KEJUTAN YANG MEMBANGGAKAN DARI BUNG!
![]() |
Foto dari Bung! |
Hari ini aku mendapatkan sesuatu yang membanggakan. Aku diberi kejutan karena ini adalah hari yang istimewa. Kejutannya tidak mewah tapi wah dan sangat membanggakan. Tak berharga tapi bernilai.
Aku mendapat kejutan dari putra
tunggalku. Putraku tidak sendiri, dia masih mempunyai seorang kakak. Tapi
karena kakaknya perempuan dan dia satu-satunya laki-laki maka rasanya takkeliru
kalau kubilang putra tunggal.
Putra tunggalku ini biasa kami
panggil BUNG sejak kecil. Yaitu sejak dia belum paham tentang hidup hingga saat
ini. Sejak masih bayi aku sudah memanggilnya begitu dan akan seterusnya seperti
itu.
Panggilan itu kusematkan
padanya sebagai upaya meneruskan warisan kebiasaan kami memanggil kakak
laki-laki. Warisan kebiasaan ini hanya ada dan berlaku di masyarakat Indonesia
Timur. Khususnya di Timor.
Kejutan yang Bung berikan
padaku tidak berupa benda berharga. Ia hanya berupa sebuah pesan melalui media
WA. Pesannya yang tertera berupa sebuah gambar yang menampakkan diri kami
berdua dari dada ke atas. Sedangkan isi beritanya adalah ucapan selamat ulang
tahun.
Ia mengirim foto dengan ucapan
selamat ulang tahun. Ia layangkan ucapan itu karena hari ini Tuhan mengaruniakan
aku usia satu tahun lagi. Tepatnya hari Jumat tanggal satu Januari lima puluh
enam tahun yang lalu aku lahir.
Aku menjadi warga dunia yang
kebetulan lahir di Noekele. Sebuah dusun kecil di desa Tuatuka Kecamatan Kupang
Timur Kabupatan Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebuah dusun yang berjarak
sekitar empat puluh lima kilometer dari Kupang, ibukota provinsi.
Sampai di sini mungkin Anda
bertanya dan berkomentar dalam diam: “Kejutan apa yang istimewa dan
membanggakan, sih? Biasa aja tuh.” Sabar, teman! Biar kuurutkan
pelan-pelan. Pasti akan saya tunjukkan dan ceritakan sampai tuntas.
Selain ucapan selamat ulang
tahun dan foto tadi masih ada beberapa kata yang ditulis dalam bahasa Inggris
di bagian bawah foto itu. Biar kuuraikan detil komposisinya. Yaitu gambar dan
kata-kata yang tertera di dalamnya.
Begini!
![]() |
Foto dari Bung! |
Di
bagian atas foto, sebut saja judul, tercetak dalam huruf kapital: “SELAMAT
ULANG TAHUN, PA.” Lalu di akhir frasa diberi hiasan berulir warna warni dalam
wadah silinder yang lancip bagian bawahnya. Sedangkan di bawah gambar diri kami
berdua, dia tuliskan enam kata bahasa Inggris seperti ini: Father, guitarist, sportsman, writer, mentor, leader.
Setelah menerima pesan ini di
telepon pintarku, aku langsung membalasnya dengan ucapan terima kasih tanpa
menelisisk lebih detail. Dan aku merasa biasa saja. Tiada sesuatu yang
menggugah, yang istimewa dan yang membanggakan.
Tapi kawan! Ketika secara tidak
sengaja aku mengetuk di gambarnya maka keluarlah kata-kata berderet berurut
dalam bahasa Inggris itu. Di situlah rasa banggaku menyelusup berenang dari
lubuk hati. Beribu terima kasihku dalam batin.
Dalam diam pula, aku melihat diriku dan mencoba mengotak-atik arti kata-kata bahasa Inggris itu. Aku uraikan satu-satu dalam kepalaku. Dan kurasa putra tunggalku ini terlalu tinggi menempatkan aku dengan kata-kata itu. Karenanya, biarlah kujujur bertutur padamu sedulur, siapa aku sesungguhnya.
Kalau father, ya dan pasti, aku ayahnya. Tidak terbantahkan karena dia,
Bung, adalah darah dagingku. Hasil perpaduan yang indah dari istriku dan aku. Tuhan
menghadirkannya di bumi ini melalui istriku dengan kolaborasi apik bersamaku.
Guitarist?
