STRATEGI PASARKAN BUKU
I.
Pendahuluan
Buku adalah jendela dunia. Artinya melalui buku kita
dapat melanglang buana mengelilingi dunia. Maksudnya lagi adalah dengan buku
kita bisa mengenal dunia luar dengan baik. Jadi dengan buku wawasan kita
semakin luas, bahkan nyaris tak bertepi. Dengan buku kita bisa mengenal budaya,
bahasa, adat istiadat dan segala informasi lainnya tentang suatu suku bangsa
tertentu.
Wawasan dan pengetahuan seseorang bertambah bila
membaca buku. Buku akan bisa dibaca oleh masyarakat manapun jika buku itu ada
bagi mereka. Agar buku bisa sampai dan ada di tengah-tengah masyarakat, maka
harus ada yang membawa dan menyampaikannya. Bagaimana supaya buku bisa sampai
di masyarakat? Topik inilah yang dibahas dalam kelas pembelajaran menulis daring
gelombang tujuh oleh Mas Agus Subardana dari Penerbit Andi pada hari Kamis tanggal 23 April 2020 mulai jam
19.00 sampai 21.00 wib. Perkuliahan dari ini dimoderatori oleh Omjay.
II.
Materi Pembelajaran
Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta
sarana penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak
telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku.
Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas
dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong
kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun
budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi
pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.
Perkembangan industri penerbitan buku juga dipicu oleh
alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri
lainnya khususnya barang konsumsi. Saat ini terdapat 1328 penerbit yang
terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah
penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktif
lagi.
Dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan
Buku, supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal
maka kita perlu strategi pemasaran.
Srategi Pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausaha, entreprenur
yang menjalankan bisnis.
Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi
oleh banyak aspek dan unik. Kenapa demikian? Hal ini
dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang diterbitkan. Jenis – jenis buku yang
diterbitkan tersebut dikelompokan menjadi katagori buku. Salah satu contoh
Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32
katagori produk buku (Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku
Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks, dan lain lain).
Dari jenis – jenis katagori buku tersebut di sinilah
kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang
diterbitkan. Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan
berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis.
Sehingga strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi oleh faktor yang
meliputi:
1. Faktor
Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor
Makro yaitu demografi-ekonomi, politik-hukum,
teknologi-fisik dan sosial-budaya.
Saat ini kami dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku
yang sedang kami terus jalankan masuk dalam faktor keduanya yaitu Faktor Mikro
dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri
Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan
buku lebih dari 10.000 judul buku yang telah dikelompokkan menjadi 32 katagori.
Strategi Pemasaran buku yang telah kami petakan menjadi
dua strategi pemasaran yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara dan
strategi pemasaran buku serangan Darat, dengan berlandaskan pada faktor
mikro dan faktor makro tersebut di atas. Dua strategi tersebut dapat kita
jelaskan secara singkat sebagai berikut:
A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara.
1. Pemasaran buku lewat Online
Saat ini yang sedang ngetren dan gencar di dunia maya yaitu Strategi Pemasaran yang
banyak dipakai oleh setiap orang yang sudah mengerti teknologi internet yaitu
berpromosi lewat Online melalui website dan media sosial lainya. Kalau
kita sudah mempunyai produk buku yang jenis kategorinya
banyak maka langkah awal kita harus
buat website. Katakanlah website
merupakan markas besar untuk sebuah bisnis penjualan buku. Dengan mempunyai website ini kita dapat merencanakan
promosi dalam melancarkan penjualan buku. Dan website tersebut akan banyak kita isi produk, harga, promosi,
layanan, alamat, testimoni, dan lain sebagainya.
Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktif
untuk terus promosi, supaya kita dapat:
· Menyebarkan
informasi produk secara masif kepada target pasar potensial.
· Mendapatkan
konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah sehingga kesetiaan
konsumen terjaga.
· Menjaga
kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu.
· Menaikan
penjualan dan profit.
· Membandingkan
dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing.
· Membentuk
citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
· Mengubah
tingkah laku , persepsi dan pendapat konsumen.
Media Online
yang dapat kita lakukan untuk promosi dan penjualan buku yaitu sudah tidak
asing lagi dibenak anda sekalian yaitu lewat telepon, w.a, sms, email, dan lain lain.
2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas
Kita tentunya punya komunitas masing –
masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi, maka
gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku.
Penjualan lewat komunitas akan lebih efektif dan
efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi penjualan buku yang kita
tawarkan. Kuncinya kita harus proaktif komunikasi
dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.
