SI TOU TIMOU TUMOU TOU

Proses memanusiakan manusia atau usaha pemanusiaan manusia adalah filosofi pendidikan yang dikumandangkan oleh Immanuel Kant ratusan, bahkan mungkin ribuan tahun silam. Dan sampai saat ini rasanya masih tetap berlaku dan, mestinya, tak boleh diabaikan. Pernyataan dan konsep Immanuel Kant ini pula yang – mungkin – mendasari kerangka berpikir Dr. G.S.S.J. Ratulangie sehingga ia menciptakan suatu ungkapan cantik dalam bahasa Bohusami (Minahasa, Sulawesi Utara), “SI TOU TIMOU TUMOU TOU, yang saya pakai sebagai judul tulisan ini.

Olah nalar sang Gubernur Sulawesi pertama ini awalnya hanya diimpelementasikan untuk membangun manusia Minahasa. Konsep keren ini sering dikutip kembali oleh banyak ahli untuk mengupas dan menelisik sisik melik pembangunan manusia, Indonesia khususnya, di antaranya Prof. Dr. H.A.R. Tilaar dan Alif Danya Munsyi.

Kumpulan kata tersebut, menurut Prof. Dr. H.A.R. Tilaar mengandung arti yang dalam yaitu manusia (Minahasa) tidak hanya sekedar ada di suatu tempat, kemudian bertumbuh, berkembang lalu mati. Tetapi pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai arah tujuan yaitu memiliki citra yang berpengaruh secara positif konstruktif. Suatu pertumbuhan yang membawa dampak pada masyarakat sekelilingnya ke arah yang makin luhur.

Kemudian pernyataan dari ungkapan yang sama di atas disarikan secara menawan provokatif yang menantang oleh Alif Danya Munsyi: “Membangun manusia ideal harus tumbuh dari kemanusiaan yang manusiawi.”

Membangun manusia ideal, menurut saya, enam puluh persen berada di tangan guru. Maka dapatlah dikatakan, guru adalah insan ideal pembangun manusia ideal. Oleh karena itu, sekali lagi menurut saya, mereka – para guru Indonesia – layak dianugerahi gelar dan predikat – yang istilahnya saya pinjam dari Dr. Steven Tong – ARSITEK JIWA. Mantul, bukan? Yuk, mari berefleksi dan renungkan ini: “Sudahkah kita, Anda dan saya, sebagai arsitek jiwa anak-anak Indonesia – yang adalah penerima estafet kepemimpinan bangsa ini – membangun mereka dengan kemanusiaan yang manusiawi?


Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Sabtu, 11 April 2020 (11.05 wita)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

TEACHER

BERIRING

AKU ADA SEBAGAIMANA AKU ADA KARENA MEREKA ADA BAGIKU