DESAIN PEMBELAJARAN MODERN



DESAIN PEMBELAJARAN MODERN



I.              Pengantar
Hari Selasa tanggal 28 April 2020 pukul 13.00 sampai  pukul 15.00 diadakan kuliah daring dengan judul materi: Desain Pembelajaran Modern. Materi ini disampaian oleh Dr. Paidi, S.Pd., M.TPd., dan dimoderatori oleh Omjay dan Mr. Bams. Omjay mengendalikan jalannya pemaparan materi, sedangkan Mr. Bams melanjutkan mengatur alur sesi diskusi dan/atau tanya jawab.

Sebagai orang Timur yang menjaga adab pergaulan yang bermartabat, Dr. Paidi yang kelahiran 1 Januari 1971 di Bantul itu memberi salam persahabatan hangat sekalipun perjumpaan ini hanya di dunia maya yang nyata. Lewat WA grup saja. Semoga pembelajaran daring ini tidak mengurangi kualitas sebagaimana seharusnya, katanya memberi pengharapan.

Sang ahli Teknologi Pendidikan yang ulang tahunnya sama seperti saya ini memulai materinya dengan langkah-langkah proses perancangan pembelajaran modern. Menurut penuturannya ada sebelas langkah. Tapi mungkin karena waktu, beliau hanya dapat menjelaskan hingga langkah ke sembilan. Demikian halnya dengan sesi Tanya jawab, sekali lagi, karena kesibukan beliau sehingga ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Kami tetap mengucap terima kasih tak terhingga kepada Bapak Dr. Paidi. Karena biarpun beliau super sibuk, ia rela meluangkan waktu, tenaga dan pikiran berharganya untuk kami di grup menulis gelombang tujuh ini. Doa kami, kiranya Tuhan menggantikannya berlipatkali ganda dari yang bapak bagikan.

Selebihnya, silakan mencermati dan mengikuti materi selengkapnya berikut. Bila Anda ingin juga berkenalan lebih lanjut dengan Dr. Paidi, Anda bisa mengghubungi di alamat kontak beliau yang saya sertakan di akhir tulisan ini.


II.           Materi Pembelajaran
Selamat bertemu di dunia maya untuk berbagi ilmu, semoga hal ini juga bisa menjadi catatan amal kebaikan kita. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengetahuan dengan bapak/ibu tetang cara mendesain buku pembelajaran. Teknik dan pendekatan yang saya gunakan adalah mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain  pembelajaran yaitu Prof. Dr. Atwi Suparman (mantan rektor UT) dan Dick & Carrey.

Secara umum dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran secara ilmiah dapat dilihat pada bagan berikut ini. Bahan lengkapnya ada pada ppt di atas.

Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yang dapat saya uraikan sebagai berikut:
1.         Kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut.
2.         Berdsarkan data yang didapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran/bahan yng akan kita rancang.
3.         Berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang.
4.         Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjadi target atau pemakai buku yang kita rancang.
5.         Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yang dikarang oleh Dick & Carrey yaitu instructional).
6.         Melakukan penyusunan TES.
7.         Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini sy merancang pembelajaran secara blended learning).
8.         Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin).
9.         Setelah draf bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sebagai berikut: 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasal dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa  yang berasal dari kelompokl atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan mulai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draf bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
Khusus untuk langkah yang terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain. Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit biasanya pihak penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.

Demikian sebagai pengantar bapak/Ibu/rekan-rekan, sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawaban, jika tahapan di atas dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dan lain-lain sebagaimana dahulu pernah terjadi di buku-buku yang beredar di lingkup Dikbud khususnya jenjang sekolah dasar.


