TENIS MEJA
Pagi ini kami bermain tenis meja di lantai tiga rektorat Universitas Persatuan Guru 1945 Nusa Tenggara Timur. Kami bermain dari jam sembilan wita sampai sekitar jam dua belas wita. Kurang lebih tiga jam kami menghabiskan waktu saling berhadapan dihalangi meja hijau. Pak Oni melawan Pak Sam yang bermain selama lima set. Pak Sam melawan Pak Max bertarung dalam lima set juga. Pak Oni berhadapan dengan saya selama lima set. Yang terakhir Pak sam menjajaki kemampuan saya, tapi karena sudah kelelahan kami hanya main tiga set. Menang atau kalah bukanlah target utama. Yang penting senang, menyegarkan dan pasti membugarkan. Sebab dengan bugar corona buyar, kabur berhamburan.
Bermain tenis meja itu melelahkan namun menyenangkan menyegarkan. Kelihatannya tidak berat seolah-olah hanya tepak-tepok tapi sesungguhnya ia menguras tenaga yang membuat keringat mengucur deras. Terkuras tenaga dan keringat karena pemain harus memposisikan diri berdiri berhadapan dengan garis tengah yang membelah meja agar ia bisa memantau bola dari segala arah. Selain tenaga terkuras, juga kekuatan otot terbentuk dengan baik. Terutama otot-otot paha karena ketika sedang bermain, posisi kaki agak tekuk dan sedikit mengangkang. Dengan posisi begini ada dua keuntungan yang didapat yaitu: Pertama, pandangan pemain sejajar net sehingga dapat melihat pergerakan bola dengan baik dan dengan demikian dapat mengembalikan dengan baik pula. Kedua, mobilisasi atau pergerakan perpindahan badan ke kiri kanan atau depan belakang cepat – tidak terganggu tersendat.
Bermain tenis meja akan menyenangkan bila perkenaan bola pada bet tepat. Bila meleset atau bola tidak mengenai bet dengan benar akan menguras tenaga sia-sia. Dan ini akan membuatnya frustrasi dan tidak akan bermain lagi, terutama bagi mereka yang pemula. Bagaimana agar bola dapat mengenai bet tepat? Sederhana saja, pandangan terarah dan teknik dasar memadai. Pandangan harus selalu terarah ke bola ke manapun dia melayang pandangan harus selalu mengikutinya dengan setia. Jangan lengah memantau bola. Intinya sepanjang bermain, mata selalu mengikuti mengawasi bola. Selain pandangan mata, tentunya pemain harus memiliki teknik dasar dengan baik. Mulai dari cara memegang bet sampai dengan cara memukul bola. Itu harus dikuasai bila ingin menikmati permainan tenis meja dengan menyenangkan.
Saya ingat bagaimana teman saya, Mudini, dibuat frustrasi oleh Jack yang memang jago bermain tenis meja. Saking jagonya, boleh dikatakan biar dia main sambil tutup mata atau sambil minum kopi pun tidak akan terkalahkan. Apalagi Mudini yang belum memiliki teknik dasar, ia sampai berampun-ampun ria pada Jack. Ini dia ceritakan kepada saya. Lalu saya katakan hanya dengan latihan benar dan serius baru bisa dia ditekuk.
Kami sepakat untuk latihan setiap hari selepas mengajar. Tidak lama. Setiap hari cukup setengah jam. Saya latih cara berdiri yang benar, cara memegang bet, dan pukulan-pukulan sederhana dalam tenis meja seperti: Drive, smash, spin, cut defense, block, lop, chop, dan service. Semua jenis pukulan itu dilatihkan dengan forehand (bagian depan bet) ataupun backhand (bagian belakang bet). Latihannya dimulai dengan bola pelan hingga cepat. Dari satu arah yaitu cuma forehand atau backhand saja. Kemudian meningkat ke segala arah: Forehand, backhand, bola pendek (depan net), ataupun bola panjang (di ujung belakang meja). Di akhir setiap latihan pukulan-pukulan itu kami pasti bermain. Saling bertanding. Demi memotivasi, terkadang, saya membuat seolah-olah bola darinya sulit dikembalikan dan saya menyerah kalah. Agar dia memiliki percaya diri. Itu penting! Sebab dengan modal percaya diri, siapa pun akan sanggup berdiri tegak menantang dunia. Begitu terus hingga pada taraf dia siap melawan siapa pun termasuk Jack sang predator tenis meja di sekolah itu.
