GAPAI PRESTASI DENGAN MENULIS


I.              Pengantar
Dengan menulis kita bisa naik pangkat. Dengan menulis kita bisa mendapatkan royalty. Dengan menulis kita bisa keluar negeri. Alhamdulillah karena tulisan saya tentang demokrasi saya terpilih sebagai peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika. Saya bisa berkeliling di tujuh negara bagian Amerika Serikat seperti: Alabama, Mississippi, Atlanta, dan Washington, dan lain-lain bukan karena saya kaya tapi hanya karena menulis artikel sederhana. Aku kira bapak ibu guru pasti kepingin.  Aku pergi tanpa membayar bahkan setiap hari disangoni $100.

Alinea di atas adalah sepenggal pernyataan Dr. Imron Rosidi selaku pemateri hari ini, Kamis tanggal 7 Mei 2020 pukul 13.00 hingga 15.00 wib. Pernyataan yang sangat membangun semangat menulis para peserta semuanya. Pemaparan hari ini masih dipandu oleh Omjay. Setelah membuka forum dengan salam sebagai adat ketimuran, Omjay persilakan Bapak Imron untuk memaparkan materinya yang berjudul: Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi.


II.           Materi Pembelajaran
Selamat siang Bapak Ibu guru HEBAT. Saat ini marilah kita memotivasi diri untuk menjadi guru penulis guru yang visioner. Setelah kemarin Pak Imron beri materi menulis untuk kenaikan pangkat. Sekarang fokus ke menulis buku.
Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku. Mengapa demikian? Karena menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Bapak ibu semua punya itu. Berarti pastilah bisa menulis. Mengapa seseorang bisa dengan lancar berbicara. Setiap bertemu langsung berbicara tanpa mikir. Tapi ketika menulis? Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.
Menulis itu hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca. Sudah. Lanjut ke menulis buku. Saya yakin bapak ibu sudah komit akan menulis buku. Lihat di tayangan saya. Ada tulisan mahasiswa? Tulisan santri saya dari Pondok Sidogiri dan Salafiyah, dan dari para guru. Saya yakin bapak ibu bisa.
Mengapa guru tidak menulis? Ada 2 jawaban. 1. Belum menemukan alasan mengapa harus menulis dan 2. Tidak tahu cara menulis. Nah, di sini kita perlu mengetahui alasan menulis dan cara menulis. Kita menulis karena: Identitas diri, uang/royalty, popularitas, terpaksa (tugas), berbagi inspirasi, menyuarakan kebenaran, sebarkan ilmu.
Ingat, menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. Sebab orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa. Menulis itu keterampilan. Maka harus terus berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari. Sebagaimana pemain sepak bola, dia harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin. Apa vitaminnya seorang penulis? Ya, buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis.
Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Saya yakin dengan terus berlatih akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten maupun bahasa. Pengalaman saya menulis buku, diawali dengan menulis LKS. Dari LKS ini justru saya mendapatkan semuanya. Itu dulu karena dulu LKS wajib dimiliki siswa.
Setelah itu saya menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Alhamdulillah 2 kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekarang aktif menulis buku perkuliahan dan umum.
Mari bapak ibu guru, bisa diawali dengan menulis buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut ke buku umum, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran. Lalukan pasti bisa dengan langkah-langkah: Person, Paper, dan Place.
Di sana juga ada alamat penerbit major dan apabila bapak ibu mau mengirimkan karya ke penerbit harus melihat visi penerbit tersebut. Terima kasih. Wassalamualaikum wr wb. Selamat siang
Ok, sekarang kita buka tanya jawab. Mohon tuliskan nama dan asal daerahnya ketika bertanya. Kirim pertanyaan ke WA Omjay di 08159155515.

