BAGAIMANA CARA MENULISNYA?

Ilustrasi: duniakaryawan.com.

Judul di atas adalah pertanyaan lain yang biasa ditanyakan oleh banyak orang. Ketika mereka diimbau untuk menulis, maka salah satu pertanyaan yang dilontarkan adalah ini. Entah itu pertanyaan yang sungguh atau karena ingin menutupi keenggnannya menulis. Biarlah itu menjadi rahasia diri pribadi para penanya.

Untuk itu, aku ingin mengurai sedikit tetangnya. Tentang bagaimana cara menulis. Bagaimana cara mewujudpindahkan pikiran jadi tulisan. Bagaimana menuangkan pikiran bernas ke atas sehelai kertas atau ke layar bening mesin tulis.

Semoga uraian ini bisa memberi kelepasan atau jalan keluar. Semoga ia dapat menjadi solusi sederhana bagi siapa pun yang ingin menyatakan dirinya lewat tulisan. Semoga ia pun dapat menjadi asupan bergizi demi memberi tuntunan yang melegakan.

Dengan begitu, makin banyak orang yang tergerak untuk mengungkapkan segala yang terkandung dalam benak dan hatinya. Hal apapun yang darinya banyak orang lain bisa belajar menemukan jati dirinya. Dari sana, ia bisa memperkaya batin para pembacanya.

Pembaca yang terhormat, sesungguhnya semua orang telah tahu dan paham bagaimana caranya menulis. Karena sejak di bangku sekolah kita telah diajarkan bagaimana cara menulis. Maka yang dibutuhkan agar jadi tulisan hanya keberanian. Yaitu keberanian memulai. Keberanian menghapus rasa enggan. Keberanian memaksa diri.

Agar tidak mengulur-ulur waktu, biar aku menjawab pertanyaan di atas. Aku berharap jawaban-jawaban itu dapat mejadi amunisi bagi teman-teman untuk segera memulai menulis. Dan aku juga berharap Anda, para sahabat tidak tersakiti dengan jawaban yang kusampaikan.

Pakai Bolpen dan Kertas

Sampai sekarang di jaman canggih ini masih ada saja orang memakai bolpen atau potlot dan kertas untuk menulis. Cara dan alat menulis konvensional ini masih dan akan terus diperlukan. Walau sederhana tapi bermanfaat. Ia tidak lekang terhimpit teknologi hebat.

Jika perlengkapan ini yang dipakai untuk menulis, maka tekanlah mata bolpen ke atas kertas hingga jadi kata. Kata apa saja yang tertoreh keluar dari pikiran. Dari satu kata itu akan berangkai-rangkai kata berikutnya mengikuti. Dia akan menjadi kalimat dan terus berkembang jadi alinea.

Dari satu alinea, dia akan menjadi dua, tiga, empat dan banyak alinea lainnya. Jadilah dia sebuat cerita. Sebuah paparan cantik menawan yang bisa ditawarkan kepada publik biar dibaca. Ia menjadi bacaan yang membangun memperkaya kepribadian mereka yang membacanya. Mulailah mewujudkannya!

Pakai Mesin Tulis

Tidak sedikit orang telah memiliki mesin tulis canggih dalam segala bentuk dan tipe. Ada computer yang diletakkan menetap di atas meja yang disebut PC. Ada juga laptop yang bisa dimobilisasi. Mesin tulis yang bisa dibawa ke mana saja. Atau telepon pintar yang tidak repot membawanya karena bisa diseblipkan di kantong baju atau celana.

Sekiranya Anda memakai mesin tulis untuk berkarya, tekanlah jari jemari di atas papan bersimbol huruf agar kelihatan berbentuk kata. Kalau sudah dapat satu kata, lanjutkan lagi dengan kata berikut. Begitu seterusnya hingga informasi yang ingin dituangkan tuntas terselesaikan.

Menulis dengan mesin tulis: dokpri

Percayalah sobat, bahwa Tuhan telah mengaruniakan kecerdasan dan keterampilan pada setiap orang. Dia telah melengkapi setiap kita dengan paling sedikit satu talenta. Tidak ada seorang pun yang tidak diberi kecakapan. Jangan gembokmatikan karunia itu.

Sederhananya begini, kawan! Semua orang bisa berpikir, berbicara, merasa dan/atau melakukan sesuatu. Pindahkan saja apa yang dipikir, yang mau dibicarakan, yang dirasa atau yang ingin dilakukan. Tuangkan ke atas kertas atau ke layar monitor dengan cara menuliskan kata demi kata. Tuliskan secara runut berurut. Selesai! Takada yang susah, bukan?

Misalnya ada keinginan untuk menulis tapi pertanyaan di atas tadi terus mengejar membuntuti kita. Jangan pusing. Mulai saja menulis. Mainkan jari Anda yang lentik dan luwes hingga ada kata tertata terbaca. Seperti ini.

Sebenarnya aku ingin menulis sebuah cerita yang sudah ada di dalam pikiranku. Tapi ketika keinginan itu muncul, aku takbisa mewujudkannya. Soalnya aku bingung mau tulis apa. Trus cara tulisnya gimana. Bagus atau tidak jadinya nanti. Semua kendala itu muncul terus. Jadi aku ragu. Aku gak bisa nulis.

Tapi mulai hari ini aku bertekad untuk memulainya. Aku akan melakukannya dengan kemampuan yang ada padaku. Semoga tulisanku bisa dimengerti oleh orang yang membaca. Minimal diriku sendiri bisa paham apa yang kutulis. Rasa itu sudah cukup. Sebuah langkah maju yang tidak main-main.

Itu dia contohnya, teman! Itu baru soal keinginan menulis yang belum kesampaian. Ternyata sudah menjadi dua alinea setelah dituangkan. Belum lagi kalau ditambah dengan menguraikan masing-masing kendala itu. Jadilah sebuah keluh kesah yang dapat berubah menjadi cerita yang asyik dibaca.

Baiklah, kawan! Aku percaya Anda sudah taksabar untuk menulis. Jadi biar aku berhenti di sini. Selamat menelorkan tulisan apik nan bergizi.

Tabe, Pareng, Punten!

 

Tilong-Kupang, NTT

Selasa, 27 Juli 2021 (08.08 wita) 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

POIRHAQIE de KRISSIEN

BELAJAR = PEMAKSAAN PEMBIASAAN DIRI

TIDAK PAKE JUDUL