Di suatu hari senggang. Kami bermain tenis meja. Jack pun ada. Dengan jumawa seperti biasanya dia tak memperhitungkan yang lainnya, apalagi Mudini yang selalu dibuatnya terkaing-kaing. Dia hanya lelah memungut bola yang dihajar dengan kasar dan tak mampu dikembalikan. Sampailah pada kesempatan mereka berdua, Jack dan Mudini beradu keterampilan. Awalnya dengan tipe permainan menyerang, Jack seperti biasa meremehkan Mudini dan merasa di atas angin. Tapi makin lama kian Jack dibuat keteteran dan frustrasi karena semua pukulan mematikannya dikembalikan sempurna oleh Mudini. Begitu terus dan berkali-kali. Di akhir permainan Mudini kalah, tapi terhormat karena hanya berbeda dua tiga angka setiap setnya. Terutama pengakuan dari Jack: “Hebat bangat, salut!” Pengakuan itu sangat membanggakan Mudini. Dari titik itu dia terus berkembang, bahkan menjadi pelatih di lingkungannya.
Benar imbauan berbahasa Inggris ini: “Perfect practice makes perfect.” Akan halnya temanku, Mudini yang berlatih keras dengan cara yang benar demi memperkaya dan mempercantik keterampilan permainan tenis mejanya, demikian pun teman-teman di BMG7. Mereka menginvestasi waktunya dengan mengerahkan dan mengarahkan segala daya untuk menulis setiap hari, baik maupun jelek. Harus menulis. Ditambah pula dengan pesan-pesan tersirat pun tersurat dari Omjay dan tim pelatih di grup menulis daring gelombang tujuh ini. “Always push yourself to figure out ideas in your thought through writing perfectly, then you will become a sustained perfect writer.” Begitu pesan mereka di setiap akhir pemaparan pembelajaran. Semoga!
Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Selasa, 21 April 2020 (08.58 wita)
Bermain tenis meja itu melelahkan namun menyenangkan menyegarkan. Kelihatannya tidak berat seolah-olah hanya tepak-tepok tapi sesungguhnya ia menguras tenaga yang membuat keringat mengucur deras. Terkuras tenaga dan keringat karena pemain harus memposisikan diri berdiri berhadapan dengan garis tengah yang membelah meja agar ia bisa memantau bola dari segala arah. Selain tenaga terkuras, juga kekuatan otot terbentuk dengan baik. Terutama otot-otot paha karena ketika sedang bermain, posisi kaki agak tekuk dan sedikit mengangkang. Dengan posisi begini ada dua keuntungan yang didapat yaitu: Pertama, pandangan pemain sejajar net sehingga dapat melihat pergerakan bola dengan baik dan dengan demikian dapat mengembalikan dengan baik pula. Kedua, mobilisasi atau pergerakan perpindahan badan ke kiri kanan atau depan belakang cepat – tidak terganggu tersendat.
Bermain tenis meja akan menyenangkan bila perkenaan bola pada bet tepat. Bila meleset atau bola tidak mengenai bet dengan benar akan menguras tenaga sia-sia. Dan ini akan membuatnya frustrasi dan tidak akan bermain lagi, terutama bagi mereka yang pemula. Bagaimana agar bola dapat mengenai bet tepat? Sederhana saja, pandangan terarah dan teknik dasar memadai. Pandangan harus selalu terarah ke bola ke manapun dia melayang pandangan harus selalu mengikutinya dengan setia. Jangan lengah memantau bola. Intinya sepanjang bermain, mata selalu mengikuti mengawasi bola. Selain pandangan mata, tentunya pemain harus memiliki teknik dasar dengan baik. Mulai dari cara memegang bet sampai dengan cara memukul bola. Itu harus dikuasai bila ingin menikmati permainan tenis meja dengan menyenangkan.
