BAOMONG


Orang Timor suka sekali baomong. Kalau mereka baomong bisa lupa waktu. Mereka bisa baomong dari pagi sampai sore. Atau malah bisa berhari-hari. Ada kepuasaan tersendiri ketika mereka baomong.

Baomong selalu dilakukan setiap akan ada sesuatu yang ingin dicapai. Baomong adalah keniscayaan bagi orang Timor dalam hal apapun. Baomong menjadi suatu ajang penyelarasan rasa dan nalar.  

Baomong itu sarana menyatukan keluarga. Baomong adalah alat mempererat warga dalam sebuah komunitas. Baomong merupakan tempat persepakatan tentang apapun juga yang dikehendaki. Baomong sebagai kesepakatan tak tertulis.

Baomong adalah penyampaian isi hati. Penyampaian isi kepala. Penyampaian kehendak perorangan. Penyampaian kehendak keluarga. Penyampaian kehendak kelompok. Penyampaian kehendak dan kerinduan masyarakat.

Penyampaian itu biasanya ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang atau lembaga. Yaitu mereka yang layak dan berkompeten menerima semua hal sehubungan dengan baomong tersebut.

Apa itu baomong? Baomong adalah berbicara dari hati ke hati. Diskusi. Saling menyatakan pendapat. Saling mengkritik. Di dalamnya juga ada debat tentang sesuatu hal. Baomong berakhir dengan sebuah kesepakatan. Kesepakatan yang dapat diterima semua pihak.

Tidak ada lema khusus baomong dalam Kamus Pengantar Bahasa Kupang oleh June Jacob dan Charles E. Grimes (2003:160). Baomong dalam kamus ini mengarah kepada hal negatif yaitu baomong kiri-kanan. Artinya gunjingan, gosip, kabar angin.

Sesungguhnya baomong adalah kata kerja. Baomong adalah sebuah tindakan kegiatan. Kata kerja yang diwujudnyatakan dalam tindakan yaitu berbicara. Baomong bukan kata benda. Baomong adalah omongkan omongan.

Tapi biarlah seperti itu. Saya tidak sedang mengkajinya secara linguistis. Saya hanya mau omongkan baomong dalam bentuk omongan sederhana. Sebagaimana  sesungguhnya baomong itu. Omongan yang diomongkan itulah sejatinya baomong.

Orang Timor biasanya akan baomong saat pertemuan keluarga. Pertemuan keluarga biasanya diadakan saat ada urusan pernikahan. Ada urusan kematian. Ada urusan adat. Kadang juga baomong untuk hal remeh temeh. Intinya di mana ada beberapa orang Timor berkumpul pasti baomong.

Ada satu keluarga tetangga saya kalau baomong itu kumpul semua. Orangtua, anak, menantu, cucu, cicit. Semua berada dalam sebuah lingkaran untuk baomong. Bukan baomong hal yang pelik. Hanya soal tata kelola kehidupan sehari-hari. Pokoknya tidak ada hal yang tidak dipecahkan dengan baomong. Selalu dan mesti baomong.

Baomongnya selalu saat minum kopi/teh pagi atau sore. Dan biasanya kegiatan baomong itu dilakukan sambil duduk melantai melingkari pohon rindang. Kalau di pagi hari maka baomong akan selesai jika cahaya sang surya sudah menyengat. Bila di sore hari maka baomongnya berlangsung hingga malam yang disinari redup cahaya rembulan yang malu-malu.

Aktivitas baomong itu menjadi seru. Karena setiap anggota akan diberi kesempatan menyatakan omongannya, ya, pendapatnya. Mereka baomong tanpa moderator yang mengatur jalannya baomong. Mereka juga baomong tanpa juru bicara atau tukang omong. Semua baomong. Siapa mau baomong, omonglah. Tak ada yang melarang baomong.

Karena semua baomong maka tak heran situasi baomong-nya seperti orang bertengkar. Belom lagi baomong-nya dengan diksi yang bercampur baur. Antara bahasa Indonesia dan bahasa Timor. Ada kata bahasa Indonesia di antara kalimat bahasa Timor. Atau kosakata bahasa Timor di sela-sela kata bahasa Indonesia.

Indah sekali mendengar orang baomong campur-campur. Sangat berseni. Seolah sedang menguping sandiwara radio jika hanya suara yang terdengar. Atau seperti sedang menyaksikan sebuah opera dengan dialog yang variatif.

Mari baomong. Baomong dalam kelompok. Baomong dalam lembaga. Baomong dalam skup yang luas. Baomong demi kemajuan pribadi. Baomong demi kesuksesan kelompok. Baomong demi kesejahteraan masyarakat bangsa.   

   
Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Senin, 15 Juni 2020 (12.21 wita)

Comments

Popular posts from this blog

TEACHER

BERIRING

AKU ADA SEBAGAIMANA AKU ADA KARENA MEREKA ADA BAGIKU