BELAJAR MENULIS SETIAP HARI


I.              Pengantar
Pada hari Rabu tanggal 29 April 2020 pukul 13.00 sampai dengan 15.00 wib, grup belajar menulis daring gelombang tujuh mendapat materi dari seorang praktisi pendidikan dan seorang guru, Dr. uswadin, M.Pd., dengan judul: Belajar, Belajar dan Belajar Menulis Setiap Hari. Omjay sebagai moderator mengendalikan seluruh kelancaran pemaparannya juga diskusinya berupa Tanya jawab.

II.           Bio Data Pemateri
Nama                   :Dr. Uswadin, M.Pd.
Tmp/tgl lahr        :Brebes, 15 Maret 1968
Pendidikan         : S3 UNJ
Pekerjaan             : Guru SMP Labschool Jakarta, dan Kebayoran.
  Kepala SMP Labschool Cibubur 2011 sd 2019
  Pengembang Labschool UNJ
Status                   : Menikah dikarunia 2 anak
Alamat                 : Matraman, Jakarta Timur
Email                    : dinuswa15@gmail.com
Motto                   : Bermanfaatlah untuk sesama

III.        Materi Pembelajaran


Ini adalah contoh ide yang saya tulis di buku kecil sebelum hilang dan sebelum menjadi tulisan lengkap. Ide ini muncul saat saya sedang santai. Dan karena khawatir hilang maka langsung saya ambil ballpoin dan buku kecil untuk mencatat poin-poin apa yang terlintas dalam kepala. Setelah poin-poin tersebut tertulis maka pada waktu dan suasana yang tepat kita bisa tulis ide tersebut.
Setelah jadi tulisan menjadi seperti ini.
Mengambil Hikmah Di Balik Pandemi Covid-19
Adanya sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah karena Allah swt akan memberikan hikmah di dalamnya. Allah telah berfirman dalam kitab suci yang artinya: Tidak ada sesuatu yang sia-sia dari penciptaan Allah (QS 3:191). Allah berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi di bumi ataupun di langit, karena Dia adalah maha berkehendak (QS 85:16). Peristiwa terjadinya Corona Virus di daerah Wuhan China di penghujung tahun 2019 dan akhirnya melebar hampir menyentuh seluruh negara di dunia sehingga menjadi wabah pandemik yang dikenal dengan Pandemik Covid-19. Wabah virus Corona telah merubah dunia secara mendadak, suasana keramaian yang semula terjadi.…”
Tulisan yang telah kita buat maka bisa dibagikan ke public. Bisa melalui blog kita atau melalui media sosial yang lain seperti fb atau media cetak atau online. Tulisan yang sudah jadi saya coba kirim ke media online dan alhamdulillah bisa diterima oleh redaksi. Saya mencoba kirim ke beberapa media online dan ternyata diterima juga.
Mengambil Hikmah di Balik Pandemi Covid-19 - https://www.teraslampung.com/mengambil-hikmah-di-balik-pandemi-covid-19/
https://channel9.id/43292/mengambil-hikmah-dibalik-pandemi-covid-19/
Mengambil Hikmah di Balik Pandemi Covid-19 - https://klikanggaran.com/opini/mengambil-hikmah-di-balik-pandemi-covid-19.html
Selain media online kita juga mencoba dan memberanikan diri untuk mengirimkan tulisan kita ke media cetak. Ada kebanggaan tersendiri jika tulisan kita dapat dimuat apalagi di surat kabar yang sudah populer atau berskala nasional. Tulisan yang di upload di blog sendiri juga bisa menjadi media informasi kita. Contoh tulisan yang  dimuat di blog pribadi dan bisa dibagikan juga ke medsos kita seperti facebook atau wag.