III.        Tanya Jawab
Andy Muhtadin, Beltim-Babel: “1. Setelah melihat dan memahami PPT, Elearning SMK Bengkulu, saya berasumsi bahwa itu adalah desain belajar untuk program sekolah Afirmasi  dan mirip classroom kira-kira tangapan bapak seperti apa? 2. Tolong beritahu kami cara praktis mendesain pembelajaran seperti SMKN Bengkulu?
1.        Kebetulan saya pernah merancangkan sebuah desain pembelajaran untuk SMKN 1 Bengkulu, di mana waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk mencari pola pembelajaran untuk siswanya yang melaksanakan di industri sekitar 6 bulan, maka saya buatkan sebuah konsep namanya blended learning dan alhamdulilah bisa digunakan dengan media yang dipakai siswa dan guru kala itu adalah Handphone. Praktik pembelajarannya memang menggabungkan antara pembelajaran di classroom dengan online.
2.        Untuk cara praktisnya sepertinya bisa Mas Andy ikuti alur yang ada di slide nomor 7 tentang Pengembangan Blended Learning Berbasis Handphone (BLISH).

Rasita, Kabupaten Mukomuko Bengkulu: “Untuk langkah yang ke 9 mencari pakarnya agak susah di daerah bagaimana mengatasinya, apalagi kami dari SD agak terbatas kemampuan serta personilnya?
Untuk pakar yang dimaksud  Prodi S2 Teknologi Pendidikan Unib sudah banyak yang bisa, dengan syarat yang bersangkutan sudah mencapai kualifikasi S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam Bukunya R&D) atau juga di kampus atau lembaga lain juga bisa selagi sudah ada bukti kepakarannya.
Supyanto, Kota Bekasi: “Mohon penjelasan dalam desain Instruksional itu mengenal ada tes formatif dan sumatif, apa bedanya?
Yang dimaksud TES Formatif di sini adalah tes yang dibuat (modelnya bisa multiple choice, Essay, dan lain-lain) atas materi yang ada di bahan pembelajaran. Tes ini dibuat oleh si perancang buku yang sebelumnya telah melalui telaah oleh pakar dan uji validitas maupun reliabilitasnya. Sedangkan Tes Sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat oleh si Perancang buku tersebut.
Ridwan Nurhadi: “Kalau boleh tau apa nama aplikasi e-learning-nya? Kayaknya keren banget.
Software yang pernah saya untuk e-learning tersebut menggunakan moodle, murah meriah pak karena sifatnya open source. Tapi saat ini tidak bisa masuk lagi link tersebut karena sudah saya serahkan ke pihak SMKN 1 Kota Bengkulu. Jika Mas Ridwan ingin melihat lebih jauh isinya nanti saya coba mintakan sama pihak SMKN 1. Jika sudah ada hasilnya saya sampaikan kepada om Jay.
Iez dari Lumajang: “1. Apakah langkah-langkah mendesain cara mengembangkannya sama dengan model dick and Carry? 2. Yang dimaksud dengan Research versi penerbit  ini apakah blended learning?
1.        Betul mbak Iez, karena saya juga menggunakan model Dick & Carrey. Namun Mbak Iez juga bisa mengkombinasikan dengan teori/model lain seperti pada langkah 8 selagi sesuai dengan karakteristik bahan pembelajarannya.
2.        Bukan. Kalau versi penerbit biasanya ini ada kebutuhan tertentu yang ditetapkan oleh penerbit karena menyangkut untuk keuntungan penjualan dan lain-lain. Pihak penerbit biasanya sudah punyak team editor sendiri, seperti yang pernah saya lakukan untuk memperbaiki draft buku di Penerbit Salemba IV - Jakarta, sehingga buku tersebut bisa dicetak/diterbitkan oleh Salemba IV.