III.        Tanya Jawab
Pertanyaan 1 dari Bu Beni, Bojonegoro: “Ingin menanyakan bagaimana teknis menulis buku pelajaran yang menarik. Kita tahu bahwa siswa milenial (meski tidak semuanya) kenyataannya kurang suka membaca buku, lebih menyukai youtube.
Pertanyaan yang menarik. Sekarang ibu harus melihat dulu, siapa pembacanya. Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sudah seperti itu. Setiap hari dan detik buka hp, bukan buka buku. Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum), menulis hal-hal yang saat ini sudah hit. Mungkin tulisan tentang kiat belajar di rumah di saat pandemi virus corona lebih menarik. Atau tulisan yang berisi pengalaman orang-orang sukses, bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik. Dicoba saja ibu. Jangan takut jelek dan tidak laku.
Pertanyaan 2 dari Noralia, Semarang: “Materi yang bapak sampaikan benar-benar motivatif sekali. Bahkan mahasiswa dan santripun sudah bisa menerbitkan buku sendiri. Jadi merasa malu saya. Pertanyaan saya: 1. Renjana saya lebih ke buku non fiksi, karena pernah membuat karya fiksi, hasilnya terlihat sangat sinetron sekali pak. Di buku non fiksi, apakah daftar pustaka disematkan juga dalam isi buku, ataukah cukup disematkan di bagian daftar pustaka saja? Seperti ketika kita membuat artikel ilmiah. 2. Biasanya untuk terbitan pertama, penerbit akan mencetak bukunya sejumlah berapa eksemplar pak? 3. Untuk di buku antologi berarti buku keroyokan dari banyak penulis, untuk pemberian sistem royaltinya bagaimana? 4. Sebaiknya sebagai penulis pemula, ke penerbit mana kita dapat menawarkan buku kita?
Begini. Antara otak kita yang berjalan lancar dengan tangan kita yang mengetik, jauh lebih cepat otak kita. Waktu menulis anggaplah sedang berbicara. Kalau ada yang salah saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan saja. Terus menulis jangan takut salah. Setelah dianggap selesai, mungkin  4 sampai dengan 6 paragrag paragraf. Dibaca lagi sambil membenahi yang salah. Masalah kemandegan, belum selesai berhenti, itu karena kurangnya motivasi dalam menulis. Kalau menulis artikel populer, cerpen, puisi harusnya sekali duduk. Makanya sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita tentang apa yang akan ditulis. 1. Daftar pustaka hanya di akhir tulisan. Bisa juga dengan diberi footnote. 2. Tergantung prediksi penerbit. Maaf, buku saya yang akan diterbitkan Kanisius Jogja, masih proses, akan diterbitkan 5 ribu eksemplar. Kalau menerbitkan sendiri 5 eksemplar bisa, 100 juga bisa. 3.  Biasanya penerbit major tidak menerbitkan buku antologi yang keroyokan. 4. Sebagai penulis pemula, ke penerbit indie atau menerbitkan sendiri dulu. Artinya dengan biaya sendiri. Nanti kalau dirasa tulisan kita bagus, baru kirim ke major. Ingat lihat visi penerbit.
Pertanyaan 3 dari Astuti Triasmani, Yogyakarta: “Untuk langkah awal yang bisa memberi semangat sehingga kita bisa menemukan sesuatu agar bisa berlanjut ke menulis buku itu apa pak?
Seorang penulis itu harus selalu mempersejatai dengan sebuah pena. Sekarang bisa dengan hp untuk mencatat ide yang muncul tiba-tiba. Tidak boleh ditunda. Terus tentukan, tulis dalam bentuk yang paling sederhana, artikel populer. Ini hanya 3 sampai dengan 5 halaman. Baca terus dan kirim ke majalah atau surat kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama jenengan akan dicatat oleh om redaktur.
Pertanyaan 4 dari Yulius Roma, Tana Toraja: “Selain motivasi terdapat juga renjana dalam menulis. Bagaimana menyelaraskan dan mensinergikan keduanya?
Tentunya setiap orang berbeda. Gairah dan motivasi keduanya sejoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi aku harus menulis agar siswaku bangga, saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus bertambah ketika tukisan kita terbit. Waduh, akhirnya terus menulis dan menulis. Hanya cerita. Saya punya saudara guru SD di sebuah pulau terpencil. Satu buku selesai dan diterbitkan sendiri. Banyak orang beri apresiasi. Akhirnya dia tambah bergairah untuk menghasilkan buku-buku selanjutnya.