PESANTREN BAITI JANNATI
Oleh: Uswadin

“Ada yang menarik di awal-awal tahun 2020, tahun yang memiliki angka kembar yaitu duapuluh duapuluh. Peristiwa pulangnya santri dari berbagai pondok pesantren ke rumah masing-masing, bukan karena akhiru sannah atau akhir tahun, bukan pula karena libur tengah semester. Pesantren yang memulangkan santrinya pun bukan hanya satu atau dua pesantren saja, namun semuanya mulai pesantren yang dikenal di seluruh negeri maupun pesantren biasa.
Pesantren Tebu Ireng, Pesantren Gontor, Pesantren Assalam, Pesantren Daurut Tauhid, Pesantren Darunnajah, Pesantren Darul Quran dan deretan nama pesantren lainnya hampir semuanya memulangkan santrinya ke rumah masing-masing. Pemulangan santri ini dikarenakan adanya wabah virus corona….”
Kalau kita terbiasa menulis maka insya allah kita pun sebagai guru bisa tingkatkan menjadi sebuah buku. Bisa dari buku pelajaran yang kita ampu. Karena kita sering menyampaikan hal-hal terssbut setiap hari jadi akan mudah dituliskan dalam buku. Buku PKN kelas 7, 8, 9, dan 10. Dua buku sudah ISBN yaitu kelas 7 dan 9.
Pengalaman-pengalaman dan tulisan-tulisan yang kita simpan dalam blog maka bisa kumpulkan juga menjadi sebuah buku. Dengan menulis kadang-kadan ide-ide baru muncul. Tidak hanya tulisan, kita pun juga bisa menulis syair yang dapat menjadi sebuah lagu jika dinyanyikan. https://m.soundcloud.com/uswadin-labschool/hebatnya-negriku. Selamat mencoba dan pasti bisa.