Saya ingat bagaimana teman saya, Mudini, dibuat frustrasi oleh Jack yang memang jago bermain tenis meja. Saking jagonya, boleh dikatakan biar dia main sambil tutup mata atau sambil minum kopi pun tidak akan terkalahkan. Apalagi Mudini yang belum memiliki teknik dasar, ia sampai berampun-ampun ria pada Jack. Ini dia ceritakan kepada saya. Lalu saya katakan hanya dengan latihan benar dan serius baru bisa dia ditekuk.
Kami sepakat untuk latihan setiap hari selepas mengajar. Tidak lama. Setiap hari cukup setengah jam. Saya latih cara berdiri yang benar, cara memegang bet, dan pukulan-pukulan sederhana dalam tenis meja seperti: Drive, smash, spin, cut defense, block, lop, chop, dan service. Semua jenis pukulan itu dilatihkan dengan forehand (bagian depan bet) ataupun backhand (bagian belakang bet). Latihannya dimulai dengan bola pelan hingga cepat. Dari satu arah yaitu cuma forehand atau backhand saja. Kemudian meningkat ke segala arah: Forehand, backhand, bola pendek (depan net), ataupun bola panjang (di ujung belakang meja). Di akhir setiap latihan pukulan-pukulan itu kami pasti bermain. Saling bertanding. Demi memotivasi, terkadang, saya membuat seolah-olah bola darinya sulit dikembalikan dan saya menyerah kalah. Agar dia memiliki percaya diri. Itu penting! Sebab dengan modal percaya diri, siapa pun akan sanggup berdiri tegak menantang dunia. Begitu terus hingga pada taraf dia siap melawan siapa pun termasuk Jack sang predator tenis meja di sekolah itu.
Di suatu hari senggang. Kami bermain tenis meja. Jack pun ada. Dengan jumawa seperti biasanya dia tak memperhitungkan yang lainnya, apalagi Mudini yang selalu dibuatnya terkaing-kaing. Dia hanya lelah memungut bola yang dihajar dengan kasar dan tak mampu dikembalikan. Sampailah pada kesempatan mereka berdua, Jack dan Mudini beradu keterampilan. Awalnya dengan tipe permainan menyerang, Jack seperti biasa meremehkan Mudini dan merasa di atas angin. Tapi makin lama kian Jack dibuat keteteran dan frustrasi karena semua pukulan mematikannya dikembalikan sempurna oleh Mudini. Begitu terus dan berkali-kali. Di akhir permainan Mudini kalah, tapi terhormat karena hanya berbeda dua tiga angka setiap setnya. Terutama pengakuan dari Jack: “Hebat bangat, salut!” Pengakuan itu sangat membanggakan Mudini. Dari titik itu dia terus berkembang, bahkan menjadi pelatih di lingkungannya.
Benar imbauan berbahasa Inggris ini: “Perfect practice makes perfect.” Akan halnya temanku, Mudini yang berlatih keras dengan cara yang benar demi memperkaya dan mempercantik keterampilan permainan tenis mejanya, demikian pun teman-teman di BMG7. Mereka menginvestasi waktunya dengan mengerahkan dan mengarahkan segala daya untuk menulis setiap hari, baik maupun jelek. Harus menulis. Ditambah pula dengan pesan-pesan tersirat pun tersurat dari Omjay dan tim pelatih di grup menulis daring gelombang tujuh ini. “Always push yourself to figure out ideas in your thought through writing perfectly, then you will become a sustained perfect writer.” Begitu pesan mereka di setiap akhir pemaparan pembelajaran. Semoga!
Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Selasa, 21 April 2020 (08.58 wita)
Hari ini Hari Kartini, judulny Meja Tenis Kartini mungkin?
ReplyDeleteTerima kasih, Bu Roni. Siap perbaiki di tulisan2 berikut.
DeleteSuka sastra, tapi waktu Masi terkuras dengan passion lain, salam hangat dari maumere(ocep)
ReplyDeleteBaiklah. Lanjutkan, orang muda. Salam hàngat juga Dari Tilong!
Delete