B. Strategi pemasaran buku serangan Darat
Untuk
menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku, kita harus
melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi
pasarnya sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunya 43 cabang di kota dari
Aceh sampai Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran
di tiap kantor cabang tersebut.
Strategi
pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar
yang kita tuju, antara lain:
1. Toko Buku
Penerbit
Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri,
sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan
sebagai pemasok rutin di toko buku maka kita perlu pemetaan jenis toko buku.
Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku
Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.
Kenapa kita
perlu petakan jenis toko buku tersebut? Hal ini
dikarenakan tiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan
tempat yang berbeda.
Contoh toko
buku modern yaitu Gramedia Books Store,
Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store. Toko Modern ini mempunyai
sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan
dengan sistem sentralisasi dan sebagainya.
Adapun toko
buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi
penjualan per toko. Sedangakan Toko Tradisional biasanya sistem transaksinya
masih manual.
Untuk itu
saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual /
konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.
Strategi
Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan,
antara lain:
· Menguasai
display buku, supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .
· Mengadakan
promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner.
· Mengadakan
Bedah Buku, Talkshow dan potongan harga
pada buku tertentu atau periode tertentu.
· Mengadakan event tematik sesuai moment bulan
berjalan (program Ramadhan, Program TAB,
Program TAM, dan lain lain).
· Dan masih banyak
lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan , kuncinya
kita proaktif komunikasi dengan pihak internal Toko Buku
modern tersebut.
2. Directselling
Pemasaran
Buku melalui Directselling ini kita petakan
berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan. Jenis Katagori buku
penjualan lewat Directselling ini kita
bagi menjadi beberapa target pasar yaitu:
·
Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama
dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
·
Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata
kualiah
·
Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP,
SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
Dengan
pemetaan jenis katagori tersebut di atas maka
kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan
menempatkan tenaga penjual (Sales).
Tugas
Tenaga Penjual/sales tersebut kita beri tanggungjawab target sesuai maping areanya masing – masing yang
bertugas:
· Kunjungan
langsung ke tiap sekolah.
· Kunjungan
langsung ke setiap kampus.
· Kunjungan
langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dan lain-lain.
· Dengan
kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun
hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dan lain-lain.
Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.
3. Melakukan Event
– Event
Aktif dalam
melakukan event – event seperti event
Pameran buku, dalam seminar, workshop,
Tryout, dan sebagainya.
Demikian yang dapat saya sampaikan Strategi pemasaran
buku secara singkat , dan masih banyak lagi strategi pemasaran buku yang belum
kami sampaikan, di lain waktu kita lanjutkan strategi pemasaran buku
selanjutnya. Terimakasih.
III.
Tanya Jawab
Saraswati, Banyuwangi: “Strategi pemasaran
penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik. Kenapa demikian,
hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang diterbitkan. Jenis – jenis
buku yang diterbitkan tersebut dikelompokan menjadi katagori buku. Salah satu
contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu
ada 32 katagori produk buku (Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian,
Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks, dll). Apakah penerbit
andi punya toko online dan bekerjasama dengan tokopedia?”
Kami
penerbit Andi mempunyai website: www.andipublisher.com dan Ibu dapat
langsung bertransaksi lewat website
tersebut. Kami juga bekerjasama dengan
semua marketplace termasuk
tokopedia. Terimakasih.
Albert, Kupang:
“Strategi
Pemasaran buku yang telah kami petakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu Strategi
Pemasaran Buku serangan Udara dan strategi pemasaran buku serangan Darat. Apakah yg aling sulit dari keduanya?”
Dari kedua
strategi tersebut paling sulit adalah strategi pemasaran serangan darat
dikarenakan membutuhkan waktu tenaga dan tentunya adanya follow up yang terus menerus. Sehingga keberhasilan ditentukan oleh
tenaga penjual yang kita percayakan.
Isminatun, Sukoharjo: “Bagi penulis buku pemula pemasaran yang paling efektif yang mana, apakah
serangan udara, directselling, ataukah event, ataukah
perlu ketiganya jalan bersama?”
Bagi
penulis pemula, kalau naskahnya dinyatakan diterima dan
diterbitkan oleh penerbit skala nasional seperti Penerbit Andi, tentunya kami
akan lakukan langsung memakai dua strategi pemasaran tersebut. Tapi
bila penulis tersebut menerbitkan
sendiri tidak melalui Penerbit. Maka dapat
melakukan strategi pemasaran buku serangan Udara di point 2 (komunitas dan gunakan media sosial secara mandiri).
