BELAJAR MENULIS SETIAP HARI
I.
Pengantar
Pada hari Rabu tanggal
29 April 2020 pukul 13.00 sampai dengan 15.00 wib, grup belajar menulis daring
gelombang tujuh mendapat materi dari seorang praktisi pendidikan dan seorang
guru, Dr. uswadin, M.Pd., dengan judul: Belajar, Belajar dan Belajar Menulis
Setiap Hari. Omjay sebagai moderator mengendalikan seluruh kelancaran
pemaparannya juga diskusinya berupa Tanya jawab.
II.
Bio
Data Pemateri
Nama :Dr. Uswadin, M.Pd.
Tmp/tgl lahr :Brebes, 15 Maret 1968
Pendidikan : S3 UNJ
Pekerjaan : Guru SMP Labschool Jakarta, dan
Kebayoran.
Kepala SMP Labschool Cibubur 2011 sd 2019
Pengembang Labschool UNJ
Status : Menikah dikarunia 2 anak
Alamat : Matraman, Jakarta Timur
Email : dinuswa15@gmail.com
Motto : Bermanfaatlah untuk sesama
III.
Materi
Pembelajaran
Ini
adalah contoh ide yang saya tulis di buku kecil sebelum hilang dan sebelum
menjadi tulisan lengkap. Ide ini muncul saat saya sedang santai. Dan karena
khawatir hilang maka langsung saya ambil ballpoin dan buku kecil untuk mencatat
poin-poin apa yang terlintas dalam kepala. Setelah poin-poin tersebut tertulis
maka pada waktu dan suasana yang tepat kita bisa tulis ide tersebut.
Setelah jadi tulisan
menjadi seperti ini.
Mengambil
Hikmah Di Balik Pandemi Covid-19
“Adanya sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini
adalah karena Allah swt akan memberikan hikmah di dalamnya. Allah telah
berfirman dalam kitab suci yang artinya: Tidak ada sesuatu yang sia-sia dari
penciptaan Allah (QS 3:191). Allah berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi
di bumi ataupun di langit, karena Dia adalah maha berkehendak (QS 85:16).
Peristiwa terjadinya Corona Virus di daerah Wuhan China di penghujung tahun
2019 dan akhirnya melebar hampir menyentuh seluruh negara di dunia sehingga
menjadi wabah pandemik yang dikenal dengan Pandemik Covid-19. Wabah virus
Corona telah merubah dunia secara mendadak, suasana keramaian yang semula
terjadi.…”
Tulisan yang telah
kita buat maka bisa dibagikan ke public. Bisa melalui blog kita atau melalui
media sosial yang lain seperti fb atau media cetak atau online. Tulisan yang sudah jadi saya coba kirim ke media online dan alhamdulillah bisa diterima
oleh redaksi. Saya mencoba kirim ke beberapa media online dan ternyata diterima juga.
Mengambil Hikmah di Balik Pandemi Covid-19 -
https://www.teraslampung.com/mengambil-hikmah-di-balik-pandemi-covid-19/
https://channel9.id/43292/mengambil-hikmah-dibalik-pandemi-covid-19/
Mengambil
Hikmah di Balik Pandemi Covid-19 -
https://klikanggaran.com/opini/mengambil-hikmah-di-balik-pandemi-covid-19.html
Selain media online kita juga mencoba dan
memberanikan diri untuk mengirimkan tulisan kita ke media cetak. Ada kebanggaan
tersendiri jika tulisan kita dapat dimuat apalagi di surat kabar yang sudah
populer atau berskala nasional. Tulisan yang di upload di blog sendiri
juga bisa menjadi media informasi kita. Contoh tulisan yang dimuat di blog
pribadi dan bisa dibagikan juga ke medsos kita seperti facebook atau wag.
PESANTREN BAITI JANNATI
Oleh: Uswadin
“Ada
yang menarik di awal-awal tahun 2020, tahun yang memiliki angka kembar yaitu
duapuluh duapuluh. Peristiwa pulangnya santri dari berbagai pondok pesantren ke
rumah masing-masing, bukan karena akhiru sannah atau akhir tahun,
bukan pula karena libur tengah semester. Pesantren yang memulangkan santrinya
pun bukan hanya satu atau dua pesantren saja, namun semuanya mulai pesantren
yang dikenal di seluruh negeri maupun pesantren biasa.