IV.        Tanya Jawab
Pertanyaan 1: “Kalau hasil sebuah penelitian ilmiah mau dijadikan Buku populer, apakah ada persyaratannya?
Wah, ini bagus sekali kalau dilakukan. Karena kalau hasil penelitian data dan faktanya sudah bisa dikatakan valid. Berbeda dengan yang baru opini saja. Jadi bisa saja dijadikan tulisan populer tinggal pengemasan yang lebih mudah dibaca dan dipahami. Carannya antara lain dapat dilakukan dengan: 1. Mengambil latar belakang dari penelitian ditulis lagi di bagian pendahuluan dengan bahasa yang simpel saja. Bisa dipecah menjadi 2 bab. 2. Menyampaikan penemuan penting atau ide penting apa dari penelitian tersebut. Ini bisa dibagi menjadi 3 atau 4 bab. 3. Rekomendasi apa dari penulisan tersebut dalam 1 bab. 4. Penutup atau kesimpulan jadikan 1 bab. 5. Tambahkan gambar atau foto atau data yang membuat tulisan menjadi lebih menarik.
Pertanyaan 2 dari Isminatun, Sukoharjo: “Karya melimpah, tulisan panjang dan tetap mempesona. Kalau saya mencoba menulis, pendek saja terasa kurang mempesona. Apalagi yang panjang begitu. Tampaknya tulisan Bapak mengalir deras seperti hujan lebat hingga membanjir. Bagaimana trik agar tulisan kita mengalir dan mempesona?
Bu Ismi, saya sudah membaca blog ibu. Tulisannya juga sudah bagus. Menulis menulis dan belajar menulis. Saya juga masih belajar. Yang penting jangan dipaksakan kalau sedang tidak mood. Suasana batin sangat mempengaruhi dalam menulis. Sebelum di upload mimimal baca 3 kali dan nanti kita akan menemukan kekuranagnnya. Syukur kalau ada kawan yang mau baca sebelum di upload.
Pertanyaan 3 dari Yeni, Pati: “Kalo mau mengirim tulisan ke media online apakah ada persyaratan tertentu?Kalo boleh, minta link atau chanel agar bisa mengirimkan tulisan.
Bu Yeni, kalau mau kirim tulisan media online bisa lihat di bagian redaksi dan tata cara mengirim artikel di media tersebut. Media online sangat butuh tulisan untuk konten-konten mereka.
Pertanyaan 4 dari Dede Idawati, Gresik: “Mohon arahan bagaimana strategi menulis sebuah artikel untuk dimuat media cetak.
Strategi yang dilakukan adalah memantas-mantaskan dulu tulisan kita. Jika sudah dinilai layak maka akan diteriman karena kita juga bersaing dengan tulisan-tulisan lain. Ditolak atau tidak diterima jangan membuat kita putus harapan. Apalagi sekarang hanya modal email.
Pertanyaan 5 dari Lusia, Curup: “Materi yang sangat menarik, Belajar, belajar dan belajar menulis. Bagaimana caranya menuangkan ide itu bisa mengalir, saya sudah mencoba, suatu saat buntu, hilang ide itu, kalau boleh berbagi sedikit lagi pak.
Menuangkan ide agar mengalir kita buat runtutan dulu dalam konsep-konsep kita. Setelah kita anggap runtut baru tuangkan dalam tulisan. Setelah tulisan jadi kita baca, baca dan baca. Kemudian tinggal beberapa waktu 1 atau 2 jam baru kita baca lagi. Saya menulis yang di atas memerlukan waktu 4 jam dari konsep menulis dan koreksi sampai jadi.
Pertanyaan 6 dari Suheri, Tangerang: “Berapa lama 1 ide yang didapat bapak kemudian diterjemahkan dalam bentuk tulisan? Setelah tulisan-tulisan itu terkumpul berapa lama bapak dapat membuatnya menjadi buku dan bagaimana cara menyatukan ide-ide terserak yang didapat tadi?
Pak Suheri, ide yang ditulis menjadi tulisan bergantung kita dan kesempatan serta kemauan kita. Seperti contoh coretan saya dapat malam hari waktu tidak bisa tidur karena ada ide. Jadi sekitar pukul 01.00 saya tuangkan ide tersebut di kertas. Dan akhirnya saya bisa tidur. Dari coretan tersebut saya habiskan waktu 3 hari mencari waktu dan kesempatan yang pas dan tepat. Setelah itu saya tuliskan lebih kurang 4 jam seperti jawaban sebelumnya. Menjadi buku tinggal kita mengkompilasi dari blog kota atau tabungan tulisan kita. Ini tergantung kita bisa tahunan. Buku sekolahku inspirasiku 4 tahun.
Pertanyaan 7 dari Candra, Langkat-SUMUT: “Bisa diceritakan pengalaman bapak tentang tulisan pertama bapak yang diterima media online ataupun cetak. Menurut bapak sebagai guru, bagaimana kondisi ruang yang diberikan bagi kita para guru untuk mempublikasi tulisan kita?
Pengalaman pertama diterima tulisan kita di media sangat senang sekali. Kalau tidak salah saya menuliskan judul Doa Guru Honor Naik Haji.