Ika S., Tangerang: “Boleh dijelaskan mengenai teori rothwel dan teori hannafin pada langkah ke 8 dalam mendesain pembelajaran?
Teori Rowntre itu adalah cara-cara untuk membuat buku yang sifatnya tercetak. Dan Hannafin itu untuk merancang bahan yang noncetak alias online. Untuk teknisnya nanti saya kirimkan e-book-nya.
Lusia, Curup: “Apakah rancangan pebelajaran seperti ini bisa untuk SD sedangkan  guru di SD mengajar seluruh mata pelajaran kecuali Agama dan PJOK. Bagaimana teknik penyederhanaannya?
Pada prinsipnya Desain pembelajaran itu bisa untuk semua mata pelajaran, yang membedakannya terletak pada isi pelajarannya.
Sri Indayani, Lamongan: “Setelah membaca semua materi yang berisi langkah pembuatan design pembelajaran saya masih belum bisa membayangkan hasil akhirnya. Yang ingin saya tanyakan bagaimana bentuk hasil design pembelajarannya, apakah menjadi sebuah buku atau yang lainnya? Bagaimana cara penerapan hasil design pembelajaran tadi ke siswa?
Kelebihan desain pembelajaran ini adalah akan mengasilkan buku pembelajaran yang bisa dijamin kebenaranya selagi prosedur dikerjakan dengan benar. Kelebihan lain juga desain pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen pendukungnya termasuk  model pembelajarannya sudah ditentukan.
Noralia, Semarang: “Saya pernah melakukan penelitian R & D untuk tesis saya dulu, saya mengambil judul Pengembangan Modul Pembelajaran. Dan itu saya penelitian hingga menjadi produk akhir yang bagus bisa sampai 6 bulan, padahal hanya untuk 1 bab materi ajar karena beberapa kali diujikan ke kelas besar sehingga dapat prototipe produk yang bagus. Pertanyaannya: 1. Untuk pengembangan bahan ajar seperti yang bapak laksanakan yang menghasilkan produk buku ajar untuk 1 tahun pelajaran, butuh berapa lama pak penelitiannya? 2. Apakah tiap bab materi ajar di buku ajar yang dikembangkan harus diujikan di kelas besar atau hanya kita ambil sampel salah satu materi ajar saja?
1.        Waktu yang dibutuhkan  untuk 1 buku/tahun saya butuh waktu antara 6 sampai 10 bulan itupun saya sambil nyambi mbak. Jika fokus untuk desain buku saja 6 bulan itu insyallah sudah selesai.
2.        Iya, betul. Setiap bab harus diujikan untuk tahap Small group dan field trial.
Dede dari SLB AB Kemala Bhayangkari 2 Gresik: “Berkenaan dengan buku yang akan saya buat subjeknya ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Lalu untuk uji coba seperti tahapan di atas apa memungkinkan?
Bisa Mbak. Anak Berkebutuhan Khusus selagi bahan/materi buku masih dalam lingkup di SLB, silakan dicobakan menggunakan alur desain sebagaimana tersebut pada slite 7.
Bu Budi, Gresik: “Berapakah jumlah halaman yang dipersyaratkan bila membuat buku ini?
Tidak ada persyaratan minimal jumlah halamannya. Yang pasti buku tsb sudah mencakup semua materi hasil analisis pada langkah 3 dan 5.
Yudi Heriana Tantri, Yogyakarta: “Saya mengajar di kelas kecil. Untuk langkah 8 tentang kelas online. Bagaimana cara melaksanakan kelas online untuk anak-anak dengan cara yang mudah dan sederhana? Karena kami banyaknya kendala yang sering kami temui. Mungkin bapak punya punya strategi khusus untuk siswa kelas kecil dalam pembelajaran kelas online. Lalu bagaimana untuk melakukan tes online dalam waktu yang bersamaan agar bisa mendapatkan hasil yang murni dari siswa.

