MOTHER THERESA: MENGENAL DIRI SENDIRI MEMBUAT KITA BERLUTUT DENGAN RENDAH HATI
![]() |
Gambar: dari aplikasi WA |
Aku mendapat kiriman
informasi ini melalui aplikasi WA. Informasi yang sudah lama tersimpan di
arsip. Dan aku menemukannya kembali secara tidak sengaja ketika sedang mencari-cari
sesuatu. Ya, kata orang pintar, blessing
in disguise. Berkat yang tersembunyi.
Judul yang tertera
terpampang di sana adalah: Cara-cara
mencapai kerendahan hati. Kemudian diutarakan di bawahnya poin-poin yang
harus dilakukan jika ingin memperoleh kerendahan hati. Atau sikap rendah hati
yang mumpuni.
Lalu tulisan yang paling
bawah adalah petikan kutipannya, yaitu: Mengenal diri sendiri membuat kita
berlutut dengan rendah hati. Kita harus mengenal diri baru bisa memiliki
kerendahan hati. Dengan kata lain, seseorang tak akan mungkin bersikap rendah
hati jika ia tak mengenal dengan baik siapa dia sesungguhnya.
Kiranya tidak keliru
bila kubilang bahwa sikap rendah hati itu tidak bisa diperoleh karena paksaan
dari luar diri orang yang menginginkannya. Ia harus berani menaklukkan diri
sebagai syarat mutlak menuju rendah hati. Dan langkah-langkah menaklukkan diri
adalah seperti yang tertulis dalam gambar di atas.
Semua langkah yang
tertera itu berasal dari Mother Theresa, sang Bunda sejagat. Ia tidak hanya
menyampaikannya dalam bentuk kata-kata belaka. Ia telah melakukannya. Ia telah
mempraktikkannya. Ia telah mengalahkan dunia dengan kerendahan hatinya. Ia
sudah menaklukkan dunia dengan menaklukkan diri terlebih dahulu.
Semoga kita, kau dan aku,
mampu mengimplementasikannya dalam keseharian kita. Supaya dengan begitu kita
bisa memiliki kerendahan hati yang sejati. Bukan yang dibuat-buat. Bukan
kerendahan hati yang dipaksakan. Tapi kerendahan hati sebagai gaya hidup.
Berikut
langkah-langkahnya yang aku coba elaborasi semampuku. Sekiranya ada yang kurang
pas, Anda bisa menyempurnakan dengan memberitahukanku lewat kolom komentar di
akhir tulisan ini.
Berbicara Sesedikit Mungkin Tentang Diri Sendiri
Berbicara adalah
kebutuhan. Berbicara adalah upaya menyampaikan apa yang terkandung dalam hati
dan pikiran. Lewat berbicara pula bisa ada saling memahami antarmanusia. Kita
memahami orang lain dan mereka bisa mengerti kita.
Takada seorang pun di
dunia ini yang tidak berbicara. Semua orang pasti berbicara, tak terkecuali
teman-teman tunawicara. Mereka akan berusaha dengan segala cara agar orang lain
bisa dan mau mengerti dirinya.
Yang jadi persoalan
banyak orang senang berbicara tentang hal-hal negatif pada orang lain.
Sebaliknya menonjolkan hal-hal yang baik-baik dari dirinya sendiri. Sebaiknya
mari kita menyampaikan hal-hal positif dan membangun dari orang lain. Dan
berbicaralah sesedikit mungkin tentang diri pribadi.
Uruslah Persoalan
Pribadi
Ada sebuah frasa dalam
bahasa Inggris menyatakan seperti ini: Think
globally, but act locally. Arti harafiahnya: Berpikirlah yang luas
mengglobal, tapi lakukanlah hal-hal yang ada di sekitar kita yang ada dan
melekat pada diri kita. Jangan dibalik.
Faktanya di dalam
kehidupan nyata, masih banyak orang yang hanya memikirkan diri sendiri dan/atau
kelompoknya. Tapi mengurusi mengerecoki pekerjaan orang lain yang bukan
bagiannya (bahasa birokrasinya, tupoksi). Ada juga yang bilang overlapping atau tumpang tindih.
Sebaiknya kita berfokus
menyelesaikan apa yang menjadi kewajiban kita. Apa yang menjadi tugas dan
tanggung jawab itulah yang patut dikerjakan. Jangan memasuki areal persoalan
atau tugas orang lain.
