BELAJAR TERBITKAN BUKU AJAR
I.
Pengantar
Sebagai guru
sebaiknya terbitkan buku ajar karena selalu dipakai di setiap tahun pelajaran. Selain
itu, selama mata pelajaran itu masih ada di dalam kurikulum maka buku ajar itu
akan selalu dipakai. Berarti buku ajar tersebut diperlukan pasar yang besar dan
dia akan bertahan dalam kurun waktu yang lama. Ini artinya penulis dan penerbit
sama-sama untung. Untuk mengetahui lebih jauh tentang menerbitkan buku ajar,
simaklah pemaparan berikut.
Kelompok Belajar Menulis Daring Gelombang
Tujuh hari ini, Jumat tanggal 8 Mei 2020 pukul 13.00 sampai 15.00 mendapat
materi dari Bapak Joko Mumpuni dengan tema: Proses Menerbitkan Buku Ajar. Moderator
siang ini akan dipimpin oleh Pak Bambang Purwanto dari Bandung yang biasa
disapa Mr. Bams. Selamat siang guru hebat Indonesia. Saya akan serahkan acara
ke Pak Bambang Purwanto. Kepada Mr. Bams dipersilakan.
II.
Materi
Pembelajaran
Selamat siang semua. Terimaksih
sudah mengajak saya untuk bersilahturahmi kembali dengan para sahabat di acara
kali ini. Saya merasa tersanjung.
Teman-teman yang
dalam grup menulis ini harus memiliki motivasi kuat untuk menjadi penulis yang
berada di level atau anak tangga teratas. Anda sekarang berada di anak tangga
yang mana? Apakah Anda sedang di anak tangga: 1. Saya tidak akan menulis. 2.
Saya tidak bisa menulis. 3. Saya ingin menulis. 4. Bagaimana saya harus
menulis? 5. Saya akan coba menulis. 6. Saya bisa menulis. 7. Saya akan menulis.
8. Saya sudah menulis.
Bila Anda sudah
terbiasa menulis dan ingin menerbitkan buku, maka perlu diketahui dan
diperhatikan adalah: Penulis yang punya naskah buku, diterbitkan oleh penerbit
dan diedarkan di pasaran, lalu buku itu dibaca para pembaca. Bagaimana sehingga
buku bisa sampai di konsumen atau pembaca?
Proses atau ekosistem
penerbitan berada dalam alur lingngkaran yang saling ketergantungan. Mereka
disebut sebagai pemangku kepentingan penerbitan. Ada 4 komponen atau pelaku
yang membuat sebuah penerbitan sukses, yaitu: Penerbit, penyalur, pembaca dan
penulis. Keempat komponen ini berada dalam level kepentingan yang sama.
Naskah buku yang
sudah jadi atau lengkap akan dikirim ke penerbit. Lalu akan dinilai oleh
penerbit apakah layak terbit atau tidak. Bila layak dan diterima maka penerbit
akan mengirim surat pemberitahuan bahwa buku tersebut bisa diterbitkan.
Kemudian penerbit akan meminta soft copy naskah. Sekaligus penulis diminta
menandatangi surat perjanjian.
Selanjutnya, penerbit
akan melakukan proses editing dari segi bahasa. Penerbit juga akan membuat
setingnya yaitu ukurannya (berapa panjang lebarnya, seberapa tebal, ada
hiasannya atau tidak). Dan membuat cover sesuai target pasar.
Berikutnya, penerbit
akan mencetak satu buku contoh yang biasa disebut naskah proof atau dami. Dami
ini akan dikirim ke penulis untuk mengadakan koreksi akhir agar tidak menemui
kesalahan fatal setelah dicetak untuk diedarkan. Untuk itu, sebaiknya pada
tahap koreksi akhir jangan lakukan perobakan total atau keseluruhan. Sebab bila
dirombak total akan memakan waktu yang lebih lama lagi karena prosesnya dari
awal lagi.
