MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU
I.
Pengantar
Sesuai jadwal yang diberikan, pada
hari Selasa tanggal 22 April 2020 jam 19.00 sampai 21.00 wib pembelajaran
menulis daring gelombang tujuh dengan topik: “Menulis dan Menerbitkan Buku” tersaji dengan sukses tuntas. Bapak
Edi S. Mulyanta, S.Si., M.T., dari Penerbit Andi Yogyakarta sebagai
narasumbernya. Mas Edi, demikian panggilan karib narasumber yang Sarjana
Geografi dan Magister Teknologi Informasi ini akan memaparkan materinya selama
kurang lebih satu jam dan sisanya diskusi.
Jalannya penyajian dan diskusi
dikendalikan atau dimoderatori secara menarik juga bijak bestari oleh Pak
Bambang Purwanto alias Mr. Bams langsung dari kota sejuk Paris Van Java, Parahiayangan Bandung. Baik Pemaparan maupun
diskusi dilakukan dengan menulis di grup WA tidak ada satu pun peserta yang
ketinggalan “kereta.” Semuanya tertera dengan nyata sehingga gampang ditelusur
diikuti secara lengkap. Seandainya pun ada kendala jaringan saat pemaparan seperti
kami yang berada di daerah terpencil, tidak masalah karena besok atau kapan
saja sinyal ada tulisan tertera.
Pembelajaran daring kali ini
bersama Mas Edi sangat menarik karena tujuan akhir dari BMG7 adalah menerbitkan
buku. Semua mengikuti dengan teliti penyajiannya dan bertanya dengan jeli dalam
diskusinya. Rasanya terlalu sedikit dua jam yang disediakan. Tapi tidak apa.
Paling tidak, haus akan pengetahuan kepenulisan dan haus akan informasi
penerbitan agak terpuaskan. Sesungguhnya belum terpuaskan sepenuhnya. Apa boleh
buat. Seperti pepatah: “Setiap pertemuan
mesti ada perpisahan.” Menyadari akan hal itu, Mas Edi dengan senang hati
meninggalkan nomor kontaknya dan alamat emailnya agar siapa saja dari grup ini
dan kapan saja dapat menghubunginya.
Berikut materi yang disampaian.
Namun agar tidak asing, saya dahulukan data diri Mas Edi supaya dikenal. Karena
dari kenal menjadi akrab. Sesudah akrab bisa bersahabat erat berabad-abad.
II.
Biodata
Nama : Edi S.
Mulyanta, S.Si., M.T.
Jabatan : Publishing Consultant Andi Publisher
Tempat/tanggal
lahir : Jogjakarta, 24 Mei 1969
Status : Menikah
Istri : Retna
G.
Anak : Nindita
Saheka Ramadhani
Raditya Rizky Duanda (alm)
Naditya Tertia Alfarizky
Hobby :
Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik
FB : https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Blog : www.sobatambyar.com
Riwayat Pendidikan
1.
S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
1994.
2.
S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM
Yogyakarta 2006
Riwayat Pekerjaan
1.
Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang
1994-2000.
2.
Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001.
3.
Lab. Komputer STMI.
III.
Materi
Pembelajaran
Terima kasih kesempatannya
telah diberikan kepada saya untuk menjelaskan bagaimana menerbitkan buku.
Saat ini penerbitan sedang betul-betul
diuji ketahanannya, terutama kondisi terkini di outlet penerbitan tutup karena pandemi yang luar biasa mengubah
haluan kami secara mendadak. Darah
penerbitan adalah karya tulis dari penulisnya, di mana dari karya tulis
tersebut dapat diubah menjadi sebuah media buku yang dapat dinikmati pembacanya
melalui outlet-outlet pemasaran baik
toko buku, kampus, sekolah, dan pembaca secara langsung.
Setiap penerbit telah
dipercayakan ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penanda setiap
terbitannya, dan dinaungi di bawah IKAPI sebagai lembaga yang ditunjuk
pemerintah untuk mewadahi setiap penerbit di luar penerbit kampus. Penerbit di
bawah IKAPI secara alamiah memilih jalur masing-masing sesuai passion-nya dalam menerbitkan buku.
Sebagai penulis, sebaiknya
memahami cirikhas terbitan setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya
sesuai dengan misi penerbit tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat
menerbitkan segala tema di setiap terbitannya.