Pesantren
Tebu Ireng, Pesantren Gontor, Pesantren Assalam, Pesantren Daurut Tauhid,
Pesantren Darunnajah, Pesantren Darul Quran dan deretan nama pesantren lainnya
hampir semuanya memulangkan santrinya ke rumah masing-masing. Pemulangan santri
ini dikarenakan adanya wabah virus corona….”
Kalau kita terbiasa
menulis maka insya allah kita pun sebagai guru bisa tingkatkan menjadi sebuah buku.
Bisa dari buku pelajaran yang kita ampu. Karena kita sering menyampaikan hal-hal
terssbut setiap hari jadi akan mudah dituliskan dalam buku. Buku PKN kelas 7,
8, 9, dan 10. Dua buku sudah ISBN yaitu kelas 7 dan 9.
Pengalaman-pengalaman
dan tulisan-tulisan yang kita simpan dalam blog
maka bisa kumpulkan juga menjadi sebuah buku. Dengan menulis kadang-kadan ide-ide
baru muncul. Tidak hanya tulisan, kita pun juga bisa menulis syair yang dapat menjadi
sebuah lagu jika dinyanyikan. https://m.soundcloud.com/uswadin-labschool/hebatnya-negriku.
Selamat mencoba dan pasti bisa.
IV.
Tanya
Jawab
Pertanyaan 1: “Kalau hasil sebuah penelitian ilmiah mau
dijadikan Buku populer, apakah ada persyaratannya?”
Wah,
ini bagus sekali kalau dilakukan. Karena kalau hasil penelitian data dan
faktanya sudah bisa dikatakan valid. Berbeda dengan yang baru opini saja. Jadi
bisa saja dijadikan tulisan populer tinggal pengemasan yang lebih mudah dibaca
dan dipahami. Carannya antara lain dapat dilakukan dengan: 1. Mengambil latar
belakang dari penelitian ditulis lagi di bagian pendahuluan dengan bahasa yang
simpel saja. Bisa dipecah menjadi 2 bab. 2. Menyampaikan penemuan penting atau
ide penting apa dari penelitian tersebut. Ini bisa dibagi menjadi 3 atau 4 bab.
3. Rekomendasi apa dari penulisan tersebut dalam 1 bab. 4. Penutup atau
kesimpulan jadikan 1 bab. 5. Tambahkan gambar atau foto atau data yang membuat
tulisan menjadi lebih menarik.
Pertanyaan 2 dari Isminatun,
Sukoharjo: “Karya melimpah, tulisan
panjang dan tetap mempesona. Kalau saya mencoba menulis, pendek saja terasa
kurang mempesona. Apalagi yang panjang begitu. Tampaknya tulisan Bapak mengalir
deras seperti hujan lebat hingga membanjir. Bagaimana trik agar tulisan kita
mengalir dan mempesona?”
Bu
Ismi, saya sudah membaca blog ibu. Tulisannya
juga sudah bagus. Menulis menulis dan belajar menulis. Saya juga masih belajar.
Yang penting jangan dipaksakan kalau sedang tidak mood. Suasana batin sangat mempengaruhi dalam menulis. Sebelum di upload mimimal baca 3 kali dan nanti
kita akan menemukan kekuranagnnya. Syukur kalau ada kawan yang mau baca sebelum
di upload.
Pertanyaan 3 dari
Yeni, Pati: “Kalo mau mengirim tulisan ke
media online apakah ada persyaratan tertentu?” Kalo boleh, minta link atau chanel agar bisa mengirimkan tulisan.”
Bu
Yeni, kalau mau kirim tulisan media online
bisa lihat di bagian redaksi dan tata cara mengirim artikel di media tersebut.
Media online sangat butuh tulisan untuk
konten-konten mereka.
Pertanyaan 4 dari Dede
Idawati, Gresik: “Mohon arahan bagaimana
strategi menulis sebuah artikel untuk dimuat media cetak.”
Strategi
yang dilakukan adalah memantas-mantaskan dulu tulisan kita. Jika sudah dinilai
layak maka akan diteriman karena kita juga bersaing dengan tulisan-tulisan
lain. Ditolak atau tidak diterima jangan membuat kita putus harapan. Apalagi
sekarang hanya modal email.
Pertanyaan 5 dari Lusia,
Curup: “Materi yang sangat menarik,
Belajar, belajar dan belajar menulis. Bagaimana caranya menuangkan ide itu bisa
mengalir, saya sudah mencoba, suatu saat buntu, hilang ide itu, kalau boleh berbagi
sedikit lagi pak.”