Naskah yang sudah
dikoreksi akhir dikembalikan ke penerbit untuk dibuatkan film dan dimuat di
plat. Naskah yang sudah diplat akan dicetak lembar per lembar atau kateret
menurut istilah penerbitan. Satu kateret bisa memuat antar 16 sampai 30 halaman
buku. Dari kateret akan dimasukkan ke mesin lipat, mesin potong dan jilid. Bila
naskah buku sudah sampai tahap ini artinya sudah ada symptom keberhasilan.
Apa indikator
keberhasilan seorang penulis? Indikatornya adalah: Adanya sebuah kepuasan bahwa
bukunya bermanfaat, penulisnya mulai terkenal di mana-mana, karirnya makin lama
makin meningkat, dan tentunya memperoleh royalty. Semakin royalty yang diterima
artinya semakin berhasil penulisnya.
Sukses tidaknya
sebuah buku telah terlihat sejak awal penilaian naskah. Buku yang laku adalah
buku yang pasarnya besar dan lebar. Ciri-ciri buku yang laku antara lain: 1.
Tema popule penulisnya juga popular, laku keras. Maka sebaiknya mencari dan
menulis tema-tema popular sekalipun masih penulis pemula. 2. Tema tidak popular
penulis popular, hanya separoh suksesnya. 3. Tema tidak popular penulis tidak
popular, naskah akan ditolak.
Untuk mengetahui
tingkat popular, silakan kunjungi google
trend. Anda akan memperoleh informasi mengenai tema yang lagi popular.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat kepopuleran seorang penulis bisa dilihat di google schooler atau google cendikia. Di sana akan diberi
informasi apakah penulis sudah pernah menrbitkan buku atau tidak. Karenanya
yang paling baik adalah menulis dan terbitkan buku ajar. Buku ajar diperlukan
setiap tahun dan sepanjang mata pelajaran itu masih tercantum di kurikulum
berarti buku tersebut tetap diperlukan. Akan laku keras.
Penulis diharapkan
tidak mnulis buku dengan tema yang pasarnya sempit dan berumur pendek. Karena
suksesnya buku adalah suksesnya penulis. Itu akan tergantung jumlah oplah.
Jumlah oplah sangat tergantung pada kudran. Semakin bagus besar dan luas
pasarnya akan semakin bagus dan sukses bukunya. Selain itu, penulis juga harus
mengetahui gaya selingkung setiap penerbit. Dan juga harus konsisten dalam
menggunakan gaya selingkung.
Ada dua kelompok
penulis, yaitu: Kelompok penulis industrialis dan kelompok penulis idealis.
Penulis industrialis berorientasi pada uang atau finansial dan keuntungan.
Sedangkan penulis idealis tidak. Bahkan ia tidak persoalkan royalty. Di sini
dibutuhkan kerja sama yang apik antara penulis dan penerbit yakni keselarasan
cara pandang. Di sini dibutuhkan diskusi panjang dan dalam. Terutama soal judul
karena di sana terletak nilai jual, laku tidaknya sebuah buku. Sekali lagi,
buku yang laku adalah yang pasarnya lebar. Yaitu buku-buku ilmu dasar mulai
dari sekolah dasar hingga tingkat sarjana.
Royalti dari buku
yang terjual akan dibayarkan setiap enam bulan atau tiap semester setelah
terbit dan diedarkan/dijual. Inipun membutuhkan proses administrasi yang
panjang dan perlu kesabaran dari pihak penulis. Perlu diingat bahwa naskah yang
masuk ke Penerbit Andi setiap bulan berkisar antara 300 sampai 400 judul.
Tetapi yang diterima antara 50 sampai 60 judul saja yang layak terbit. Sisanya
ditolak/dikembalikan.
Bagaimana supaya
seorang penulis dapat berkarya secara teratur berkesinambungan? Berikut
langkah-langkah menulis buku yang harus ditempuh:
1.
Buatlah
synopsis buku terlebih dahulu. Sinopsis berisi:
Konten singkat, sasaran pembaca, tujuan buku, konsumen siapa yang dituju. Satu
atau dua paragraph saja.
2.
Tentukan
tujuan penulisan buku. Bagian ini berisi: out line atau daftar isi dan cover.
3.