Mukminin, Lamongan:
“Untuk
penulis yang bukunya
diterbitkan penerbit mayor seperti penerbit
Andi, mohon maaf biar tahu berapa royaltinya dan apakah penulis juga punya
tugas tanggung jawab memasarkan bukunya?”
Penulis
mendapatkan hak Royalti 10% dari total nilai transaksi terjual. Kalau di
penerbit Andi rata-rata diberikan Royati per 6 bulan/Semester
terhitung sejak buku telah terdistribusi dan ditandatangani perjanjian kedua
pihak (antara penulis - penerbit). Penulis mendapatkan bukunya sebanyak 3 eksemplar.
Dan penulis diperbolehkan mempromosikan bukunya dan kalau penulisnya beli bukunya
biasanya mendapatkan potongan 30%.
Pak Etik Nurinto, Kabupaten
Pemalang: “Apa yang
harus dilakukan penulis agar buku yang kita tulis laku dijual, apalagi di saat
pandemi covid19 sekarang ini?”
Sebelumnya
ada Narasumber dari pak Edi S Mulyanta,
bagaimana menulis buku yang laku di jual. Pertama,
yang bisa bapak tulis adalah
menulislah bidang yang dikuasai. Kedua, bapak
bisa lihat di google trend produk
buku apa yang laku. Di situ akan ditunjukkan tren produk buku apa yg laku di
jual saat ini. Memang buku yang laku saat ini masih buku
untuk Anak-anak dan novel untuk remaja.
Yulius Roma, Tana Toraja:
“Adakah kemungkinan
menjalin kolaborasi dengan pesaing dalam penjualan buku, bagaimana penerapannya?”
Kemungkinan
menjalin kolaborasi dgn pesaing tentunya ada. Contohnya,
kami kolaborasi dengan Penerbit
BPFE UGM. Adapun syarat dan ketentuan kita harus ada
titik temu dari kedua belah pihak. Dalam
penerapannya kita akan lihat dan nilai
dari aspek produknya, potensi pasar,
daya serap produk.
Rifatun, Salatiga:
“1. Mengapa harga 1 buku antara toko yang satu dengan toko yang lain terkadang tidak sama walaupun
sampul, judul dan isi sama? 2. Apa yang membedakan harga buku antara
satu dengan yang lain berbeda
walaupun halaman, kwalitas kertas buku dan penerbit sama, tapi isi dan pengarang berbeda? 3. Mana yang lebih
banyak diminati antara belanja buku dengan serangan udara dan serangan darat?
Adakah keuntungan dan kelemahan masing?”
1. Buku yang
kami terbitkan sudah ada standar harganya,
di barcode back Viber buku
sudah ada harga yang tercantum sehingga harga tidak bisa
diubah. Kecuali ada momen promosi di toko tersebut biasanya ada mendapatkan discount tetapi harga aslinya tetap
ditampilkan. Adapun kalau Toko tersebut di luar pulau jawa maka ada harga
Zona, sehingga harga jawa dengan
harga di luar pulau bisa berbeda (contoh harga jawa dan harga di sumatra ada
perbedaan). 2. Yang membedakan harga adalah setiap penerbit mempunyai hak untuk
menentukan harga buku produksi. Yang di hitung dari oplah cetaknya. Semakin
cetak oplahnya banyak semakin murah. Kalau
oplah cetaknya sedikit semakin mahal harga buku tersebut. Sehingga ini yang
menjadi perbedaan harga.
Andy Muhtadi, Babel: “1. Sebagaimana
telah disebutkan untuk penjualan buku lewat online kita harus proaktif promosi
salah satunya, megubah tingkah laku, persepsi dan pendapat konsumen, maksudnya seperti apa? 2. Strategi apa yg dapat di lakukan bersama
antara penerbit dan penulis?”
Maksudnya kalau
kita proaktif promosi produk lewat online maka dapat mengubah tingkah laku, persepsi dan pendapat konsumen. Dalam arti dengan
kita terus promosi maka konsumen tersebut yang tadinya
tidak respon terhadap produk tersebut dapat mengubah
perilaku, persepsi (pola pikir) untuk
tertarik membeli produk yang kita tawarkan/promosikan sehingga
mengubah pendapatnya untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut. Point 2. Strategi yg dapat di lakukan
antara penulis dan penerbit yaitu:
· Melakukan Takshow Bedah Buku secara periodik.
· Sama-sama
mempromosikan bukunya.