Penutup barangkali bapak ada yang ingin disampaikan?

Oh, iya. Bapak/Ibu mohon maaf belum bisa menjawab semua pertanyaan saat ini, mohon bantuan pak Bambang untuk dicatat dan kirimkan ke email, Insyallah nanti jawabannya saya kirim. Silahkan bapak/Ibu dicoba merancang desain pembelajarannya jika ada pertanyaan bisa dikirim ke email: paidi1971@gmail.com.




Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Selasa, 29 April 2020 (09.47 wita)


BIODATA NARASUMBER




Nama                  :       Dr. PAIDI, S.Pd., M.TPd
T & Tgl. Lahir   :       Bantul, 01 Januari 1971
NIP                     :       197101011999031012
Pangkat/Gol      :       Pembina / IV. A
Jabatan               :       1. Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu;
                                     2. Ketua MKKS SMK Kota Bengkulu;
                                     3. Ketua MKKS SMK Provinsi Bengkulu.
Alamat               :       Jln. Timur Indah V No. 39 RT. 19  Kelurahan Sidomulyo Kota Bengkulu 38229
          HP                       :       082306325497, 081539320222

                                             Alamat Surel :      paidi1971@gmail.com
                                            Blog                :      https://pdsmk1bkl.blogspot.com

Riwayat pendidikan :
1. SD tamat tahun 1985 di SDN Banyumas Baru;
2. SMP tamat tahun 1988 di SMPN 2 Bengkulu;
3. SLTA tamat tahun 1991 di SMEAN Bengkulu;
4. S1 tamat tahun 1996 di Prodi S1 Pendididikan Akuntansi IKIP Padang;
5. S2 tamat tahun di Prodi S2 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Bengkulu;
6. S3 tamat 2019 di Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.

Riwayat pekerjaan :
1.    Guru SMEAN Bengkulu tahun 1996 s.d. 1999;
2.    Guru SMAN 2 Talo tahun 1999 s.d. 2003;
3.    Guru SMKN 1 Kota Bengkulu tahun 2003 s.d. 2018;
4.    Dosen Luar Biasa FISIP Unib tahun 2000 s.d. sekarang;
5.    Dosen Luar Biasa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Bengkulu tahun 2008 s.d. 2014;
6.    Dosen Pascasarjana TP UNIB tahun 2019 s.d. sekarang;
6.    Tutor Univeritas Terbuka UPBJJ Bengkulu tahun 2011 s.d. sekarang;
7.    Asesor BAP SM Provinsi Bengkulu dari tahun 2012 s.d sekarang;
8.    Asesor LSP Telematika tahun 2008 s.d. sekarang;
9.    Ketua LSP SMKN 1 Bengkulu dari tahun 2015 s.d. 2018;
10.  Anggota BKSP Provinsi Bengkulu tahun 2015 s.d. sekarang;
11.  Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu tahun 2019 s.d. sekarang;
12.  Ketua MKKS SMK Kota Bengkulu tahun 2019 s.d. sekarang;
13.  Ketua MKKS SMK Provinsi Bengkulu tahun 2019 s.d. sekarang.

Tanda penghormatan:
1. Satyalancana Karya Sapta X tahun dari Presiden Republik Indonesia tahun 2016;
2. Instruktur Nasional Pelatihan Kurikulum 2013 dari Mendikbud tahun 2016.

Pelatihan Kepala Sekolah :
Sertifikat Kepala Sekolah / Madrasah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudyaaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan tahun 2014.

Publikasi :
BUKU
1.    “Membuat Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi Perdana tahun 2017 diterbitkan oleh Penerbit Salemba IV Jakarta.
2.    “Membuat Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi I tahun 2018 diterbitkan oleh Penerbit Salemba IV Jakarta.
3.    “Membuat Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi II tahun 2019 diterbitkan oleh Penerbit Salemba IV Jakarta.
4.    Buku Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital, Tingkat SMK/MAK Kelas 10 tahun 2019 diterbitkan oleh Penerbit ANDI Jogyakarta.

JURNAL INTERNASIONAL
1.    Utilization Of Mobile Phones To Apply Blended Learning At Higher Education: Computer Subject at State Vocational Hight School 1 Bengkulu oleh Paidi & Basuki Wibawa, International Jounal Of Engineering & Technology (IJET), (2018).
2.    The Developnen Of Blended Learning Based On Handphone for Computer System Subject on XI Grade of SMKN 1 Bengkulu City,  Humanities & Social Sciences Reviews eISSN: 2395-6518, Vol 7, No 3, 2019, pp 497-502.



Bengkulu,  24 April 2020
Yang Membuat Pernyataan

 




Dr. PAIDI, S.Pd., M.TPd
NIP. 197101011999031012




Comments

Popular posts from this blog

POIRHAQIE de KRISSIEN

BELAJAR = PEMAKSAAN PEMBIASAAN DIRI

TIDAK PAKE JUDUL