Menuangkan
ide agar mengalir kita buat runtutan dulu dalam konsep-konsep kita. Setelah
kita anggap runtut baru tuangkan dalam tulisan. Setelah tulisan jadi kita baca,
baca dan baca. Kemudian tinggal beberapa waktu 1 atau 2 jam baru kita baca
lagi. Saya menulis yang di atas memerlukan waktu 4 jam dari konsep menulis dan
koreksi sampai jadi.
Pertanyaan 6 dari Suheri,
Tangerang: “Berapa lama 1 ide yang
didapat bapak kemudian diterjemahkan dalam bentuk tulisan? Setelah tulisan-tulisan
itu terkumpul berapa lama bapak dapat membuatnya menjadi buku dan bagaimana cara
menyatukan ide-ide terserak yang didapat tadi?”
Pak
Suheri, ide yang ditulis menjadi tulisan bergantung kita dan kesempatan serta
kemauan kita. Seperti contoh coretan saya dapat malam hari waktu tidak bisa
tidur karena ada ide. Jadi sekitar pukul 01.00 saya tuangkan ide tersebut di
kertas. Dan akhirnya saya bisa tidur. Dari coretan tersebut saya habiskan waktu
3 hari mencari waktu dan kesempatan yang pas dan tepat. Setelah itu saya
tuliskan lebih kurang 4 jam seperti jawaban sebelumnya. Menjadi buku tinggal
kita mengkompilasi dari blog kota
atau tabungan tulisan kita. Ini tergantung kita bisa tahunan. Buku sekolahku
inspirasiku 4 tahun.
Pertanyaan 7 dari
Candra, Langkat-SUMUT: “Bisa diceritakan
pengalaman bapak tentang tulisan pertama bapak yang diterima media online
ataupun cetak. Menurut bapak sebagai guru, bagaimana kondisi ruang yang
diberikan bagi kita para guru untuk mempublikasi tulisan kita?”
Pengalaman
pertama diterima tulisan kita di media sangat senang sekali. Kalau tidak salah
saya menuliskan judul Doa Guru Honor Naik Haji.
Pertanyaan 8 dari Rizky
Satrya, guru SDN Doyong 1 Tangerang: “Bagaimana
cara membangun kepercayaan diri dalam menulis?”
Pak
Rizky, awal memang tidak percaya. Tapi terus saja menulis, menulis dan belajar
menulis. Nanti kita akan mendapat kepercayaan diri. Gaya menulis orang tidak
sama pasti ada sisi-sisi lain yang dimiliki kita.
Pertanyaan 9: “1. Apa yang harus dilakukan jika di tengah
proses menulis tiba-tiba blank tidak bisa melanjutkan tulisan? 2.Bagaimana
caranya agar penulis bisa konsisten menulis? 3. Bagaimana ciri tulisan yang
disukai banyak orang.”
Jika saat menulis ngeblank, maka tanda kita perlu
istirahat. Otak dan kemampuan kita juga punya keterbatasan jadi perlu rest atau rilek dulu. Kalau sudah fresh tinggal lanjut. Jangan maksakan
kalau lagi ngeblank nulis, bisa
stress sendiri. Jadikan menulis sebagai hiburan. 2. Untuk konsisten memang
berat. Saya pun belum bisa setiap hari menulis, karena jangan memaksakan kalau
memang kita belum ada ide, menuliskan hal-hal yang biasa ditulis terus bisa
membuat pembaca bosan untuk membacanya. 3. Caranya ya, kita sering baca tulisan
orang-orang yang bagus sehingga terpengaruh dan terbawa bagus. Berlatih,
berlatih dan berlatih. Minta saran dari
orang lain juga bagus juga.
Pertanyaan 10 dari Bernad,
Toraja: “Kembali saya disegarkn dengan
materi hari ini, mnurut pengalaman Bapak, bagaimana mengatasi rasa tidak
percaya diri dengan apa yang ditulis?”
Pak
Bernard, rasa tidak percaya diri pasti muncul pak. Itu alamiah. Sama pada saat
orang baru belajar pidato, sudah bisa berdiri tenang di panggung saja sudah
bagus. Nah, untuk menulis pun demikian perlu latihan dan latihan, nanti kita
akan merasa kalau sudah terbiasa maka ada kenikmatan sendiri menulis. Di situ
akan muncul percaya diri.
Pertanyaan 11 dari Benny
Belang, Kupang: “Bagaimana mengembangkan
ide menjadi sebuah tulisan, jika ide yang muncul kapan saja itu mengandung banyak
hal yang tidak berhubungan?”