Pertanyaan 5 dari Fadli, NTT: “Bagaimana tahapan dalam membuka dan menutup kalimat atau paragraf?
Paragraf itu gabungan kalimat yang koheren atau padu. Ada 3 cara agar padu, 1. Mengulang kata yang sebelumnya disebutkan. 2. Mengganti dengan kata lain yang sama maknanya. 3. Memberi konjungsi antarkalimat. Paragraf itu terdiri atas 3 sampai dengan 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat penjelas. Paragraf bisa dimulai dari kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dari kalimat tersebut. Jadi berakhir apabila dianggap penjelasnya sudah cukup. Usahakan maksimal 5 kalimat.
Pertanyaan 6 dari Winarti, kota Tangerang: “Saya akan bertanya apakah karya tulis/buku untuk syarat naik pangkat dari golongan 3 ke golongan 4 ada perbedaannya?
Tidak ada. Yang penting kalau ber-ISBN nilai 3 dan kalau tidak nilai 1.5.
Pertanyaan 7 dari Reni, Bantaeng Sulsel: “Sejak kapan bapak mulai menulis buku? Bagaimana bapak mengatasi jika bapak sedang banyak urusan/kegiatan/acara dan juga harus meluangkan waktu untuk menulis?
Saya menulis sebenarnya baru masuk menjadi mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia dan mengikuti kegiatan HMP (Himpunan Mahasiswa Penulis). Banyak menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di majalah kampus. Sejak menjadi guru 1989, pada tahun 1990 baru ada 1 buku yang terbit. Itu karena motivasi muncul karena hinaan salah satu guru. Waktu itu dia bilang, mana ada guru D3 tulisannya diterbitkan. Alhamdulillah saat itu buku saya diterbitkan oleh penerbit YA3 malang dan mulai saat itulah gairah menulis muncul. Penulis itu harus mau mebgorbankan waktu. Selain saya sekarang jadi kepala sekolah, saya juga mengajar di 2 pondok pesantren dan 1 perguruan tinggi dan masih sempat melatih pencak silat. Kapan menulis? Setiap malam dan setiap ada waktu luang. Harus ada waktu wajib, misal malam hari jam berapa sampai dengan jam berapa. Tanpa ada waktu wajib menulis, pasti sulit untuk menjadi penulis.
Pertanyaan 8 dari Siti Fatimah, Mojokerto: “Mohon ijin bertanya. 1. Jika ingin menerbitkan buku di penerbit mayor harus paham visi misi penerbit. Mohon mengupas beberapa penerbit beserta karakteristik tulisan yang diterima. 2. Untuk kenaikan pangkat agar bisa dinilai, buku kumpulan puisi dan cerpen karya sendiri berisi berapa masing-masing bukunya?
1. Untuk bisa ke major, usahakan kita sudah terkenal dulu. Untuk mengetahuinya bagaimana? Buka google, ketik nama dan asal. Kalau ada berarti sudah terkenal. Untuk mengetahui visi misinya buka google. Atau yang paling gampang datang ke toko buku. Cari buku yang selaras dengan buku yang Anda tulis kemudian kirim ke sana. Jangan mengirim buku agama ke balai pustaka misalnya, ya Korim, ke Mizan gitu. 2. Lihat di buku 4. Kalau puisi lebih dari 20 nilai 2, kalau lebih dari 40 nilai 4. Kalau cerpen lebih dari 10 nilai 2 dan kalau lebih dari 20 nilai 4.
Pertanyaan 9 dari Achmad Husin, Bangka: “Terimakasih atas pencerahan dan penjelasannya. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana kiat-kiat/cara cepat baca buku-buku yang berkaitan dengann buku akan ditulis? Dan berapa buku minimal saya baca sehari?
Itu ada di ppt saya. Jadi meja saya harus dipenuhi dulu dengan buku-buku yang sesuai dengan buku yang akan saya tulis. Saat ini saya akan menulis buku MEWUJUDKAN SEKOLAH PARA PENELITI. Saya penuhi meja saya dengan buku-buku penelitian dan buku-buku tentang pengelolaan sekolah. Seorang penulis harus memiliki segudang buku.
Pertanyaan 10 dari M. Rasyid Nur, Karimun: “Untuk saat ini karakter anak jauh berbeda dengan zaman dulu. Buku apa yang sebaiknya kita tulis yang bisa jadi bahan bacaan siswa sekaligus bisa untuk naik pangkat?
Ya. Tdk bisa kita hindari. Yang penting orientasi kita menulis adalah untuk berbagi ilmu. Itu dulu. Untuk naik pangkat adalah buku pendidikan dan pembelajaran dan buku pelajaran. Ini yang bisa dinilai.