Membuat
tujuan dan manfaat lebih dalam dan luas, yaitu: Berapa calon
pembaca, ada tidaknya pesaing di pasaran dari buku yang akan ditulis, prospek
pasar.
4.
Harus bisa menjelaskan tulisan atau
buku ini untuk siapa dan bagaimana.
5.
Harus
buat riwayat penulis. Yaitu kurikulun vitae penulis yang
sesuai tema buku, kompetensi penulis, profesi penulis. Ini diuraikan dalam satu
pragraf.
“MENULISLAH
SUPAYA HIDUP INI LEBIH MULIA UNTUK SESAMA.”
III.
Tanya
Jawab
Pertanyaan 1dari Agnas
setiawan, Majalengka: “Saya guru
geografi, blogger juga. Tahun lalu pernah terbitkan buku ajar SMA secara indie.
Kalau saya mau coba terbitkan di mayor apakah isinya harus dirubah atau boleh
sama seperti yang diterbitkan sebelumnya? Kontrak saya dengan penerbit indie
tidak dilanjutkan. Kalau misal saya mau masuk ke mayor, apakah nanti di
penerbit mayor itu akan cetak ulang atau di aturan harus direvisi total? Kalau
total itu 100% isinya memamg harus baru atau bagaimana?”
Kalau
buku itu sudah pernah memiliki ISBN berarti buku itu sudah legal terbit, nah
kalau diterbitkan kembali maka itu namanya CETAK ULANG, kalau akan diterbitkan
sebagai buku baru maka harus direvisi total. Kalau cetak ulang maka harus ada
surat pengakhiran kontrak dengan penerbit lama, jika revisi total bisa dengan
penerbit baru dengan kontrak baru.
Pertanyaan 2 dari Syukri,
SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang: “Yang saya
mau saya tanyakan: 1. Seperti apa itu naskah dan apa aja isinya. 2. Seperti apa
penulis pemula yang dilirik oleh penerbit mayor. 3. Mohon Om Joko ulas sedikit
tentang gaya selingkung!”
1.
Ini naskah lengkap. 2. Penulis pemula yang dilirik penerbit mayor adalah penulis yang punya naskah bagus yang
marketeble. 3. Untuk gaya selingkung, akan saya emailkan detailnya. Mohom alamat
emailnya.
Pertanyaan 3 dari Rita,
Kabupaten Jembrana Bali: “Senang sekali
bisa mendapatkan materi dari bapak. Dari pemaparan bapak ada slide yang
menyebutkan 4 kriteria naskah yang utama diterbitkan yaitu tema populer dan
penulis populer, sedangkan untuk tahap sekarang kami masih berada di penulis
yang belum populer. Pertanyaannya: 1. Apa yang harus kami lakukan agar tulisan
kami bisa diterima di penerbit ANDI? 2. Jenis tulisan seperti apa yang penerbit
ANDI inginkan?”
1.
Keduanya Populer (thema, nama penulis) tapi salah satu saja nggak apa-apa, oleh karena itu tulislah
buku yang themanya populer dan dibutuhkan masyarakat banyak. 2. ANDI
menerbitkan thema apa saja asalkan kami perkirakan buku itu akan laku.
Pertanyaan 4 dari Isminatun,
Sukoharjo: “Ini sangat menarik Bapak. Harapan
penerbit adalah penulis mendapat untung sebesar-besarnya. Ini persis sama
dengan harapan penulis. Bagaimana agar tulisan/naskah kita bisa diterbitkan
oleh Andi? Apakah tulisan tentang kegiatan menulis (kumpulan materi/resume)
bisa diterbitkan Andi?”
Model
tulisan itu bisa saja diterbitkan, tetapi sangat tergantung dari kumpulan
tulisan apa, resum tentang apa dari fokus apa? Dari situ harus bisa disimpulkan
kalau buku itu akan laku.
Pertanyaan 5 dari Herlina
Dwi Kurnia: “Apakah setiap buku harus
dicetak atau cukup pemasarannya secara e-book?”
Saat
ini dua-duanya. Cetak dan e-book.
Pertanyaan 6 dari Fatimah,
S.Si.: “Bagaimana dengan nasib naskah-naskah
yang tidak lolos saat dinilai?”