Pak
Benny Belang, wah kalau banyak ide tinggal ditangkap saja itu bagus pak.
Tuliskan ide-ide tadi dan kumpulkan mana yang setema atau serupa bisa mendukung
ide lain. Jika idenya berbeda 180 derajat maka itu bisa menjadi tulisan yang
banyak. Misal Covid 19 dengan disiplin, dengan tradisi, dengan ekonomi dengan
pendidikan ini bisa menjadi banyak tulisan
Pertanyaan 12 dari Prihariyani,
Semarang: “Kalau kita menulis dan membuat
sketsa/gambaran dari apa yang akan kita tulis dan wujud dari tulisan seperti
yang bapak sampaikan bisa cerpen, puisi, lagu terkadang resep masakan.
Bagaimana saran Bapak untuk blog yang akan kita kelola?” Apakah hanya satu
macam atau bisa bervariasi?”
Untuk
maslah tersebut bergantung Ibu, namun kalau kita membuat satu blog sebenarnya tidak masalah tapi ciri
khasnya kurang, saran saya ibu bisa manfaatkan sarana lain misalnya menggunakan
wordpress untuk resep, kompasiana
untuk cerpen, blog untuk puisi dan
lagu. Namun kendalanya kita harus sering juga mengunjungi akun-akun tersebut. Untuk
awal satu blog juga tidak apa-apa. Jika
menarik akan dibaca orang, kita bisa melihat statistik tulisan kita berapa yang
baca dan dari mana saja. Blog saya
sekitar PPKn, Pendidikan dan Kehidupan Sekolah.
pertanyaan 13 dari Hamdani,
Kepri: “Saya selalu terbentur pada ending
tulisan. Ada faktor kegagalan untuk menemukan ending yang baik, bagaimana mengatasinya,
Pak? O, ya saya lebih menyukai menulis fiksi/wacana naratif.”
Pak
Hamdani, luar biasa menulis fiksi itu perlu kretivitas dan imajinasi yang
tinggi, saya sendiri belum pernah menulis fiksi. Untuk membuat ending setahu saya ada beberapa
pendekatan. 1. Pembaca penasaran. Ini berarti akan ada lahir tulisan
berikutnya. 2. Pembaca sampai kesimpulan. Ini berarti ending bisa dibuat happy
ending atau sad ending atau
normal. 3. Apakah ada pesan moral yang ingin disampaikan. Siakan bapak cocok dengan
pilihan yang mana. Tulisan belum sempurna kalau tidak ada penutupnya. Pada
contoh tulisan saya, saya ingin agar kita tetap optimis dan husnudzon kepada Allah, inna maal usri yusro wa inna maal usri yusro.
Pertanyaan 14 dari Unih,
Subang: “Belajar, belajar dan belajar
menulis setiap hari. Rasanya saya masih baru belajar padahal sejak 39 tahun
yang lalu saya belajar tapi tulisan hasil belajar banyak yang hilang tak
berbekas. Itu kesalahan saya karena saya baru belajar, belum sampai belajar,
belajar dan belajar menulis. Terima kasih pak moderator dan bapak narasumber
hari ini, semoga saya bisa terus belajar, belajar dan belajar menulis sehingga
bisa mengikuti jejak para penulis handal. Pertanyaannya: “Kalau saya menuliskan
kumpulan studi kasus hasil pembelajaran di kelas tiap materi pelajaran nanti
masuk ke jenis buku apa ya?”
Wah,
ini menarik juga. Kalau studi kasus ibu bisa membuat buku tentang studi kasus,
buku-buku studi Kasus dari K Yinn dan Boldan bisa untuk referensinya. Kasus-kasus
itu menjadi lampirannya, keren. Misalnya Studi Kasus dalam Pendidikan di SMP,
pendekatan terori dan praktik.
Pertanyaan 15 dari Mukminin, Lamongan: “Bagaimana tips menulis bapak kok, bisa
menulis dengan mengalir begitu saja dan
panjang sekali.”
Pak
Mukminin Lamongan, saya juga masih belajar pak. Seperti di sampaikan di atas belajar,
belajar dan belajar. Jangan nyerah. Tapi jangan dipaksa juga bisa spaneng. Pelan tapi sampai dan jangan
ingin cepat jadi tulisan.
Pertanyaan 16 dari Rachmi H., SMKN 1 TEGALSARI
– BWI: “Dalam menulis selain menggunakan
bahasa baku yang baik dan benar apakah diperbolehkan juga menggunakan istilah-istilah
atau kata-kata yang unik/nyeleneh misalnya, Matur nuwun.”