· Penulis dapat
membantu menjualkan bukunya dan pihak Penerbit akan memberikan Rabat buat
penulis.
Anwar Syafei: “Tentang pemasaran
buku, pengalaman
pemateri yang paling efektif
itu melalui media apa sosial media atau media cetak atau door to door
terimaksih?”
Pertanyaan
Bpk sudah ada di dalam materi singkat yang saya sampaikan. Namun untuk saat ini
pengalaman yg paling efektif yaitu melalui media sosial/online.
Bu Iez, Lumajang: “Bagaimana pengalaman
baik dengan strategi yang digunakan selama ini, mana di antara sekian strategi yang lebih baik, butuh berapa lama waktu yang dipakai untuk sampai bisa jadi buku best seller?”
Pengalaman
saya dengan sumber daya yang memadai maka strategi yang
kami pakai dari paparan materi saya tersebut saya pakai semuanya. Karena kami
sebagai Industri Penerbitan buku harus terus dapat profit dan terus mengembangkan pasar. Waktu yang
dibutuhkan untuk menjadi buku best seller
rata-rata 4-6 bulan, dan momen jual buku tersebut.
Contohnya, kalau menerbitkan buku pelajaran maka
momen jual yang tepat saat antara Mei sampai dengan
Agustus.
Naibaho, Sorong Papua: “Melakukan Event –
Event sementara ada wabah corona, bagaimana caranya
dilakukan saat ini?”
Saat ini
sedang wabah corona, kita lakukan pemasaran lewat online. Dan event-event lewat online juga. Sementara event-event yang sifatnya berkumpul dan tatap muka
sementara kita tiadakan. Kita berdoa
bersama semoga wabah corona segera berakhir.
Roni Bani, Kupang: “Saya sedang memberi tantangan untuk diri
sendiri. Setiap sore tiba saya HARUS menulis. Ada yang berangkat dari inspirasi
tertentu ada yang sama sekali tanpa inspirasi. Dapatkah tulisan seperti itu
dibukukan untuk diterbitkan?”
Bahwa
sebelumnya sudah ada materi yang sampaikan
narasumber pak Edi yaitu tentang penulisan buku. Jadi
supaya tulisan Bapak tersebut
layak untuk diterbitkan silakan Bapak
memperdalam lagi materi tentang cara penulisan buku.
Edi Syahputra H., Aceh:
“Pertama,
apakah kita seorang penulis bisa memasarkan buku kita, sementara buku karya
kita diterbitkan oleh penerbit Mayor. Kedua, bagaimana
cara memasarkan buku kepada pembaca supaya buku kita itu laku, karena
pengalaman saya bahwa buku yang saya tulis bukan saya jual tapi saya bagi-bagi mohon dijawab?”
1. Penulis
boleh memasarkan bukunya sendiri walaupun diterbitkan oleh penerbit Mayor. Penerbit
justru sangat terbantu jika penulis ikut serta memasarkan bukunya dan penulis
akan mendapatkan rabat dari penerbit.
2. Bapak
bisa lakukan maka gunakanlah jaringan komunitas Bapak
untuk sarana promosi dan penjualan buku. Penjualan lewat komunitas akan lebih efektif
dan efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi penjualan buku yang
kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktif komunikasi
dan interaksi dengan komunitas Bapak.
Agus Purwadi,
Ponjong: “Apakah sebagai
seorang penulis kita juga harus menguasai strategi pemasaran? Atau penerbit
yang mestinya lebih paham tentang hal itu?”
Kalau buku
Bapak
diterbitkan oleh penerbit Mayor,
tentunya pihak penerbit yang akan memasarkan dengan
strategi pemasaran masing-masing penerbit. Biasanya pihak penulis
diharapkan juga berperan mempromosikan bukunya lewat komunitas penulisnya. Kalau
bukunya diterbitkan secara Pribadi dengan
mengeluarkan modal penulis pribadi maka penulis tersebut harus mengerti dan
menguasai strategi pemasaran bukunya.
Benny Belang, Kupang:
“Bagaimana perusahaan
penerbitan umumnya atau Penerbit Andi menentukan harga pemasaran sebuah buku
yang diterbitkan. Aspek apa saja yang paling menentukan nilai/harga dimaksud?”
Penerbit
menilai naskah dari berbagai aspek:
Aspek Ideologis: Apakah
topik bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila, apakah topiknya akan
meresahkan kondisi masyarakat seperti: politik, hankam, sara, sopan santun,
harga diri, dan lain-lain.