Nasibnya
akan tragis jika penulisnya putus asa. Jangan putus asa. Terus komukasi dengan
penerbit manapun agar ada solusi naskah itu tetap terbit.
Pertanyaan 7 dari Bu Beni,
Bojonegoro: “Terima kasih atas pencerahannya
terkait penerbitan buku. Mohon membagi pengalaman di forum ini, untuk buku
pelajaran Bahasa Inggris. Gambaran konten seperti apa yang paling laris? Selain
syarat harus sesuai silabus tentunya.”
TOEF,
dan sejenisnya, atau buku Bahasa Inggris untuk profesi tertentu.
Pertanyaan 8 dari Munandar,
Kabupaten Sumba Timur: “Saya pernah
diminta oleh penerbit melalui teman saya untuk membuat buka bank soal
matematika SMP, sistemnya jual putus. Jadi saya hanya mengirimkan soft file-nya
saja, dan ternyata tidak dicetak biodata saya sebagai penulis. Apakah saya dapat
mengirimkan draf itu kembali ke penerbit lain?”
Selama
tidak ada perjanjian yang mengikat dengan pihak manapun bisa diterbitkan oleh
penerbit mana saja. Sayang sekali naskah dijual putus, semoga harganya layak.
Pertanyaan 9 dari Lusia
Curup, Bengkulu: “Selamat siang pak, terimakasih
penjelasan materinya tentang penerbitan buku ajar. Bagaimana dengan RPP?
Rencana pelaksanaan pemvelajaran, apakah bisa diterbitkan juga? Karena kk
sebelumnya itu ada kurikulum 75 itu dulu banyak, yang KK 13 ini masih belum
banyak apakah ada peluang?”
RPP
biasanya dibagi gratis ke guru yang telah memakai buku pelajaran utama,
tentunya gratais dari penerbit yang buku utamanya dipakai.
Pertanyaan 10 dari Andy
Muhtadin, Beltim-Babel: “Kami ini menulis
dari nol, di dunia maya tulisan nol, grup ada tapi sedikit, riwayat menulis nol,
memang layak dapat nol. Tetapi kira-kira seberapa peluang penulis pemula dapat
bertahan di posisi ini, tolong tipsnya agar dapat terus naik tangga kesuksesan?”
Jangan
selalu di posisi nol Pak. Dulu semua penulis hebat mulai dari nol, yang membuat
mereka berhasil karena pantang putus asa, dan tidak berhenti menulis. Penting bergaulah
dengan penerbit sehingga tahu apa yang dimaui penerbit. Semangat.
Pertanyaan 11 dari Dwi
Mulyanti, SMKN 1 Kademangan: “Dunia
wirausaha saat ini sedang trend, namun anak-anak kami yang SMK ini belum besar
motivasinya. Kira-kira materi atau naskah tulisan yang menarik untuk kalangan
remaja usia SMK ini apa, Pak? Biar mereka makin tertarik dengan wirausaha.”
Buku
kewirausahaan untuk SMK sudah banyak kita temui termasuk dari Penerbit ANDI,
namun buku-buku tersebut diterbitkan sesuai dengan kisi-kisi kurikulum yang
tidak ada unsur motivasi sebagai wira usaha. Maka akan sangat baik jika ibu menulis
buku pengayaan untuk SMK yang berisi motivasi menjadi pengusaha.
Pertanyaan 12: “Di proses
awal pengiriman naskah, apa saja yang terkandung dalam naskah yang terkirim? Apakah
hanya beberapa bagian atau utuh seluruhnya. proses penilaian naskah perlu waktu
berapa lama?”
Tidak uasah lengkap
dulu tidak apa-apa. Daftar isi, Sinopsis dan dua bab awal sebagai contoh. Dikirim
berupa hardcopy.
Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Minggu, 10 Mei 2020 (10.30 wita)
bagus om yolis. alurnya mantap
ReplyDeletehalobelajarsesuatu.blogspot.com
Terima kasih, Bro. Sudah berkenan mampir.
DeleteKeren
ReplyDeleteTerima kasih, Mr. Rasyid.
Delete