Pertanyaan 8 dari Rizky Satrya, guru SDN Doyong 1 Tangerang: “Bagaimana cara membangun kepercayaan diri dalam menulis?
Pak Rizky, awal memang tidak percaya. Tapi terus saja menulis, menulis dan belajar menulis. Nanti kita akan mendapat kepercayaan diri. Gaya menulis orang tidak sama pasti ada sisi-sisi lain yang dimiliki kita.
Pertanyaan 9: “1. Apa yang harus dilakukan jika di tengah proses menulis tiba-tiba blank tidak bisa melanjutkan tulisan? 2.Bagaimana caranya agar penulis bisa konsisten menulis? 3. Bagaimana ciri tulisan yang disukai banyak orang.
Jika saat menulis ngeblank, maka tanda kita perlu istirahat. Otak dan kemampuan kita juga punya keterbatasan jadi perlu rest atau rilek dulu. Kalau sudah fresh tinggal lanjut. Jangan maksakan kalau lagi ngeblank nulis, bisa stress sendiri. Jadikan menulis sebagai hiburan. 2. Untuk konsisten memang berat. Saya pun belum bisa setiap hari menulis, karena jangan memaksakan kalau memang kita belum ada ide, menuliskan hal-hal yang biasa ditulis terus bisa membuat pembaca bosan untuk membacanya. 3. Caranya ya, kita sering baca tulisan orang-orang yang bagus sehingga terpengaruh dan terbawa bagus. Berlatih, berlatih dan berlatih.  Minta saran dari orang lain juga bagus juga.
Pertanyaan 10 dari Bernad, Toraja: “Kembali saya disegarkn dengan materi hari ini, mnurut pengalaman Bapak, bagaimana mengatasi rasa tidak percaya diri dengan apa yang ditulis?
Pak Bernard, rasa tidak percaya diri pasti muncul pak. Itu alamiah. Sama pada saat orang baru belajar pidato, sudah bisa berdiri tenang di panggung saja sudah bagus. Nah, untuk menulis pun demikian perlu latihan dan latihan, nanti kita akan merasa kalau sudah terbiasa maka ada kenikmatan sendiri menulis. Di situ akan muncul percaya diri.
Pertanyaan 11 dari Benny Belang, Kupang: “Bagaimana mengembangkan ide menjadi sebuah tulisan, jika ide yang muncul kapan saja itu mengandung banyak hal yang tidak berhubungan?
Pak Benny Belang, wah kalau banyak ide tinggal ditangkap saja itu bagus pak. Tuliskan ide-ide tadi dan kumpulkan mana yang setema atau serupa bisa mendukung ide lain. Jika idenya berbeda 180 derajat maka itu bisa menjadi tulisan yang banyak. Misal Covid 19 dengan disiplin, dengan tradisi, dengan ekonomi dengan pendidikan ini bisa menjadi banyak tulisan
Pertanyaan 12 dari Prihariyani, Semarang: “Kalau kita menulis dan membuat sketsa/gambaran dari apa yang akan kita tulis dan wujud dari tulisan seperti yang bapak sampaikan bisa cerpen, puisi, lagu terkadang resep masakan. Bagaimana saran Bapak untuk blog yang akan kita kelola?” Apakah hanya satu macam atau bisa bervariasi?
Untuk maslah tersebut bergantung Ibu, namun kalau kita membuat satu blog sebenarnya tidak masalah tapi ciri khasnya kurang, saran saya ibu bisa manfaatkan sarana lain misalnya menggunakan wordpress untuk resep, kompasiana untuk cerpen, blog untuk puisi dan lagu. Namun kendalanya kita harus sering juga mengunjungi akun-akun tersebut. Untuk awal satu blog juga tidak apa-apa. Jika menarik akan dibaca orang, kita bisa melihat statistik tulisan kita berapa yang baca dan dari mana saja. Blog saya sekitar PPKn, Pendidikan dan Kehidupan Sekolah.
pertanyaan 13 dari Hamdani, Kepri: “Saya selalu terbentur pada ending tulisan. Ada faktor kegagalan untuk menemukan ending yang baik, bagaimana mengatasinya, Pak? O, ya saya lebih menyukai menulis fiksi/wacana naratif.
Pak Hamdani, luar biasa menulis fiksi itu perlu kretivitas dan imajinasi yang tinggi, saya sendiri belum pernah menulis fiksi. Untuk membuat ending setahu saya ada beberapa pendekatan. 1. Pembaca penasaran. Ini berarti akan ada lahir tulisan berikutnya. 2. Pembaca sampai kesimpulan. Ini berarti ending bisa dibuat happy ending atau sad ending atau normal. 3. Apakah ada pesan moral yang ingin disampaikan. Siakan bapak cocok dengan pilihan yang mana. Tulisan belum sempurna kalau tidak ada penutupnya. Pada contoh tulisan saya, saya ingin agar kita tetap optimis dan husnudzon kepada Allah, inna maal usri yusro wa inna maal usri yusro.
