MENULIS


Hari ini aku diberi penguatan lagi dari Deka, panggilan karib Dadang Kadarusman, seorang motivator ulung dan penulis buku terkenal. Dalam pemaparannya selalu ia tekankan: “Jangan takut menuangkan ide. Mulailah menulis. Menulislah setiap hari. Menulislah untuk kesenangan dan berbagi pengetahuan dengan orang lain, pembaca. Berkomitmen untuk menulis tiap hari dan jangan lewatkan satu hari tanpa menulis.

Kata-katanya seperti api dan bensin bertemu dalam diriku. Ia meletupkan semangat dan semakin memperkokoh tekadku untuk mewujudkan mimpi sebagai penulis. Memang semenjak minggu awal pertemuan belajar menulis daring ini, aku telah bertekad untuk menghasilgoreskan tulisan setiap hari. Konsistensi ini yang senantiasa kujaga dan tingkatkan. Sehingga terus menjadi terbiasa lalu suatu saat menjadi karakter dan akhirnya menjadi gaya hidupku. Menulis sebagai gaya hidup.

Memang membangun suatu kebiasaan terasa berat di awalnya. Ia membutuhkan suatu keberanian pemaksaan diri. Pemaksaan diri untuk mendapatkan sebuah irama hidup. Aku teringat akan suatu nasihat yang berkata demikian: “Bila ingin membangun suatu kebiasaan baik, maka lakukanlah itu setiap hari. Minimal lakukan sebanyak dua puluh delapan kali berturut-turut.” Ini berarti – katakanlah – satu bulan penuh tanpa lowong. Artinya apabila sanggup melewati tantangan dan rintangan selama satu bulan penuh tanpa jenuh tanpa mengeluh, maka ia telah menjadi kebiasaan. Dia telah menjadi sebuah irama hidup. Maka kebiasaan itu akan menuntun kepada suatu kekuatan moral berpola, yaitu: “Tiada hari tanpa menulis.

Bila kegiatan menulis sudah sampai pada tahap ini maka ia telah terinternalisasi, mendarah daging. Dia menjadi sebuah kegiatan yang tidak bisa tidak dijalani. Ada semacam tuntutan batin untuk melakukannya setiap hari. Dan jika ini dilakukannya setiap hari maka ia sudah berada pada tahap melakukan karena kesukaan atau kesenangan. Sudah tidak ada lagi pemaksaan. Dan bila ini terus ditekuni maka akan bermuara pada apa yang disebut professional. Ini sesuatu yang mengawang. Tapi tiada yang tak mungkin, tiada yang mustahil asalkan dilakoni dengan setia.

Sekali lagi, komitmen. Yaitu komitmen untuk menuangkan pikiranku dalam bentuk tulisan. Apa itu komitmen? Bagiku komitmen adalah sebuah tekad kuat untuk melakukan sesuatu secara berkesinambungan. Suatu kekuatan moral untuk melakukan sesuatu secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Jadi komitmen menulis berarti sebuah tekad baja dengan kekuatan moral untuk menulis secara terus menerus dan berkesinambungan – tanpa henti – dengan penuh tanggung jawab. Yaitu tanggung jawab dalam menyampaikan sesuatu yang benar dengan cara yang benar pula. 

Para sahabat yang baik hati, tolonglah agar aku mampu mewujudnyatakan impian ini. Pertolongan yang kubutuhkan dari Anda, para sahabatku adalah sudilah memberikan masukan atas setiap tulisanku. Sekiranya Anda sebagai sahabat sejatiku maka janganlah hanya berikan pujian. Tapi berikan juga kritikmu biar ada keseimbangan. Aku perlu keseimbangan itu agar aku tidak tinggi hati atau rendah diri. Kritikmu akan memberi kesadaran berkaca diri padaku. Dengan demikian aku terus belajar menyampaikan buah pikiran secara pantas, bersahaja dan bermanfaat.

Kiranya tulisanku bermanfaat membangun pengetahuan. Supaya dengan pengetahuan yang baik dapat membangun pola pikir yang baik dan positif. Dengan pola pikir yang baik dan positif akan membangun perangai yang baik dan positif. Dan dengan perangai yang baik dan positif akan membangun karakter positif konstruktif.

Sahabat sejatiku, biarlah kuberhenti sampai di sini. Tapi sebelum kupamit mundur dan menjauh darimu, kuharap janganlah merasa kugurui dengan goresanku yang telah kaubaca. Tapi sekiranya Anda, para sahabat sejatiku merasa kugurui sudilah menerima permohonan maafku. Sehingga persahabatan kita tidak kandas di sini, tapi tetap dan terus berlanjut sampai maut menjemput.



Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Jumat, 1 Mei 2020 (21.02 wita)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

TEACHER

BERIRING

AKU ADA SEBAGAIMANA AKU ADA KARENA MEREKA ADA BAGIKU