Hindari Rasa Ingin Tahu
Adalah normal jika
seseorang ingin mengetahui sesuatu yang belum ada dalam perbendaharaannya.
Sebab manusia diciptakan dengan rasa ingin tahu yang besar. Itu karena
kemampuan akal dan berkehendak bebas yang Tuhan karuniakan. Makanya ia selalau
ingin tahu. Istilah anak muda adalah kepo.
Fokus rasa ingin tahu
yang positif adalah pada hal-hal yang membangun diri tapi tdak merusak orang.
Sederhanya, jangan ingin tahu persoalan orang lain sebagai senjata untuk
menjatuhkannya. Pribadi yang sehat adalah yang tidak mencari-cari persoalan
atau yang tidak mau membesar-besarkan persoalan apa pun.
Jangan Mencampuri Urusan
Orang Lain
Suka mencampuri urusan
orang adalah tindakan mencelakakan diri sendiri juga orang lain. Apa kriteria
mencampuri urusan orang? Ketika kita memasuki wilayah privasi orang artinya
sudah mencampuri urusannya.
Bila seseorang yang
memiliki beban persoalan tetapi dia tidak ingin menyampaikan kepada siapa pun
adalah privasinya. Sesuatu yang tak boleh diketahui orang lain. Jika demikian
maka hindarilah. Kata orangtua, jang merecoki sebab dia tidak membutuhkan
bantuan.
Sebaliknya jika ia
meminta pertolongan kita untuk memecahkan masalahnya, bolehlah dibantu.
Sekiranya juga bila ia telah menceritakannya, maka biarlah itu menjadi rahasia
berdua. Jangan disebarluaskan kepada orang lain.
Terimalah Pertentangan
dengan Kegembiraan
Hidup ini tidak selalu dalam
ketenangan. Tidak selalu dalam damai. Malah mungkin banyak pertentangan.
Artinya orang lain tidak selalu sependapat dengan kita. Tidak selalu memiliki
kesamaan berpikir.
Seandainya mengalami
pertentangan dengan orang lain terimalah itu dengan senang hati. Jangan biarkan
itu menjepit kebebasan berpikir. Dan tidak perlu pula mengotak atik otak untuk
berpikir negatif. Jangan biarkan ketidaksepahaman itu menginap dalam diri.
Jangan Memusatkan
Perhatian Kepada Kesalahan Orang Lain
Begitu pun dengan
kesalahan orang lain yang kebetulan kita tahu betul. Itu tidak harus menjadi
alasan untuk terus berfokus padanya. Sebab semakin memberi perhatian pada
kesalahan orang, maka kebaikannya akan tertutup. Seolah ia selalu hidup dalam
kesalahan.
Takada untungnya
menyimpan kesalahan orang lain. Sebab kita sendiri juga tidak luput dari
berbuat salah. Akan lebih baik melihat kesalahan sendiri untuk diperbaiki
daripada kesalahan orang lain. Lihatlah perbuatan baik dan benar yang dilakukan
orang. Dengan begitu kita memelihara dan menjaga mental kita aga tetap sehat.
Terimalah Hinaan dan
Caci Maki
Sekiranya ada orang yang
menghina dan mencaci kita, tidak perlu dibalas. Terima dengan senang hati.
Dengan memposisikan diri sebagai orang yang hina dina dan papah, kita belajar
untuk merendahkan diri.
Selain itu juga, kita
tidak akan menguras energy untuk mencari cara membalasnya. Dengan tidak
membalas hinaan orang juga berarti kita takmau diri kita terluka. Sebab mereka
yang suka menghina orang lain, kemungkinan lebih hina dari yang dihina.
Terimalah Perasaan Tak
Diperhatikan, Dilupakan dan Dipandang Rendah
Terkadang kita merasa
tidak diperhatikan, malah dilupakan dan direndahkan. Tidak mengapa. Maka akan
lebih menguntungkan jika kita terbiasa menempatkan diri sebagai orang
sisa-sisa. Orang rendah. Orang tak berguna.
Daripada memposisikan
diri sebagai orang penting dan tidak dihargai orang. Itu sangat tidak
menyenangkan. Maka bila ingin menjadi orang yang sehat mental dan rendah hati,
terimalah setiap kali tidak diperhatikan, dilupakan atau direndahkan.