Pertanyaan 11 dari Muh. Said, Makassar: “Saya sangat tertarik dengann penjelasan bapak tentang syarat kenaikan pangkat. Pertanyaannya: 1. Dalam penyusunan DUPAK masih berdasarkan Permenpan No.16 Tahun 2009 dan No. 35 Tahun 2010. Apakah belum terbit Juknis yang baru? 2. Penilaian untuk PKB khususnya Publikasi ilmiah pada golongan IVb ke atas apakah memang diseminarkan?
1. Masih tetap tetap sekarang proses revisi. 2. Yang diseminarkan hanya laporan penelitian, misal PTK saja. PKB lainnya tidak.
Pertanyaan 12 dari Fatimah, S.Si., Aceh: “Ilmu yang bapak berikan sangat bermanfaat bagi kami semua. Sebenarnya saya ingin menulis tentang pembelajaran fisika, tapi saya masih ragu-ragu, dan kurang percaya diri, tolong bapak berikan tips supaya kami bisa menulis buku tersebut.
Pertanyaan 13 dari Said Wahid, Mojokerto: “1. Tulisan bunga rampai yang dibukukan apakah bisa dijadikan kredit poin kenaikan pangkat? Mengingat batas penulis dibatasi 4 orang saja yang bisa diajukan nilai AK-nya. 2. Tulisan puisi yang dapat dijadikan kenaikan angka kredit itu prosedurnya bagaimana? 3. Saya guru Agama, ijazah yang sudah saya ajukan sesuai dengan kepangkatan saya adalah  s1 dan s2 Agama dan saya punya ijazah s1 Pendidikan Sejarah. Apakah bisa diajukan untuk kenaikan pangkat, prosedurnya bagaimana?
1. Bunga rampai apa? Kalau puisi minimal 20 puisi. Kalau artikel populer 1 bisa asal diterbitkan. 2. Puisi yang sudah diterbitkan ber-ISBN minimal 20 puisi dan bisa lebih dari 40 puisi. Baca buku 4. 3. Yang diakui hanya 1 ijazah yang setingkat. S1 Sejarah tidak dinilai. Untuk buku hanya disyaratkan saat ke IVd. Yang di bawahnya tidak. Tetap bergairah denga melihat senangnya apabila buku kita terbit. Ayo tulis buku dan kirim ke saya.
Pertanyaan 14 dari Rosmalinda Aziz, Karimun Kepri: “Saya mau tanya, di PPT yang bapak berikan saya membaca tentang pendalaman materi ada 3P yaitu Paper, person dan place. Mohon dijelaskan maksudnya!
Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. Semangat ibu. Mulailah dengan 3 P. 1. Person. Banyak berdiskusi dengan orang-orang yang mengerti dengan apa yang akan kita tulis. 2. Paper. Membeli buku-buku yang sesuai dengan yang akan kita tulis. 3. Place. Mendatangi tempat yang akan kita tulis. Semangat ya bu. Bisa wa lagi nanti ke nomor saya.
Pertanyaan 15 dar Ika Siswati, Kota Tangerang: “Mau bertanya apa yang melatarbelakangi bapak menulis buku LKS?
Saat itu tahu 1990-an banyak bermunculan LKS tetapi hanya berupa pertanyaan dan titik-titik. Seperti hanya menyedialan kertas. Lalu saya pingin membuat LKS yang berbeda. Selain banyak flowchart, juga menuntut cara mengisinya, tidak sekadar titik-titik. LKS saya setiap terbit 25 ribu eksemplar. Saya saat itu masih bujang. Dapat royalty 30 juta. Bisa dibayangkan.
Pertanyaan 16: “Saya harus jujur karena ini pertama sekali saya ikut kelas menulis buku, sebenarnya  dengan materi kemarin dari Ibu Farrah, saya menemukan kalau renjana saya menulis buku anak-anak non fiksi. Yang saya mau tanya sekaligus masukan, ataupun saran dari bapak. Karena saya ini orangnya takut gagal pak. 1. Pertama kali bapak menulis buku, adakah review negatif dari pembaca? 2. Kalau ada, bagaimana perasaan bapak ketika menerima komentar-komentar negatif tersebut dan kiat apa yang bapak lakukan untuk terus menulis dari setiap kesàlahan- kesalahan yang ada?
1. Ada. Jadikan penilaian negatif sebaggi cambuk untuk membuktikan bahwa tulisan selanjutnya akan lebih bagus. Itu sebagai motivasi. Sama pak di dalam ppt. Bedanya kalau novel harus dikerjakan secara berurutan. Kalau buku nonfiksi bisa tidak urut. Bisa mulai bab 3 atau bab 5 atau bab 1. Tergantung pada materi mana yang telah kita pahami dan literaturnya lengkap.
Pertanyaan 17 dari Warsih, Kota Tangerang: “Mau tanya sama pak Doktor. Kalau membuat LKS bisa tidak untuk syarat naik pangkat. Dan syarat utama buku yang bisa digunakan untuk syarat naik pangkat yang bagaimana?
LKS tidak bisa dinilai.