Pertanyaan 14 dari Unih, Subang: “Belajar, belajar dan belajar menulis setiap hari. Rasanya saya masih baru belajar padahal sejak 39 tahun yang lalu saya belajar tapi tulisan hasil belajar banyak yang hilang tak berbekas. Itu kesalahan saya karena saya baru belajar, belum sampai belajar, belajar dan belajar menulis. Terima kasih pak moderator dan bapak narasumber hari ini, semoga saya bisa terus belajar, belajar dan belajar menulis sehingga bisa mengikuti jejak para penulis handal. Pertanyaannya: “Kalau saya menuliskan kumpulan studi kasus hasil pembelajaran di kelas tiap materi pelajaran nanti masuk ke jenis buku apa ya?
Wah, ini menarik juga. Kalau studi kasus ibu bisa membuat buku tentang studi kasus, buku-buku studi Kasus dari K Yinn dan Boldan bisa untuk referensinya. Kasus-kasus itu menjadi lampirannya, keren. Misalnya Studi Kasus dalam Pendidikan di SMP, pendekatan terori dan praktik.
 Pertanyaan 15 dari Mukminin, Lamongan: “Bagaimana tips menulis bapak kok, bisa menulis dengan  mengalir begitu saja dan panjang sekali.
Pak Mukminin Lamongan, saya juga masih belajar pak. Seperti di sampaikan di atas belajar, belajar dan belajar. Jangan nyerah. Tapi jangan dipaksa juga bisa spaneng. Pelan tapi sampai dan jangan ingin cepat jadi tulisan.
 Pertanyaan 16 dari Rachmi H., SMKN 1 TEGALSARI – BWI: “Dalam menulis selain menggunakan bahasa baku yang baik dan benar apakah diperbolehkan juga menggunakan istilah-istilah atau kata-kata yang unik/nyeleneh misalnya, Matur nuwun.
Untuk pertanyaan Rachmi H., kalau menulis resmi sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia standar, kalau yang ngga standar di WA dengan teman yang sudah familiar. Mtr bisa dibaca motor atau matur atau muter. nah...jadi bingung apalagi bahasa kita ada ratusan yang setiap kata tidak sama untuk setiap daerah.
Pertanyaan 17 dari Muh. Said, Makassar: “Berapa lama mengumpulkan konsep atau ide suatu tulisan untuk  dijadikan satu buku menurut pangalaman bapak.
Pak Said, tergantung kita pak, kalau saya ada yang satu tahun ada juga yang 4 tahun. Bisa mengambil momen-momen penting sehingga buku kita pas dan diperlukan orang.
Pertanyaan 18 dari Etik Nurinto, Kabupaten Pemalang: “Untuk menjadi penulis Perlu kreativitas dan kualitas agar tulisan kita bisa diterima oleh media baik online maupun cetak. Apa kiat-kiat khusus untuk menumbuhkan kreativitas agar tulisan berkualitas?
Pak Etik, untuk menimbulkan kreativitas kita memang harus baca juga tulisan orang lain dan mencari literatur pendukung baik text book maupun dari internet. Kemudian kita ramu sesuai dengan kemampuan kita dan gaya menulis kita. Insya allah pak Etik bisa. Jangan kalah sebelum mencoba.
Pertanyaan 19 dari Dayu Sastrika, Bali: “Adakah tehnik khusus atau trik-trik merangkai suatu kalimat untuk menulis, saya kadang merangkai kata-kata bermasalah, misalnya membuat PTK.
Pak Dayu Sastrika, trik merangkai suatu kalimat, sesuai kaidah dasar bahasa Indonesia, ada SPO dan adanya keterpaduan dan keruntutan kalimat satu dengan yang lain. Hindari membuat paragraf panjang apalagi sampai satu halaman. Idealnya dalam 1 halaman ada minimal 2 sampai dengan 4 paragraf. Sehingga pembaca tidak lelah. Dicoba terus dan terus dicoba lama-lama bapak terbiasa. Sukses selalu Pak Dayu, dari pulau dewata.
Pertanyaan 20 dari Astuti, Yogyakarta: “Tahun ini saya menang sebagai kepala sekolah berprestasi juara 3 di Kota Yogyakarta. Saya agak kesulitan menulis karya ilmiah. Mungkin Bapak punya tehnik bagaimana cara mengembangkan sebuah karya ilmiah.
Selamat Bu Astuti, keren sudah juara 3. Ada kiat sederhana untuk meningkatkan kualitas tulisan kita, yaitu dengan membaca juara 1 tingkat nasional atau provinsi di Indoesia. Nanti juga menjadi lebih bagus. Sekali lagi selamat dan kalau bisa adanya keunikan atau kekhasan yang baru dari tulisan yang diangkat ini menjadi daya tarik Juri.
Pertanyaan 21 dari Andy Muhtadin, Babel: “1. Agar tetap percaya diri dalam berkarya menulis bagi tips-tipsnya kepada kami pemula ini? 2. berapa lama Dr.Uswadin belajar menulis hingga dapat diterima pembaca khususnya penerbit?
Pak Andi di Babel, lumayan lama pak. Kita latihan di blog sendiri saja, kalau di blog sendiri langsung dimuat karena redaksinya kita. Untuk percaya diri sudah dijawab di pertanyaan sebelumnya. Tetap belajar, belajar dan belajar menulis. Jika terbiasa akan jadi nikmat.
