A SHOULDER TO CRY ON
![]() |
Gambar ilustrasi: id-id facebook.com. |
“And
when you need a shoulder to cry on
When you need a friend to rely on
When the whole world is gone
You won't be alone, cause I'll be there
I'll be your shoulder to cry on….”
Itu adalah kutipan
sebagian baris kata dalam bait refrain dari A
shoulder to cry on. Sebuah lagu bergendre pop yang dipopulerkan oleh Tommy
Page ini dirilis pada tahun 1988. Ia bercerita tentang seseorang yang rela
menjadikan bahunya sebagai ‘bak’ penampung air mata. Air mata yang tumpah dari seorang
teman lainnya. Entah dia sahabat, entah kekasih.
Kata-kata potongan bait
refrain di atas itu kira-kira artinya seperti ini (semoga tidak keliru): Ketika
kaubutuhkan bahu untuk menangis, apakala kaubutuh seseorang untuk bersandar,
manakala dunia ini lenyap, kau takkan sendiri sebab aku ada, aku akan menjadi
bahumu tempat menumpahkan air mata.
Mengikuti dan menelisik
kata-kata dalam lagu tersebut, aku ingin membanggakan diri. Dan secara agak
berani aku mau bilang bahwa lagu ini mencerminkan gaya hidup seorang guru
olahraga. Maafkanlah, jika Anda terganggu. Tapi, kupikir itu sesuatu yang
lumrah. Bahwa siapa pun bebas menginterpretasi sesuatu seturut kepekaan
kacamatanya.
A shoulder to cry on merupakan cerminan dari salah satu peran yang
biasa dimainkan oleh seorang guru olahraga. Ia menjadi bahu tempat tumpahan air
mata bagi siapa pun. Artinya seorang guru olahraga menjadi tempat orang lain
mencurahkan isi hatinya yang berbeban. Dan di saat itu ia pun melakoni peran
yang lain yaitu sebagai pengayom. Sebagai seorang pelindung.
Kok bisa? Bagaimana
caranya? Mungkin itu yang ingin kawan lontarkan. Tapi aku tidak akan menjawab
kedua pertanyaan itu secara langsung. Aku hanya ingin menceritakan saja sedikit
kehidupan guru olahraga di sekolah tempatnya mengajar, di mana pun itu. Semoga
dengan keterangan itu sobat mendapat jawabannya.
Begini, teman!
Jam kerja guru olahraga
tidak padat. Kalau mengajar di pagi hari berkisar antara jam 07.00 hingga jam
10.00. Tidak lebih karena cuaca matahari yang semakin terik menyengat. Atau di
sore hari, dia akan memulai belajarnya dari jam 15.00 hingga pukul 18.00. Ini
membuat dia dapat melakukan banyak hal di luar keahliannya.
Dia memiliki waktu luang
di jam-jam belajar pagi antara 11.00 hingga pukul 14.00 atau 15.00. Sehingga ada
banyak hal yang bisa diisi di sela-sela waktu tersebut. Ia bisa mengembangkan
talentanya, mempertajam keterampilannya dan masih banyak hal lagi. Itu dapat ia
lakukan bila ada kesadaran dan kemauan untuk berkembang maju.
Dengan fleksibelnya
waktu membuatnya dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Banyak yang datang
padanya untuk menemukan solusi. Ia menjadi orang kepercayaan di sekolah untuk
memberi jalan keluar bagi mereka yang menemui kebuntuan. Apatah itu tentang
kehidupan yang dihidupinya di dunia yang luas pun yang di sekolah.
Itu memungkinkannya
karena guru olahraga memiliki ruangan sendiri di sekolah. Ruangan yang
berfungsi sebagai tempat menyelesaikan tugas. Tempat beristirahat seusai
menunaikan tugas mengajar. Tempat menyimpan perlengkapan pembelajarannya. Tempat
berdiskusi dengan sesama guru olahraga dan/atau rekan guru lainnya. Termasuk
juga dengan para muridnya.
Tempat yang khusus itu
membuat dirinya dan orang-orang yang berdatangan menemuinya merasa nyaman. Mereka
dengan leluasa berinteraksi. Semua orang bebas berekspresi. Takada hambatan
dalam mengeluarkan uneg-uneg apapun yang mengganjal. Tidak perlu takut
rahasianya terbongkar. Karena hanya mereka yang tahu.
Tapi dari kondisi ini
bisa juga menjadi cela yang membahayakan bagi seorang guru olahraga. Terutama
dari guru-guru lelaki terhadap perempuan. Entah terhadap guru, pun siswa. Maka
dari itu, perlu dan harus ada keberanian yang mantap ajeg untuk membatasi diri dan mengontrol situasinya.
Kenapa aku mewanti-wanti
ini, teman? Sebab sudah banyak kejadian yang terekspos. Berita yang menyebar
keluar bahwa oknum guru olahraga melakukan pelecehan seks terhadap mitra
bicaranya/diskusinya. Kebanyakan dari mereka yang tersasar adalah siswi.
Pelajar perempuan.
Ini bukan rekaan atau
hanya terkaan. Sebab di media telah masif diberitakan bahwa ada pelecehan yang
dilakukan oknum guru olahraga. Memang pelecehan tidak melulu dilakukan oleh
oknum guru olahraga. Tetapi karena aku sedang membahas tentang sosok ini maka
tentunya dialah yang aku tonjolkan atau kemukakan kedepankan.
Begitulah teman-teman,
sedikit cerita ringan seputar guru olahraga yang aku tahu. Dan melalui tulisan
ini aku ingin menyatakan dua hal sekaligus. Ungkapan bangga hati yang tinggi
mengawang dan rasa nelangsa yang teramat dalam.
Tabe, Pareng, Punten!
Tilong – Kupang, NTT
Rabu, 14 Juli 2021 (12.21 wita)
Syukurlah yang Penting bapak adalah guru olah raga yang selalu siap membantu murid-muridnya ketika mereka mengalami masalah dan kesedihan
ReplyDeleteMatur suwun. Sudah membaca n tinggalkan komentar. Gb!
Delete