DATA PRIBADI

1.      Nama                                           : Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd
2.      Tempat/Tanggal Lahir              : Surabaya, 10 Juni 1966
3.      Agama                                         : Islam
4.      Jenis Kelamin                             : Laki-laki
5.      Pangkat/Gol. Ruang                  : Pembina Utama Muda/ IV C
6.      NIP/Karpeg                                 : 19660610 198903 1 022/E.533675
7.      Masa Kerja sebagai Guru         : 32 tahun, 5 bulan
8.      Masa Kerja Keseluruhan          : 36 tahun, 5 bulan
9.      Pendidikan         terakhir         : Pascasarjana S3 bahasa Indonesia
10.  Fakultas/Jurusan                        : Pendidikan Bahasa Indonesia
11.  Hobi                                             : Membaca, menulis, dan Pencak Silat
12.  Prestasi yang pernah diraih
1)      Juara III Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2004
2)      Juara III Lomba Karya Ilmiah Jawa Timur tahun 2005
3)      Juara II tingkat Nasional Lomba Keberhasilan Guru tahun 2006
4)      Terpilih sebagai peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika 2006
5)      Juara II  Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2009
6)      Penulis artikel terbaik versi majalah Media Jatim tahun 2010 dan 2011
7)      Juara I Guru Prestasi Tingkat nasional tahun 2011
8)      Juara I Guru Prestasi tingkat Jatim tahun 2011
9)      Terpilih menjadi peserta kunjungan ke Australia tahun 2013
10)  Juara Lomba Best Practice Tingkat Nasional tahun 2014
11)  Juara 1 Menulis Legenda Pasuruan 2016
12)  Instruktur Nasional Kepala Sekolah Kurikulum 2013 Tahun 2015
13)  Narasumber untuk Instruktur Nasional Kurikulum 2013 untuk guru
14)  Narasumber penulisan buku tingkat nasional
15)  Narasumber penyusunan PKB Guru dan KS
16)  Penulis buku pelajaran, buku pendidikan dan buku umum dari penerbit UM Press, Kanisius, Sidogiri Press, dll.
17)  Penulis artikel populer dalam majalah Media Jatim dan Radar Bromo serta artikel ilmiah pada beberapa Jurnal.
18)  Juri Lomba Guru Prestasi Tingkat Jawa Timur selama 4 tahun
19)  Koordinator penilaian DUPAK Guru dan KS tingkat Jawa Timur
13.  Status Perkawinan         : KAWIN
14.  Alamat Sekolah              :
Nama Sekolah                : UPT SMA Negeri 2 Pasuruan
Jalan                                 : Panglima Sudirman 63
Kecamatan                      : Purworejo
Kota                                  : Pasuruan
Provinsi                           : Jawa Timur
Telp                                  : 0343-421059
15.  Alamat Rumah
Jalan                                 : Kedondong Raya Blok i-9/16
Kelurahan                       : Bugul Kidul
Kota                                  : Pasuruan
Provinsi                           : Jawa Timur
Telp. Rumah/HP                        : 081210500199



                                                                                    Pasuruan, 1 Februari 2018  


Dr. H. IMRON ROSIDI, M.Pd
      Pembina Utama Muda/IV C
NIP 19660610 198903 1 022








Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Jumat, 8 Mei 2020 (09.31 wita)

Comments

Popular posts from this blog

TEACHER

BERIRING

AKU ADA SEBAGAIMANA AKU ADA KARENA MEREKA ADA BAGIKU