JERUK
Buah
yang paling banyak mengandung vitamin C di antaranya adalah jeruk. Buah jeruk
banyak jenisnya. Ada yang langsung dimakan, ada pula yang harus dicampur dengan
panganan lain sebagai pelengkap rasa baru dapat dinikmati. Kalau yang langsung
bisa dikonsumsi biasa mengandung kadar manis lebih terasa. Jeruk jenis ini,
misalnya: Jeruk Bali atau jeruk Kalimantan. Sedangkan yang harus dicampur dulu
dengan makanan lain berarti kadar asam tinggi, seperti: Jeruk nipis atau jeruk
purut. Apapun jenisnya, kandungan vitamin C dalam jeruk banyak melimpah yang
sangat bagus membangun daya tahan tubuh. Cocok untuk menangkal corona.
Jeruk
juga merupakan salah satu yang sering dibawa sebagai buah tangan ketika akan
berkunjung. Ia sering dibawa karena gampang mendapatkannya dan tahan lama. Berkunjung
ke orang yang lagi sakit atau sehat, di rumah atau rumah sakit cocok saja
dibawakan jeruk. Jeruk yang dibawakan biasanya ditempatkan dalam kemasan
tertentu. Kemasan yang ditampakkan menunjukkan golongan harga tertentu pula.
Semakin cantik kemasannya semakin mahal biaya yang dikeluarkan.
Hari
ini, tiga puluh tahun yang lalu, aku menerima bingkisan jeruk dari handai tolan.
Mereka mebawakan jeruk karena ada seorang tamu istimewa. Tamu istimewa yang
sudah kami nanti sejak lama. Dia datang ketika matahari sudah meninggi
memancarkan cahaya hangatnya. Suaranya menyeruak memecah hening lamunanku.
“Selamat, ya, Pak. Anak perempuan.” Kata bidan atau suster aku tidak perhatikan
dan juga paham perbedaan keduanya. Biarlah. Yang pasti tenaga medis yang sejak
beberapa jam lalu terus memantau mengikuti perkembangannya. Kartiniku lahir
normal dengan berat tiga koma satu kilogram dan panjang lima puluh satu
sentimeter. Tamu istimewa yang Kartiniku ini kuberi nama: Lorrinne Apriliya
Yulistha Djami.
Setelah Kartiniku besar iapun mendapat
bingkisan jeruk dari sepupu-sepupunya. Mereka datang mengunjunginya karena dia
sedang merayakan ulang tahunnya ke sekian. Aku pun sudah tak ingat ulang tahun
ke berapa. Setelah saling memberi menerima hadiah mereka mengisi perut dengan
hidangan ala kadarnya. Kemudian mereka bermain saling melepas rindu. Semua
mainan yang dipunyainya dikeluarkan demi membuat sepupu-sepupunya betah
berlama-lama. Bila perlu jangan pulang. Menginap lebih baik, pikirnya. Ini dia
lakukan karena sepupu-sepupunya tinggal jauh dari kediaman kami sehingga tidak
sering mereka datang atau kami pergi mengunjungi. Setelah bermain seharian dan
mereka harus berpisah.
Kakak,
panggilan sayang kami pada Kartiniku ini, menangis sejadi-jadinya. Sekalipun
menangis, dia tetap mengucapkan selamat jalan dengan lambaian tangan dan
nasihat: “Hati-hati, ya!” Tapi
setelah mereka hilang dari pandangan, justru tangisnya makin bertambah. Aku
berusaha membujuk dengan segala cara termasuk memberikan jeruk kesukaan yang
barusan dibawakan oleh sepupunya pun dia tetap bergeming. Terus menangis
seperti sedang menghantar seseorang ke liang lahat. Melihat situasi itu, aku buat
strategi baru. Aku sengaja ikut menangis dengan mimik sedih yang paling lara.
Dia kaget tak menyangka Papanya juga sedih. Dalam keadaan menangis, dia
melirikku dengan perasaan lirih. Lalu di sela-sela isak tangisnya yang
sesenggukan dia berhenti dan dengan telapak tangan mungilnya dia mengusap
pipiku sambil berkata dengan getar suara pilu: “Papa jangan nangis, biar Lorin aja.” Setelah berhasil
“menenangkanku,” dia melanjutkan kesedihannya yang terhalang tertunda. OMG!
Happy
birthday my pretty daughter
May
God’s blessings flow upon you abundantly
In
every aspects of your life!
Yolis Y. A. Djami (Tilong – Kupang)
Rabu, 22 April 2020 (18.18 wita)
Buah jeruk buah delima. Hati sejuk siapa yg punya
ReplyDeleteSip. Terima kasih. Buah jeruk buah delima. Hàti sejuk Kita yaag punya. Hahahaha..
Deletesangat terharu
ReplyDeleteTerima kasih, Bung!
DeleteSo sweet! Makasih, Papa..
ReplyDeleteTerima juga, Kakak. Dah baca.
Delete