Tunggu! Ini kelihatannya kurang pas. Karena sejatinya seorang guitarist adalah seorang petampil
profesional yang dikenal dan dielukan banyak orang. Guitarist adalah seorang yang ahli, cekatan dan piawai dalam
mengulik nada dan not dari dawai gitar. Sementara aku hanya bisa bermain gitar
sekadar pelipur diri.
Sportsman juga bukan julukan yang
tepat untuk aku. Lagi-lagi, karena aku bukanlah seorang olahragawan
profesional. Aku suka berolahraga saja. Itu pun di kala masih muda dulu dengan
otot dan persendian yang masih lentur. Sekarang? Wow…!
Lalu
writer. Aku memang suka menulis tapi
rasanya belum pantas menerima sebutan penulis. Sebab seperti kata Kompasianer
Khrisna Pabichara dalam sebuah artikelnya, artikel yang ditayangkan di
Kompasiana 06 September 2020 lalu dengan judul: “Penulis, Bukan Pemalas.”
Penulis, ya, kerjanya menulis. Dan rajin menulis. Sementara aku belum
sepenuhnya rajin menulis. Masih ada unsur kurang rajinnya, kata halusnya malas.
Bagaimana
dengan mentor? Mungkin Bung, putraku
ini suka melihat aku mengarahkan murid-muridku jadi dia menyematkan sebutan
demikian. Barangkali juga, kalau itu yang dimaksud. Okelah karena itu tidak
melambung terlalu tinggi.
Dan
yang terakhir leader. Sekali lagi,
aku mencoba menelusur mengikuti alur berpikirnya yang mungkin berdasar pada apa
yang dilihat. Aku ayahnya, berarti pemimpinnya. Kalau itu yang dimaksud, ya.
Sebab aku bukanlah seorang pemimpin masyarakat tertentu.
Itulah
hal membanggakan – juga menggelisahkan – yang bisa aku sampaikan. Tulisan ini
tidak bermaksud untuk mengerdilkan tindakan putraku itu. Justru sebaliknya. Dan
sejujurnya, aku merasa sangat tersanjung dengan kiriman gambar dan tulisan
seperti yang sudah kupaparkan.
Karena
kebanggaan itulah, aku mengabadikannya dalam bentuk tulisan sederhana ini. Langkah
atau tindakan ini menurutku adalah cara yang terbaik demi meninggalkan jejak
kebanggaan. Ia – semoga – akan abadi dan dibaca banyak orang.
Itu
sebabnya, melalui tulisan ini pula, aku mengajak pembaca yang budiman untuk
meninggalkan jejak kebaikan dengan menuliskannya!
Tilong-Kupang,
NTT
Jumat, 1 Januari
2021 (11.33 wita)
Mungkin dia merasa bahawa tidak ad hal yang plng brhga d dunia ini selain kedua orangtua yang selalu ada disaat suka maupun duka jadi ini dia lakukan sebagai ungkapan trima kasih juga buat kedua orang tua yang sudah membesarkannya🙏
ReplyDeleteTerima kasih, sudah membaca dan tinggalkan jejak. Gb!
DeleteItu adalah sebuah bentuk ungkapan hati seorang anak yang tersembunyi selama ini bp
ReplyDeleteAda Kebanggaan tersendiri untk seorang anak kepada ayahnya
Gbu 🙏😇
Amin! Terima kasih atas komentar yang menguatkan. Gb!
Deleteseorang anak slalu melihat sisi terbaik ayahnya terlepas dari apapun pendapat orang lain. di mata seorang anak sosok ayah adalah adalah sosok yang menjadi panutan dalam setiap langkahnya. ini merupakan bentuk ungkapan perasaan seorang anak tentang bagaimana sosok ayah di matanya, ia menyimpan sejuta kebanggaan tersendiri utk ayah.
ReplyDeleteTetaplah menjadi sosok yg membanggakan dan menginspirasi pak! Tuhan memberkati 🙏
Terima kasih! Ibu guru sudah membaca dan tinggalkan jejak! Gb!
ReplyDeleteAyahku pahlawanku...
ReplyDeleteSeburuk apapun Dia di pandang Orang,,Dia Tetap Ayah Yg The Best Untuk Ku,
Itulah yg di rasakan dan di lihat seorang anak untuk orang Tuanya,JBU.
Ya, C7. Ayah adalah pahlawan.
ReplyDeleteTerima kasih, sudah membaca dan berkenan tinggalkan jejak. Gb!