnas Press kali ini dan bagikan kepada pembaca sekalian. Semoga tulisan ini dapat menjadi amunisi inspirasi baru. Amunisi untuk menghasilkan literasi bergizi bagi semua anak bangsa.

 

Tabe, Pareng, Punten!

 

Tilong-Kupang, NTT

Kamis, 29 Juli 2021 (00.35 wita) 

Comments

  1. Kereeen... Ndan saya copi paste penyataan Presiden RPI yaa. Bagus, kemaren saya tak ikut. Pas kegiatan ada di rumah sakit Carolus Bornomeus Belo, di Sikumana atas jalur 40.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Komandan! Ya, Lanjut! Saya juga baru sadar kalau beliau adalah Presiden RPI setelah Saya baca teliti.

      Salam sehat, Salam hormat. Gb!

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

POIRHAQIE de KRISSIEN

BELAJAR = PEMAKSAAN PEMBIASAAN DIRI

TIDAK PAKE JUDUL