CINTA=KENTUT
Cinta itu
bagaikan kentut,
Bila ditahan
sakit perut,
Kalau dilepas
jadi ribut!
Aku mengutip
kata-kata itu dari dinding salah satu gubuk yang ada di sekitar kampusku.
Gubuk-gubuk itu adalah tempat beristirahatnya para ball boys, pemungut bola. Mereka bekerja di kampus. Tapi di sore
hari mereka menawarkan jasa sebagai pemungut bola tenis saat orang latihan.
Waktu itu
kira-kira tahun delapan empat. Karena kelelahan sehabis kuliah, aku mengaso sambil berbaring dalam gubuk
tersebut. Secara kebetulan mataku mengarah ke bagian dinding yang ada goresan
itu tadi maka kubaca.
Aku membacanya
puluhan tahun yang silam. Sekalipun sudah sangat lama rentang waktu sejak
kubaca hingga sekarang, namun masih segar dalam ingatanku. Ia masih tetap kuingat
karena cukup menggelitik. Menggelitik karena lucu namun sarat makna.
Setidak-tidaknya itu menurut penilaianku.
Tulisannya
hanya dengan arang bekas. Tidak artistik. Hanya goresan seadanya yang
menggambarkan emosi orang yang menulisnya. Tidak rapi dan tidak ada uraian
lanjutan tentang makna kata-kata tersebut.
Aku hanya
mencoba-coba memaknainya sebisa isi kepalaku bekerja. Yakni dengan
menginterpretasi dan membedahtonjolkan apa yang tersirat dalam kumpulan kata
tersebut. Aku coba menelusur jalan pikiran penulisnya.
Dari kerja
keras dan rekayasa isi kepalaku, inilah pengertian yang kutangkap yang bisa
kubagikan. Kiranya para pembaca yang terhormat dapat menerima pemahaman
sederhana ini. Semoga pula dapat memberi manfaat yang berdampak.
Bahwa cinta
itu adalah sesuatu yang misterius. Sesuatu yang tidak berformula. Sesuatu yang
susah ditebak. Sesuatu yang mungkin sederhana. Namun bisa berbahaya bila tidak
berhati-hati meresponinya.
Cinta adalah sesuatu
yang gampang-gampang susah. Sesuatu yang tidak perlu dikekang. Tapi juga tidak
boleh diobral. Karena jika dihambat ia justru akan semakin merambat. Jika
diulur tak terkontrol akan konyol dan tak bernilai.
Ia haruslah
menjadi sesuatu yang hanya boleh dibiarkan ‘mengalir’ melalui ‘talang’
kesadaran dan tanggung jawab. Ya, sekedar
intermezzo!
Tulisan pada
bagain ini tidak ada hubungannya dengan perjalanan hidup yang kuceritakan dalam
kisah ini. Tulisan ini aku sajikan hanya untuk memberi sedikit masukan kepada
pembaca. Terutama bagi mereka yang kebetulan masih remaja agar berhati-hati
dengan ‘hidangan’ yang bernama cinta.
Cinta yang
kumaksud dalam tulisan ini adalah cinta yang normal. Yaitu antara dua insan
yang berlainan jenis. Cinta yang timbul dari manusia yang normal pula. Jadi
tidak berlaku bagi mereka yang saling mencintai antarsesama jenis. Ia juga
tidak berlaku bagi orang gila, orang yang tidak mengenal dirinya.
🙏🙏
ReplyDeleteTerima kasih karena Elisa sudah membaca n berespon. Gb!
DeleteMantap Bapa, saya sangat tertarik karena bermakna bagi kami mahasiswa😇 TYM 🙏🙏
ReplyDeleteTerima kasih, Billy sudah membaca n tinggalkan jejask komentar.
DeleteSemoga Billy juga mau menulis n ciptakan yang lebih keren dari yang saya buat. Gb!