Mengalah terhadap
Kehendak Orang Lain
Mengalah tidak sama
dengan kalah. Mengalah adalah kemenangan tanpa bertarung. Tapi banyak orang
tidak mau mengalah. Sebab pikirnya, mengalah sama dengan tidak berdaya. Jadi
harus terus ditentang dan ditantang. Jika sikap takmau mengalah yang diambil,
itu justru sebuah kekalahan.
Mengalah terhadap
kehendak orang lain (argumentasi, pendapat, dll.) adalah cara meringankan beban
pikiran dan rasa tertekan. Semakin membiarkan pikiran dan rasa kita tertekan
sama dengan membuka jalan menuju dunia penyakit yang bakal membunuh dengan
kejam.
Terimalah Celaan Walaupun
Anda Tidak Layak Menerimanya
Tidak jarang kita
mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan yang kita perbuat Lalu dicela, tak
perlu reaktif secara berlebihan. Bila kita menerima celaan itu dengan tenang,
ia akan merasa seperti sedang menjunjung bara api. Sebab walaupun dia mencela tidak
berarti kita tercela.
Bersikap Sopan dan Peka,
Sekalipun Seseorang Memancing Amarah Anda
Tidak sedikit pula orang
yang suka memancing agar kita jengkel dan marah. Itu tidak akan terjadi bila
kita tetap peka terhadap setiap perkataan orang. Dengan kepekaan itu, kita
mampu menentukan sikap. Apakah perlu dibantah atau tidak.
Semakin kita mampu mengontrol
emosi untuk tidak marah, orang yang suka memancing amarah akan semakin
kehilangan akal. Ia tak berkutik. Kehabisan cara. Sebab kita mampu meredam atau
menangkal dan membelokkan semua anak panah yang terarah pada kita.
Jangan Mencoba Agar
Dikagumi Orang
Bila kita ingin dikagumi
orang artinya kita sedang berusaha menambal yang normal menjadi abnormal.
Bersikap wajar apa adanya lebih mendatangkan kekaguman. Lebih dikagumi orang
daripada berupaya untuk dikagumi. Dengan demikian kita berada di atas ambang
batas kenormalan.
Bersikap Mengalah Dalam
Perbedaan Pendapat, Walaupun Anda yang Benar
Pada suatu saat tertentu
kita merasa pendapat kita benar. Tidak keliru. Tetapi justru dibilang salah,
takmasuk akal dan seterusnya. Tidak perlu bersitegang. Simpan saja energi dengan
mengalah. Itu sangat elegan.
Pilihlah Selalu yang
Tersulit
Sering kita
diperhadapkan pada banyak alternatif. Banyak pilihan. Dan di banyak pilihan itu
ada yang gampang ada juga yang susah. Pelik. Sulit. Agar kita semakin terasah,
pilihlah yang tersulit. Jangan manjakan diri dengan pilihan yang gampang. Sebab
semakin kita menantang diri dengan hal yang sulit, semakin kita mampu terbang
tinggi.
Sekali lagi, semoga kita
mampu melakukannya sehingga menuntun kita menjadi pribadi-pribadi yang rendah
hati. Semoga dengan pertolongan Tuhan kita mampu mewujudkannya.
Tabe, Pareng, Punten!
Tilong-Kupang, NTT
Rabu, 21 Juli 2021 (23.32
wita)
Luar biasa, Pak Guru.
ReplyDeleteTerima kasih, Ibu Lily. Sesungguhnya yang biasa adalah Mother Theresa. Dunia sungguh berterima kasih padanya karena ia senantiasa menampakkan sikap rendah hati yang tulen.
DeleteKeren bapa
ReplyDeleteTerima kasih. Gb!
DeleteMantap bapak, sy juga simpan posionnya Sr Teresa, sy tempel di dinding supaya sy selalu ingat utk tetap rendah hati, bisa mengalah dan menerima hinaan dari siapapun dengan ketabahan dan doa
ReplyDeleteTerima kasih, Bu Eti. Kta bisa belajar Dari siapa saja demi kemajuan diri. Mengalah bukan suatu kekalahan.
DeleteSalam sehat, Salam hormat!