Untuk
pertanyaan Rachmi H., kalau menulis resmi sebaiknya menggunakan bahasa
Indonesia standar, kalau yang ngga
standar di WA dengan teman yang sudah familiar. Mtr bisa dibaca motor atau
matur atau muter. nah...jadi bingung apalagi bahasa kita ada ratusan yang
setiap kata tidak sama untuk setiap daerah.
Pertanyaan 17 dari Muh.
Said, Makassar: “Berapa lama mengumpulkan
konsep atau ide suatu tulisan untuk
dijadikan satu buku menurut pangalaman bapak.”
Pak
Said, tergantung kita pak, kalau saya ada yang satu tahun ada juga yang 4 tahun.
Bisa mengambil momen-momen penting sehingga buku kita pas dan diperlukan orang.
Pertanyaan 18 dari Etik
Nurinto, Kabupaten Pemalang: “Untuk
menjadi penulis Perlu kreativitas dan kualitas agar tulisan kita bisa diterima
oleh media baik online maupun cetak. Apa kiat-kiat khusus untuk menumbuhkan
kreativitas agar tulisan berkualitas?”
Pak Etik, untuk
menimbulkan kreativitas kita memang harus baca juga tulisan orang lain dan
mencari literatur pendukung baik text
book maupun dari internet. Kemudian kita ramu sesuai dengan kemampuan kita
dan gaya menulis kita. Insya allah pak Etik bisa. Jangan kalah sebelum mencoba.
Pertanyaan 19 dari Dayu
Sastrika, Bali: “Adakah tehnik khusus
atau trik-trik merangkai suatu kalimat untuk menulis, saya kadang merangkai kata-kata
bermasalah, misalnya membuat PTK.”
Pak
Dayu Sastrika, trik merangkai suatu kalimat, sesuai kaidah dasar bahasa
Indonesia, ada SPO dan adanya keterpaduan dan keruntutan kalimat satu dengan
yang lain. Hindari membuat paragraf panjang apalagi sampai satu halaman.
Idealnya dalam 1 halaman ada minimal 2 sampai dengan 4 paragraf. Sehingga
pembaca tidak lelah. Dicoba terus dan terus dicoba lama-lama bapak terbiasa.
Sukses selalu Pak Dayu, dari pulau dewata.
Pertanyaan 20 dari Astuti,
Yogyakarta: “Tahun ini saya menang
sebagai kepala sekolah berprestasi juara 3 di Kota Yogyakarta. Saya agak
kesulitan menulis karya ilmiah. Mungkin Bapak punya tehnik bagaimana cara
mengembangkan sebuah karya ilmiah.”
Selamat
Bu Astuti, keren sudah juara 3. Ada kiat sederhana untuk meningkatkan kualitas
tulisan kita, yaitu dengan membaca juara 1 tingkat nasional atau provinsi di
Indoesia. Nanti juga menjadi lebih bagus. Sekali lagi selamat dan kalau bisa
adanya keunikan atau kekhasan yang baru dari tulisan yang diangkat ini menjadi
daya tarik Juri.
Pertanyaan 21 dari Andy
Muhtadin, Babel: “1. Agar tetap percaya
diri dalam berkarya menulis bagi tips-tipsnya kepada kami pemula ini? 2. berapa
lama Dr.Uswadin belajar menulis hingga dapat diterima pembaca khususnya
penerbit?”
Pak Andi di Babel,
lumayan lama pak. Kita latihan di blog
sendiri saja, kalau di blog sendiri
langsung dimuat karena redaksinya kita. Untuk percaya diri sudah dijawab di pertanyaan
sebelumnya. Tetap belajar, belajar dan belajar menulis. Jika terbiasa akan jadi
nikmat.
selamat menunaikan
ibadah puasa,
Pertanyaan 22 dari Bu
Iez, Lumajang: “Menurut pengalaman Bapak
selama mencoba menulis, berapa lama bapak gagal dalam menulis terutama yang
diinginkan di media massa?”
Gagal
pernah, waktu masih mengirimkan tulisan pakai kertas belum email. sudah modal
ngetik, prangko, ya karena belum pernah nembus, sementara ada teman yang sudah
bisa tembus. Tetap berusaha, dan Allah
akan menghargai usaha kita dari jalan yang tidak disangka-sangka.
