TAE KWON-DO

Aku mengenal Tae Kwon-Do ketika kuliah di FPOK IKIP Jakarta. Bagaimana aku bisa mengenalnya dan terlibat di dalamnya? Berikut aku sajikan sedikit uraiannya. Juga pengertian Taekwondo yang kukutip dari Wikipedia.  

Taekwondo adalah seni bela diri asal Korea yang juga sebagai olahraga nasional Korea. Ia biasa juga dieja dengan Tae Kwon Do atau Taekwon-Do. Ini adalah salah satu seni bela diri populer di dunia yang dipertandingkan di Olimpiade.

Pengertiannya adalah seperti ini. Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki." Kwon berarti "tinju." Do artinya "jalan" atau "seni." Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan."

Sekilas di atas telah kusampaikan arti dari beladiri asli Korea ini. Selanjutnya akan aku tuliskan mengenai perkenalanku dengan Taekwondo. Dan sosok yang membuatku mengenal dan bergelut dalamnya. Walaupun tidak sampai tuntas aku geluti.

Aku termasuk salah seorang pencetus sekaligus pendiri Tae Kwon-Do IKIP Jakarta. Sekalipun aku bukan tokoh kunci. Tapi akulah yang pertama kali mencetuskan ide untuk membuka Tae Kwon-Do di kampus FPOK IKIP Jakarta.

Di bulan-bulan awal perkuliahan kami aku berkenalan dengan sosok yang bernama Fahmy Fachrezzy. Itu terjadi kira-kira di akhir tahun delapan tiga. Antara bulan September hingga Desember. Waktu itu kami berstatus sebagai mahasiswa baru.

Kami terus menjalin pertemanan yang karib. Tambah hari kami semakin saling mengenal pribadi lepas pribadi secara lebih kental. Aku akhirnya tahu bahwa ia adalah pemegang sabuk hitam Tae Kwon-Do, Dan II Internasional.

Aku berkeinginan dan terdorong untuk menyerap ilmu beladiri asal Korea ini. Maka aku memintanya untuk sudi membuka cabang latihan di kampus timur. Yaitu di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Jakarta.

Awalnya ia menolak dengan berbagai alasan. Ia segan karena masih berstatus mahasiswa baru. Kami semua masih yunior jadi kurang enak dengan para senior. Itu beberapa alasan yang ia ungkapkan padaku dan beberapa teman lainnya.

Ia akhirnya mengabulkannya juga. Itu pun atas desakan dari teman-teman yang sudah kuhasut kukompori. Kami rame-rame memvitakomplinya sehingga ia tak mampu lagi menghindar. Ia menerima permintaan sekaligus tantangan kami.   

Tae Kwon-Do IKIP Jakarta pada awal berdiriannya hanya beranggotakan sembilan personil. Mereka boleh dibilang atau boleh disebut sebagai sokoguru. Mereka ibarat tiang pancang penegak organisasi atau perkumpulan ini.

Berikut adalah nama-nama yang masih kuingat: Almarhum Mohammad Taufik (FPOK – Soma), Teddy Permadi (FPOK – Soma), Naim (FPOK – D3), Zaenal Arifin (FPMIPA), Lexy (FPTK), Suwita (FPTK), Suryanto (FPTK), dan aku (FPOK – Sos).

Suwita atau yang biasa kami panggil Sabeum Ita adalah penyandang sabuk merah. Maka hanya dia satu-satunya di antara kami yang berhak mengenakan sabuk berwarna selain Sabeum Fahmy. Sisanya pemegang sabuk berwarna juga, yaitu putih.

Tae Kwon-Do IKIP Jakarta di tahun-tahun permulaan kelahirannya tak pernah masuk hitungan dalam setiap kejuaraan. Waktu itu usianya masih ‘bayi.’ Kini, ia bagai singa lapar yang sangat membahayakan bagi lawan-lawannya. Dia bagai pemangsa yang sangat buas dalam setiap pertarungan dalam setiap kejuaraan. Selamat! 

Comments

Popular posts from this blog

POIRHAQIE de KRISSIEN

BELAJAR = PEMAKSAAN PEMBIASAAN DIRI

TIDAK PAKE JUDUL