Penulis, dapat mengirimkan
usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisannya
sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat
waktu dan biaya dalam memersiapkan tulisannya. Setiap penerbit, mempunyai SOP
dalam memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan
tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat. Penerbit
mempunyai peta pasar yang dia rekam dari outlet-outlet-nya,
sehingga insting penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin
terasah. Dari melihat judul, outline,
dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang
menjadi sasarannya.
Kunci pertama bagi penulis
adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian
lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke
penerbit. Apalagi tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu
tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk memengaruhi penerbit. Penerbit
lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai penerbitannya
mempunyai risiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar.
Kirimkan ke beberapa penerbit,
apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit. Penerbit akan
menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran
sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan
data-data angka akan lebih menarik. Sebagai contoh, saat ini buku yang sangat
dicari adalah buku tentang Covid-19.
Cari secepatnya apa, bagaimana, virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis
betul-betul mempunyai manfaat pada pembaca.
Pesaing buku apakah sudah ada
apa belum. Penulis perintis pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang
cukup menarik. Biasanya tulisan pertama memunyai kualitas yang belum baik, akan
tetapi mengejar momen yang cukup bagus.
Penulis kemudian biasanya mempunyai penyajian materi yang lebih baik akan tetapi terkadang menikmati pasar sisa dari
para penulis perintis. Usaha keras penulis perintis di awal lebih banyak, dan
terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat
tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya.
Poposal buku akan semakin sempurnya,
jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana
keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit
biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut. Banyak
penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi penyelesaian tulisannya
lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang
penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan
manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di
penerbitannya.
Proses penerbitan cuku panjang
waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout,
desain cover, dan proses produksi.
Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1
bulan paling lama. Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi
penulis maupun beberapa bagian di penerbitan.
Pada proses administrasi
penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah: Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub
Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga
Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum
lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan. Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata,
kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis.
Kelemahan penulis biasanya
tidak jelas saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan
fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah
menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana
memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik.
Setting
layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan
ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial
ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan
dapat efektif ditentukan. Harga buku yang menarik, akan cukup mempengaruhi
pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau meninggalkannya.
Desain
cover, juga mempunyai peranan strategis dalam sebuah buku.
Apalagi tipikal pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari keindahan dan
seberapa menarik cover buku. Tipikal
pembaca buku di indonesia adalah, sight
seeing, sehingga cover sangat
penting sekali dalam pemasaran buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagaimana
cover yang menarik, dan terbukti
mendongkrak pemasaran.
Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk
lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya. Kerjasama yang baik dari penulis,
dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan
untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best Seller yang By Design. Artinya, banyak buku Best
Seller di Indonesia, terkadang karena karunia semata. Jadi jangan takut
menawarkan tulisan anda ke penerbit karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan bukunya.
Hanya pengalaman, dan intuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian
akibat terbitannya tidak laku di pasar.
Demikian sebagian kecil
pengetahuan saya, semoga dapat memberikan sedikit pengetahuan terhadap bapak
dan ibu sekalian dalam mencoba memasukkan tulisannya ke penerbit-penerbit di
Indonesia.
Silakan apabila ada pertanyaan
dapat kita diskusikan.
IV.
Tanya
Jawab
Supyanto, Kota Bekasi: “Mohon penjelasan ulang tentang kunci apa
yang harus disiasati oleh penulis pemula, dalam melakukan tambahan data riset
kecil yang berguna untuk mempengaruhi penerbit agar mau menerbitkan buku
tersebut?”
Riset
pasar yang dilakukan pertama kali paling penting, siapa sasarannya. Buku
sekolah pasarnya sangat besar sekali, di banding buku masak. Kemudian pesaing,
buku dengan pasar besar pesaingnya banyak, nah ini perlu strategi pemosisian
kedalaman materi. Apakah buku kita lengkap, atau hanya buku pengayaan. Perlu
diputuskan segera, supaya tidak terjadi tabrakan materi buku dengan pesaing.
Noralia, Semarang: “1. Bagaimana kondisi bidang penerbitan
sekarang selama masa pandemi ini? 2. Tadi dikatakan bahwa tulisan yang
dibukukan adalah buah dari karya tulis, berarti seperti tesis, PTK dan
penelitian2 yang telah dilakukan, dapat dibukukan? Dan apakah hasil penelitian
juga ikut disertakan dalam isi buku tersebut? 3. Buku seperti apakah yang
sebenarnya sangat laku diminati oleh pembaca saat ini?”