Aspek Keilmuan: 1. Apakah
topik yang dibahas merupakan topik baru bagi masyarakat, dan apakah masyarakat
sudah siap menerima topik tersebut? 2. Apakah
naskah tersebut gagasan asli atau jiplakan? 3. Terkait
dengan akurasi data maka diperlukan sumber daftar pustaka yang lengkap.
Aspek Penyajian: 1. Apakah
sistematika kerangka pemikiran baik sehingga alur logika pemaparan mudah
dipahami? 2. Bahasa yang digunakan apakah komunikatif
sesuai dengan jenis naskah dan sasaran pembaca? 3.Apakah cara
penulisannya sudah benar.
Lusia, Curup:
“Tadi sudah
dijelaskan ada beberapa strategi pemasaran buku, apa ada
teknik/strategi pemasaran yang lebih sederhana, kalau ada misalnya bagaimana?”
Teknik
strategi pemasaran buku yang lebih sederhana yaitu melakukan pemasaran
langsung lewat komunitas dan relasi penulisnya.
Ika Siswati, Tangerang:
“Bagaiman
carnya membentuk citra produk di benak konsumen sesuai dengan yang diinginkan?”
Caranya:
· Fokus pada
pengisahan cerita, bukan pada fitur produk.Tanpa cerita yang bagus, produk kita
tidak akan memiliki nilai inheren atau emosional bagi pelanggan. Terkadang,
manusia itu lebih cepat memberi respons saat diberi cerita. Bila suatu merek
memberi kesan mendalam bagi konsumen, maka hal tersebut akan berdampak pada
perilaku belanja konsumen.
· Beri nilai
tambah produk agar makin disukai konsumen. Ketika
membentuk citra merek, sebaiknya konten yang dibuat harus fokus pada hal yang
dapat membangun hubungan dan membantu konsumen membuat keputusan yang tepat dan
matang. Dengan begitu, ketika mereka memilih produk kita itu karena produk kita
yang paling sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan berdampak pada hubungan yang
lebih kuat.
Candra, Langkat:
“Ada tidak pengalman bapak pribadi menangani sebuah buku yang mungkin dianggap tidak terlalu disukai
pasar namun karena faktor X, buku tersebut booming?”
Berdasarkan
pengalaman pribadi saya menangani sebuah
buku yang semula dianggap tidak terlalu disukai
pasar ternyata booming? Pengalaman
pribadi saya pernah terjadi seperti itu. Ada
beberapa judul buku yang demikian karena
mungkin ada faktor X.
Grefer, kupang-NTT: “Tentang ukuran besar dan ketebalan buku yang memudahkan pemasaran jika
dibandingkan dengan minat pembaca. Apakah buku yang berukuran tebal halaman
60-70 dan standar A5 yang lebih disukai
pasar?”
Ukuran Buku dan Area Cetak. Setelah Bapak menentukan sistematika penulisan
buku, hal penting berikutnya adalah format buku yang akan ditulis. Format buku
terdiri dari beberapa ukuran yaitu ukuran besar, standar, kecil, atau buku saku
serta format spesial. Penentuan format ini akan berpengaruh terhadap ketebalan
buku dan kedalaman materi yang Anda inginkan.
Format buku di Penerbit Andi.
·
Format Besar : 20 cm x 28 cm, 21,5 cm x 15,5 cm.
·
Format Standar : 16 cm x 23 cm, 11,5 cm x 17,5 cm.
·
Format Kecil : 14 cm x 21 cm, 10 cm x 16 cm.
·
Buku Saku : 10 cm x 18 cm, 13,5 cm x 7,5 cm.
·
Format Khusus
Banyak Penulis tidak memperhatikan format ini sehingga saat dilakukan
pengaturan layout dan setting, beberapa bagian.
Saya pribadi saya mengucapkan terimakasih atas
banyaknya pertanyaan seputar strategi pemasaran buku. Kesimpulan saya bahwa strategi
pemasaran saya ibaratkan sebuah seni berkreasi, berinovasi, berkreatifitas, dan
terus mengembangkan ide idenya. Maka dari itu materi yang saya sampaikan ini
tentang Strategi Pemasaran Buku tentu akan terus berinovasi mengikuti
perkembangan pasar. Mohon maaf kalau ada jawaban saya yg kurang memuaskan.
Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Jumat, 24 April 2020 (21.18 wita)
Mantap dan lugas om yolis
ReplyDeleteTeeimaa kasih, Bro Ged Polo. Gb!
Delete