Pertanyaan 23 dari
Sri indayani, Lamongan: “Dari keempat
langkah untuk dapat menulis dengan baik, yang masih menjadi kendala bagi saya adalah:
Pertama, menemukan ide. Yang kedua, merasa kesulitan untuk membuat kata-kata
atau kalimat apalagi mengembangkan sampai panjang seperti yang di contoh. Bagaimana
cara mengatasi kendala yang saya alami tersebut pak?”
Bu
Sri Indayani, ya kadang ide datangnya ngga
diduga. Makanya pada saat muncul ide, tulis saja poinnya di buku atau kertas
biar ngga hilang atau lupa. Yang kedua
dalam merangkai kalimat bisa dibantu dengan mengutip pendapat atau dari kitab
suci atau dari teori, nah kita bisa kembangkan. Usahakan ada keruntutan atau
kekoherensian antarkalimat, insya allah enak dibaca. Jangan menyerah. Pada saatnya
kita akan tersenyum dengan tulisan kita.
Pertanyaan 24 dari
Alfi Nuazah, SMA NEGERI 1 LECES: “Yang ingin
saya tanyakan bagaimana mengatasi writting block atau tiba-tiba ide kita macet
ketika menulis?”
Bu
alfi Nuazah, jawaban saya sudah ada di pertanyaan sebelumnya. Inti kalau menghadapi
kesulitan sehingga kita mandeg atau
berhenti, sebaiknya berhenti duu. Tinggalkan dan kita rileks, bisa satu jam
atau beberapa hari. Setelah ada ide lagi bisa kita lanjutkan. Jangan memaksakan
menulis kalau sudah mentok, bisa spaneng.
Pakai terori main layangan bisa juga. Kadang-kadang kendor dan kadang kencang
sesuai kondisi angin. Semoga bisa menjawab. Tetap seangat.
Pertanyaan 25 dari Elly
Mahayani: “Belajar, belajar dan belajar
menulis. Bagaimana caranya menulis agar terhindar dari plagiarisme, karena
terkadang ide yang kita miliki ada unsur kemiripan dengan ide orang lain.”
Ibu
Elly, sejujurnya tidak ada yang 100% murni pemikiran kita. Jadi kalau pendapat
kita sama dengan orang lain sangat mungkin, tapi kalau apa yang ditulis orang
kemudian sama persis dan dianggap diklaim tulisan kita maka itu plagiarism. Oleh
karena itu, kita harus mencantumkan sumbernya jika mengutip pendapat orang
lain. Dalam notasi ilmiah ini sudah diajarkan.
Pertenyaan 26 dari Suyatno,
SMK Negeri 1 Sambeng Lamongan, Jawa Timur: “Bagaimana
strategi menulis karya fiksi. Saya tiap mencoba untuk menulis karya fiksi tidak
berlanjut.” Mohon kiat dan trik agar
kita cepat dalam menulis. Alhamdulillah saya sudah menulis 1 buku dengan topik
Balanced Score Card. Buku ini merupakan hasil penelitian Tesis yang saya tulis
kemudian saya jadikan buku. Prosesnya satu tahun lebih. Padahal tinggal edit
materi sudah ada tapi jadinya lama sekali, membaca tulisan bapak di group tadi
kelihatannya bapak butuh waktu tidak terlalu lama dalam menyelesaikannya mohon
trik dan tipsnya Bapak.”
Pak
Suyatno, menulis fiksi memnag lumayan berat, karena perlu imajinasi yang
tinggi, saya sendiri belum bisa. Saran saya bapak baca-baca dan pelajari karya
fiksi yang populer nanti bapak akan dapat pelajaran berharga. Dan jangan
menyerah. Biasanya kalau ada tantangan akan menghasilkan hal yang bagus jika
kita tetap melanjutkan ikhtiar kita. Pelaut ulung bukan lahir dari laut yang
tenang gelombangnya. Wah, keren pak Suyatno. Satu tahun jadi buku, saya ada
yang 4 tahun baru jadi buku. Apalagi dari tesis bapak. Keren sekali pak, tetap
lanjutkan.
Sekian dan mohon maaf
apabila masih belum puas atas materi dan jawaban dari pertanyaan. Selamat berbuka
dan jangan menyerah untuk bisa menulis sebagaimana kita kecil tidak takut jatuh
saat belajar berjalan. Semoga Bapak Ibu semua sukses. Amiiin ya rabbal alamiiin.
Yolis Y. A. Djami (Tilong-Kupang, NTT)
Kamis, 30 April 2020 (21.57 wita)
mantul
ReplyDeleteHatur nuhun, Omjay.
Delete