- Ini kondisi sangat berat sekali. Perlu bapak ibu ketahui bahwa hampir 90 % outlet penerbitan sekarang tutup. Kampus dan sekoah tutup semua tidak ada aktifitas. Omzet kami betul-betul turun hingga ke titik nadir. Kami harus berjuang hingga 3 bulan ke depan untuk menanti masa panen di tahun ajaran baru. Dalam 3 bulan ke depan merupakan titik hidup mati penerbitan, karena jika tidak dapat melewatinya, banyak sekali penerbit di bawah ikapi akan gulung tikar. Sementara pasar On Line di Indonesia belum tumbuh untuk pasar buku, sehingga kami haru menahan lapar sejenak untuk 3 bulan ke depan semoga pandemi ini akan reda.
- Hasil penelitian, biasanya tergantung sekali dengan tujuan penelitian dan hasilnya. Pasar penelitian di Indonesia sangat kecil sekali, sehingga terkadang pasar yang di sasar adalah pasar captive market, atau pasar yang sudah memahami betul materi bahasan. Pasar ini disebut niche market atau pasar ceruk.
- Yang terbukti masih laku di Toko Buku, rangking pertama adalah buku Anak, buku dongeng, cerita bergambar, komik. Kami sarankan buku yang mempunyai value bagus untuk pendidikan karakter. Kemudian buku keagamaan, motivasi, dan buku sekolah.
Iin, Kediri: “Manakah yg menjadi prioritas, kualitas tulisan
atau kehilangan kesempatan dari suatu peristiwa? Tadi diuraikan penulis pertama
tulisan kurang bagus tapi mendapat timing yang tepat, sedang penulis kedua
tulisan bagus timing kalah.”
Prioritas
pertama adalah peristiwa, hal ini kami tidak sengaja menemukan tulisan tentang
Virus, saat corona di Wuhan bulan Desember 19 dan Januari 20, ada penulis kami
yang telah melakukan riset tersebut. Dan buku kami yang best seller saat ini
adalah buku Covid-19, walaupun
tulisannya kualitasnya belum begitu sempurna. Buku Laskar Pelangi, adalah buku
terlaris di Indonesia, timing yang
tepat saat itu adalah adanya Muktamar Muhammadiyah, dan buku itu meledak luar
biasa dari mulut ke mulut awalnya, word
of mouth. Ingat Muhammadiyah umatnya luarbiasa. Nah itulah target awal buku
tersebut.
“Banyak
penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat.
Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit
akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen
waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di
penerbitannya.”
Strateginya,
saat menulis proposal, materi buku harus sebaian besar telah tertuliskan baik
dalam bentuk draft atau masih outline detail. Sehingga waktu
penyelesain dari usulan ke naskah lengkap tidak terlalu lama, untuk mengejar
momen. Usulkan beberapa bab yang telah ditulis sebagai tambahan informasi ke
penerbit, sehingga penerbit akan tahu gaya tulis penulis tersebut.
Rusmin (G8- 017), Kabupaten
Barito Kuala, KALSEL: “Adakah aturan dan
tata letak penulisan untuk buku bisa diterbitkan, atau pedoman penulisan buku yang
dipersyaratkan oleh penerbit Andi.”
Aturan
tata letak biasanya mengikuti aturan internal kami, dan untuk buku pendidikan
mengikuti aturan-aturan yang ada disesuaikan dengan tingkat jenjang pendidikan.
Ada beberapa aturan fontasi, jenis gambar, jenis ilustrasi yang harus dipenuhi
untuk terbitan buku pelajaran. Selain itu, aturan tata letak biasanya diatur
secara internal penerbitan, mengikuti tema buku yang diusulkan. Penulis dapat
memberikan kisi-kisi tata letak yang diinginkan, misalnya jenis huruf, kolom, text book, atau side note dan lain-lain. Kemudian akan diterjemahkan oleh desainer layout kami untuk disesuaikan dengan
mesin-mesin cetak. Sebelum cetak, biasanya penulis akan diminta melakukan proofing materi, sebelum diproduksi
masal.
