ANGIN
Angin adalah karya
agung Tuhan yang bisa kita rasakan tapi tidak bisa dilihat, tak bisa dipegang
genggam, apalagi disimpan untuk dimiliki. Ia hanya untuk dinikmati bersama.
Angin memberikan kesejukan bagi mereka yang kegerahan/kepanasan. Angin sepoi
yang mengalir semilir memberi kedamaian, sentosa. Angin ribut membuat
mengakibatkan hiruk pikuk. Angin badai memporak-poranda segala benda.
Sekarang ini sedang
musim angin di daerahku. Angin bertiup sepanjang hari dari pagi, siang, sore
hingga malamnya. Hembusannya sedang-sedang saja. Tidak mengkhawatirkan, tapi
tidak juga meninabobokan. Karenanya, ketika dia berhembus pohon, dahan dan
ranting bergetar. Sebagai respons, ranting-ranting menggugurkan dedaunan
berjatuhan di sekitar pohonnya. Atau diterbangkan ke tempat asing yang tak
pernah dikenal sebelumnya.
Dedaunan yang jatuh
dan berkumpul bertumpuk dibuatnya berpencar ke sana kemari. Atau dari yang
berpencaran dibuatnya berkumpul pada suatu tempat. Begitu seterusnya. Tidak ada
dedaunan yang bertahan di tempatnya ketika angin berhembus menghempas. Mereka
selalu mengikuti irama tarian sang bayu. Bila bayu berayun dari kiri maka
dedaunan yang merontok di tanah akan tergiring beriring ke kanan. Bila angin
bertiup dari kanan mereka berarak berbaris ke kiri.
Dedaunan kering nan
bergugur runtuh itu tak mampu bertahan di tempatnya saat angin datang. Tak
mampu bertahan karena mereka tak ada tempat bergelayut lagi. Tak ada tempat
menggantungkan harapan hidup. Tiada lagi
tempat berpegangan. Tiada lagi ranting-ranting pengikat yang menahannya.
Karenanya ia, mereka hanya pasrah mengikuti arah angin ke manapun ia
membawanya. Dia seolah tak berpendirian. Itu akibat bobotnya yang ringan tak
berisi.
Berbeda dengan benda
padat lainnya seperti: Besi, batu atau kayu. Mereka tetap diam bergeming saat
angin itu datang menghantam. Karena mereka padat berisi. Dengan bobot berat
padanya membuat dia tak terusik oleh angin usil.
Demikian halnya
dengan orang yang tak mau menempa dirinya agar memiliki bobot. Mereka akan
gampang terbawa terombang-ambingkan angin yang menerpa dan arus ajaran dunia
yang mendera. Mereka akan pasrah mengikuti pengaruh yang ditawarkan. Mereka
tidak akan mampu menghindarinya.
Maka untuk memiliki
daya pertahanan kuat terhadap gempuran pengaruh dunia, sebaiknya menginvestasi
waktu dengan baik. Yaitu menginvestasi waktu dengan menempa memperkaya
kepribadian sebagai sumber daya hingga padat berisi. Cara menempanya adalah
dengan belajar. Belajar sepanjang hayat. Dan cara belajar yang sederhana adalah
membaca dan berlatih.
Belajar menulis
daring adalah salah satu cara menginvestasi waktu yang baik guna menempa sumber
daya manusia guru Indonesia.
Yolis
Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Minggu,
3 Mei 2020 (14.51 wita)
Comments
Post a Comment