selamat menunaikan ibadah puasa,
Pertanyaan 22 dari Bu Iez, Lumajang: “Menurut pengalaman Bapak selama mencoba menulis, berapa lama bapak gagal dalam menulis terutama yang diinginkan di media massa?
Gagal pernah, waktu masih mengirimkan tulisan pakai kertas belum email. sudah modal ngetik, prangko, ya karena belum pernah nembus, sementara ada teman yang sudah bisa tembus.  Tetap berusaha, dan Allah akan menghargai usaha kita dari jalan yang tidak disangka-sangka.
Pertanyaan 23 dari Sri indayani, Lamongan: “Dari keempat langkah untuk dapat menulis dengan baik, yang masih menjadi kendala bagi saya adalah: Pertama, menemukan ide. Yang kedua, merasa kesulitan untuk membuat kata-kata atau kalimat apalagi mengembangkan sampai panjang seperti yang di contoh. Bagaimana cara mengatasi kendala yang saya alami tersebut pak?
Bu Sri Indayani, ya kadang ide datangnya ngga diduga. Makanya pada saat muncul ide, tulis saja poinnya di buku atau kertas biar ngga hilang atau lupa. Yang kedua dalam merangkai kalimat bisa dibantu dengan mengutip pendapat atau dari kitab suci atau dari teori, nah kita bisa kembangkan. Usahakan ada keruntutan atau kekoherensian antarkalimat, insya allah enak dibaca. Jangan menyerah. Pada saatnya kita akan tersenyum dengan tulisan kita.
Pertanyaan 24 dari Alfi Nuazah, SMA NEGERI 1 LECES: “Yang ingin saya tanyakan bagaimana mengatasi writting block atau tiba-tiba ide kita macet ketika menulis?
Bu alfi Nuazah, jawaban saya sudah ada di pertanyaan sebelumnya. Inti kalau menghadapi kesulitan sehingga kita mandeg atau berhenti, sebaiknya berhenti duu. Tinggalkan dan kita rileks, bisa satu jam atau beberapa hari. Setelah ada ide lagi bisa kita lanjutkan. Jangan memaksakan menulis kalau sudah mentok, bisa spaneng. Pakai terori main layangan bisa juga. Kadang-kadang kendor dan kadang kencang sesuai kondisi angin. Semoga bisa menjawab. Tetap seangat.
Pertanyaan 25 dari Elly Mahayani: “Belajar, belajar dan belajar menulis. Bagaimana caranya menulis agar terhindar dari plagiarisme, karena terkadang ide yang kita miliki ada unsur kemiripan dengan ide orang lain.
Ibu Elly, sejujurnya tidak ada yang 100% murni pemikiran kita. Jadi kalau pendapat kita sama dengan orang lain sangat mungkin, tapi kalau apa yang ditulis orang kemudian sama persis dan dianggap diklaim tulisan kita maka itu plagiarism. Oleh karena itu, kita harus mencantumkan sumbernya jika mengutip pendapat orang lain. Dalam notasi ilmiah ini sudah diajarkan.
Pertenyaan 26 dari Suyatno, SMK Negeri 1 Sambeng Lamongan, Jawa Timur: “Bagaimana strategi menulis karya fiksi. Saya tiap mencoba untuk menulis karya fiksi tidak berlanjut. Mohon kiat dan trik agar kita cepat dalam menulis. Alhamdulillah saya sudah menulis 1 buku dengan topik Balanced Score Card. Buku ini merupakan hasil penelitian Tesis yang saya tulis kemudian saya jadikan buku. Prosesnya satu tahun lebih. Padahal tinggal edit materi sudah ada tapi jadinya lama sekali, membaca tulisan bapak di group tadi kelihatannya bapak butuh waktu tidak terlalu lama dalam menyelesaikannya mohon trik dan tipsnya Bapak.
Pak Suyatno, menulis fiksi memnag lumayan berat, karena perlu imajinasi yang tinggi, saya sendiri belum bisa. Saran saya bapak baca-baca dan pelajari karya fiksi yang populer nanti bapak akan dapat pelajaran berharga. Dan jangan menyerah. Biasanya kalau ada tantangan akan menghasilkan hal yang bagus jika kita tetap melanjutkan ikhtiar kita. Pelaut ulung bukan lahir dari laut yang tenang gelombangnya. Wah, keren pak Suyatno. Satu tahun jadi buku, saya ada yang 4 tahun baru jadi buku. Apalagi dari tesis bapak. Keren sekali pak, tetap lanjutkan.
Sekian dan mohon maaf apabila masih belum puas atas materi dan jawaban dari pertanyaan. Selamat berbuka dan jangan menyerah untuk bisa menulis sebagaimana kita kecil tidak takut jatuh saat belajar berjalan. Semoga Bapak Ibu semua sukses. Amiiin ya rabbal alamiiin.

Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Kamis, 30 April 2020 (21.57 wita)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

POIRHAQIE de KRISSIEN

BELAJAR = PEMAKSAAN PEMBIASAAN DIRI

TIDAK PAKE JUDUL