Suheri, Tangerang: “Kalau kita mengirim 1 tulisan ke beberapa
penerbit, terus tulisan itu juga diterima oleh beberapa penerbit. Bagaimana
sebaiknya menyikapi? Apa yang menjadi pertimbangannya?”
Pertimbangkan
siapa penerbit yang tercepat memutuskan menerima itulah yang dipilih. Untuk buku-buku
momen tertentu hal ini diperlukan, misalnya momen Ujian Nasional (walaupun
sudah dihapus), momen penerimaan PNS, dan lain-lain.
Siti Fatimah, Mojokerto: “Saya sangat terkesan dengan materi yang
bapak sampaikan. 1. Apa visi dan misinya dari pernerbit Andy
Yogyakarta.sehingga kami bisa tau apa yang dimau oleh penerbit. 2. Apakah hanya
buku yang sifatnya tranding topik saja yang diterima. Bagaimana dengan buku
abadi?”
1. Kami penerbit buku pendidikan baik dari
pendidikan dasar menengah hingga perguruan tinggi. Di samping itu kami juga
menerbitkan buku umum, non politik dan non agama. Buku yang diterima adalah
buku yang punya life cycle atau daur
hidup yang panjang, karena akan menguntungkan di jangka yang amat panjang. Buku
tranding topic, biasanya berumur
pendek dan jarang sekali terjadi cetak ulang atau repeat order dari toko buku, sehingga cepat berlalu momennya.
2. Buku kami yang abadi adalah buku referensi untuk
perguruan tinggi, ada yang berumur 30 tahun masih bagus pasarnya.
Mukminin, Lamongan: “Apakah Penerbit Andi juga menerima naskah seperti
Antologi Kisah Inspiratif, antologi cerpen. Kalau, ya, apa syarat keduanya?”
Kelemahan
antologi kisah inspiratif, atau antologi cerpen adalah pasar yang sangat kecil.
Peminat buku seperti ini biasanya tergantung penulisnya, dalam arti komunitas
penulis, lingkungan sosial medianya, sehingga pasar sasarannya menjadi kecil
atau niche market. Tapi jangan
berkecil hati. Raditya Dika awalnya dipandang sebelah mata oleh penerbit,
karena beliau hanya nulis blog-blog yang tidak bermutu, tapi fun buat generasi milenial. Awalnya
pasarnya niceh market, akan tetapi
berkembang sosial medianya karena follower-nya
banyak. Akhirnya bukunya best seller
semuanya, walaupun secara value naskahnya
kurang bagus, tapi nilai pasarnya sangat besar.
Maya Trisia, Lampung: “Apakah naskah untuk kategori motivasi, yang
dipadukan dengan gambar termasuk naskah yang bisa diterbitkan oleh penerbit Andi?
Jika iya, bagaimana untuk gambarnya, apakah tanggung jawab penulis untuk mendesainnya
atau bisa dapat bantuan dari penerbit?”
Naskah
Motivasi, termasuk naskah primadona, karena menghasilkan keuntungan yang luar
biasa. Apalagi jika penulisnya rajin promosi karena motivator terkenal, bukunya
bak kacang goreng. Buku motivasi, cukup menarik semua penerbit. Akan tetapi
tergantung kreativitas penulis dalam memaparkan ide-idenya. Buku motivasi yang
baik pasarnya, memang melekat pada nama-nama terntentu di Indonesia. Dulu ada
Mario Teguh, di mana bukunya luar biasa tanggapan pembacanya. Tung Desem
Waringin, sangat fenomenal. Akan tetapi ternyata buku-buku motivasi tidak
pernah surut terbitannya. Terbukti buku motivasi-motivasi berbasis agama,
menjadi trend yang luar biasa. Kreativitas penulis menjadi tumpuan utama buku
motivasi, sehingga jangan ragu-ragu brainstorming
dengan penerbit untuk menerbitkan buku motivasi di Indonesia. Cari
peluang-peluang baru saat Pandemi Covid-19
yang memorak porandakan motivasi kita. Ini lahan yang luar biasa untuk membuat
buku motivasi.
Semoga sharing kita bisa bermanfaat bagi calon-calon penulis di masa
mendatang. Silakan saya hubungi di 08112936864 atau email: edis.mulyanta@gmail.com.
Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Kamis, 23 April 2020 (11.16 wita)
Comments
Post a Comment